Pernahkah Parents terpikirkan makanan daur ulang dari sampah dan dikonsumsi lagi oleh manusia? Membayangkannya saja pasti sudah membuat geli dan tahu kalau makanan itu sudah jelas tak layak bila dikonsumsi lagi.
Jika sebagian orang masih sering buang-buang makanan tetapi, di bagian negara lain tepatnya di Filipina ada kelompok masyarakat yang punya kebiasaan mengonsumsi makanan ‘sampah’ bernama Pagpag, lho.
Kira-kira seperti apakah hidangan tersebut? Yuk, simak informasinya berikut ini!
Sejarah Munculnya Hidangan Pagpag
Sebenarnya, Pagpag merujuk kepada istilah yang digunakan untuk debu yang melekat pada karpet atau pakaian. Akan tetapi, masyarakat Filipina juga menggunakan nama tersebut untuk daging yang dibuang, kemudian dicuci dan dimasak ulang jadi makanan murah.
Terhimpit ekonomi membuat sebagian warga di pemukiman kumuh Filipina tak mampu menikmati makanan bersih seperti orang kebanyakan. Menyiasati harga kebutuhan pokok dan daging yang mahal, munculah hidangan Pagpag.
Sumber: South China Morning Post
Dikutip dari CNN Indonesia, hidangan ‘sampah’ ini dimanfaatkan oleh para pemulung dan menjadi makanan populer di restoran kecil yang menghidangkan daging buangan dengan harga jual murah meriah.
Walaupun tidak sehat dan kotor, tetapi konsumen Pagpag meyakini jika makanan itu aman dikonsumsi karena telah dimasak ulang.
Melansir dari laman Next Shark, makanan nyeleneh ini mulai merajalela sejak 2008, bertepatan saat tingkat kemiskinan dan krisis pangan di Filipina kian meningkat.
Proses Pembuatan Pagpag
Melansir dari South China Morning Post, para pemulung daging ini mendatangi area pembuangan sampah dan mengais daging-daging yang telah bercampur dengan sampah lainnya. Mulai dari sampah rumahan hingga restoran cepat saji, mereka mengumpulkan seluruhnya.
Kemudian mereka akan menjual sekantong daging kepada restoran kecil seharga 20 Peso atau sekitar Rp5 ribu. Daging-daging itu langsung dicuci bersih, baik tulang ayam hingga bagian daging lainnya.
Sumber: South China Morning Post
Setelah daging sudah bersih, selanjutnya makanan itupun diolah dan dimasak kembali menjadi berbagai macam menu masakan yang dicampur adobo atau bumbu saus, rempah-rempah, juga sayuran. Hidangan ini akan disajikan dengan nasi hangat.
Tidak asal mengumpulkan daging, seorang pengepul bernama Salazar biasanya akan memilah dan memilih daging mana yang kondisinya cukup baik dengan mencubitnya. Seperti daging babi dan ayam lembek, ia tidak akan membawanya.
Sumber: South China Morning Post
“Kami memakan ini (Pagpag). Daging-daging ini dicuci bersih untuk menghilangkan bau dan agar rasanya jadi enak. Biasanya daging itu kami goreng atau tumis, lalu disantap bersama anak-anakku,” kata Salazar.
Selain mengais daging sisa, Salazar juga kerap mengumpulkan minyak, kecap, hingga nasi untuk dimasak kembali di rumahnya. Salazar dan ketiga anaknya sudah menikmati Pagpag sejak lama.
Artikel terkait: Indonesia Penyumbang Sampah Makanan Terbesar Kedua di Dunia: Stop Sia-Siakan Makananmu!
Pagpag Jadi Makanan Penyelamat
Murahnya Pagpag ini menjadi primadona bagi masyarakat kalangan bawah Filipina. Tradisi unik dan dianggap jorok tersebut malah digandrungi para penikmatnya, bahkan kian populer.
Seporsi Pagpag dijual 10 Peso atau setara Rp2.500. Seorang penduduk mengatakan jika makanan ‘sampah’ ini dapat membantu kehidupan mereka.
Sumber: South China Morning Post
“Dengan jenis kehidupan yang kami jalani, ini sangat membantu,” katanya dikutip dari Oddity Central.
Salah seorang pemilik kedai yang sudah ‘menyulap’ dan berjualan Pagpag selama 6 tahun menuturkan jawaban selaras jika hasil penjualan dari makanan daur ulang ini bisa memenuhi kebutuhan hidup.
Sumber: South China Morning Post
“Kami menjual ini untuk bertahan hidup. Pendapatannya (dari Pagpag) kami gunakan untuk kebutuhan hidup, dan orang-orang membutuhkan itu,” ujar Mama Rosita.
Soal rasa, dalam liputan kanal Asian Boss seorang pembeli mengatakan jika rasa dari tiap hidangan Pagpag ini sangat lezat dan tak tercium aroma busuk atau rasa aneh apapun. Bahkan, kuliner itu jadi favoritnya.
Otoritas Kesehatan Filipina Beri Peringatan
Otoritas kesehatan Filipina menilai jika Pagpag mempunyai risiko kesehatan. Pasalnya, daging tersebut diambil dari tempat sampah yang memungkinkan telah tercemar dari sampah lainnya, dimakan orang lain, juga tercemar bakteri Salmonella.
Alih-alih khawatir dengan kesehatan, Pagpag tetaplah populer dan para penikmatnya tak merasa takut menikmati makanan tersebut, adapula yang menyebut jika Pagpag bergizi dan lezat.
Sumber: Next Shark
“Mereka terpaksa melakukan hal itu karena tidak memiliki cukup uang untuk membeli makanan yang harus mereka siapkan,” kata Maria Theresa Sarmiento, manajer kesehatan dan gizi Philippine Community Fund.
Komisi Nasional Anti-Kemiskinan Filipina juga telah memperingatkan konsumsi Pagpag karena dapat menyebabkan sejumlah penyakit seperti hepatitis A, diare, kolera, dan tipoid. Sayangnya para pemilik warung mengabaikan karena belum pernah menemui konsumen meninggal karena konsumsi Pagpag.
Indonesia Juga Punya ‘Pagpag’
Tak hanya di Filipina saja lho, Parents rupanya di Indonesia juga ada makanan daur ulang. Hal ini pernah diliput oleh kanal Asumsi yang berkunjung ke tempat pembuangan sampah Bantar Gebang.
Dua warganya menuturkan punya kebiasaaan kerap menikmati makanan yang dipungutnya dari tumpukan sampah. Anay, influencer TikTok yang sejak kecil menetap di Bantar Gebang menyebutnya sebagai bukit surga.
Sumber: youtube/Asumsi
Dilansir dari laman Dream, Anay sering memungut makanan yang dibuang, terutama ayam goreng. Bahkan dirinya mengaku lebih suka ayam goreng bekas daripada yang masih baru.
Sama seperti Pagpag, Anay juga akan mengolah kembali ayam tersebut dengan baluran tepung dan digoreng. Entah mengapa, Anay menuturkan kalau ayam goreng buatannya terasa lebih enak.
Sumber: youtube/Asumsi
Selain Anay, seorang warga lainnya juga menuturkan suka memungut kembali ayam dan buah-buahan yang ditemuinya. Kemudian bahan makanan tersebut dicuci bersih dan diolah dengan racikan bumbu sendiri.
***
Melihat kebiasaan sebagian masyarakat di belahan negara lain masih tak bisa memeroleh makanan yang layak ini setidaknya dapat menjadi pelajaran, sekaligus pengingat agar kita lebih menghargai makanan. Yuk, mulai sekarang jangan sia-siakan makanan!
Baca juga:
Tips Kurangi Sampah Sisa Makanan, MasterChef Singapura Tantang dengan Bahan Unik!
11 Tempat Wisata Di Filipina yang Bisa Menjadi Tempat Favorit Kalau Berlibur
10 Makanan Halal Filipina Lezat, Mirip Hidangan Indonesia!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.