Kabar Baik, Penelitian Ungkap Risiko Long Covid Setelah Vaksinasi Kemungkinannya Kecil

Sudah sembuh, seseorang masih mungkin mengalami gejala long covid. Namun, bagaimana dengan orang yang sudah divaksin?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Vaksinasi sedang digencarkan di seluruh negara untuk memutus mata rantai penularan COVID-19. Terkait vaksinasi, baru-baru ini, studi menemukan seberapa besar kemungkinan seseorang mengalami long covid setelah vaksinasi.

Artikel terkait: Banyak Diburu, Kenali Efek Samping Vaksin Pfizer

Riset Terkait Long Covid Setelah Vaksinasi

Banyak orang yang telah dinyatakan sembuh total dari COVID-19 setelah menjalani perawatan. Namun, beberapa orang utamanya yang memiliki penyakit penyerta biasanya masih mengalami gejala setelah pulih.

Kondisi inilah yang dikenal sebagai "long hauler" sindrom setelah COVID-19 atau "long COVID-19". Penelitian menunjukkan bahwa orang lanjut usia dan orang dengan kondisi medis serius sangat rentan mengalami gejala long covid yang menetap ini.

Akan tetapi, orang muda yang sehat juga bisa mengalaminya, berminggu-minggu bahkan setahun lamanya setelah terinfeksi. Risiko ini juga mungkin terjadi pada orang yang sudah vaksinasi, tetapi dengan kemungkinan lebih kecil.

"Pemulihan akibat COVID-19 ini bisa memakan waktu, paling tidak selama satu tahun. Jika tidak dilakukan perawatan atau mengikuti panduan rehabilitas, maka long covid ini bisa saja memengaruhi produktivitas dan keseharian para pasien nantinya," tulis Tim Editorial penelitian dalam jurnal yang dipublikasikan di laman The Lancet. 

Dalam penelitian lain yang dilakukan di Inggris, seseorang berisiko mengalami gejala long covid 50% lebih kecil jika sudah mendapatkan vaksin lengkap dibandingkan orang yang tidak divaksin kemudian tertular.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Lancet Infectious Diseases pada awal September juga memaparkan bukti bahwa dua dosis vaksin brand besar sejenis Pfizer-BioNTech, Moderna, dan AstraZeneca menawarkan proteksi lebih kuat dalam melawan penyakit simtomatik atau gejala yang lebih parah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Hal ini (vaksinasi) berdasarkan studi sungguh menjadi bukti bahwa dosis vaksinasi ganda mengurangi risiko (long covid) secara signifikan," ujar Dr Claire Steves seorang ahli geriatri di King's College London sekaligus penulis utama studi.

Adapun gejala yang dirasakan dalam kurun waktu panjang meliputi kelelahan, sesak napas, kabut otak, jantung berdebar, dan gejala lainnya. Namun, tak menutup kemungkinan banyak kondisi misterius.

"Kami belum memiliki pengobatan untuk gejala COVID-19 yang lama," sambung Dr Steves. Dr. Steves juga menegaskan bahwa vaksinasi adalah solusi preventif yang sebaiknya dilakukan masyarakat.

Artikel terkait: Gejala Long Covid Bisa Bertahan hingga Setahun, Ini Penjelasan Studi Terbaru

Setelah Vaksinasi, Durasi Long Covid Lebih Singkat

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Senada, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit telah mengonfirmasi bahwa varian Delta yang sangat menular menyebabkan lebih banyak terobosan ini daripada versi virus lainnya, meskipun infeksi pada orang yang sudah divaksinasi penuh masih cenderung ringan.

Hipotesis ini didapat dalam data lebih dari 1,2 juta orang dewasa dalam Studi Gejala COVID-19, di mana sukarelawan menggunakan aplikasi seluler untuk mencatat gejala, hasil tes, dan catatan vaksinasi mereka.

Para peserta termasuk mereka yang menerima setidaknya satu dosis vaksin Pfizer, Moderna, atau AstraZeneca sepanjang kurun waktu 8 Desember dan 4 Juli, serta kelompok kontrol orang yang tidak divaksinasi.

Dari sekian juta orang yang vaksinasi lengkap, sebanyak 0,2 persen melaporkan adanya infeksi terobosan. Mereka yang mendapatkan infeksi terobosan dua kali lebih mungkin tanpa gejala dibandingkan mereka yang tidak divaksin lalu terinfeksi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Lebih rinci, data memaparkan bahwa kelompok yang sudah divaksin kemungkinan untuk dirawat inap di rumah sakit 73 persen lebih rendah dibandingkan kelompok yang terinfeksi dan tidak divaksinasi.

"Melakukan vaksin juga secara besar-besaran mengurangi risiko Anda terinfeksi," kata Dr Steves. Risiko yang lebih rendah itu berarti vaksinasi mengurangi kemungkinan COVID-19 lama terjadi.

Artikel terkait: 6 Alasan Efek Samping Vaksinasi COVID-19 Lebih Sering Dirasakan Perempuan

Jangan Sepelekan Vaksin COVID-19

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kendati demikian, studi yang telah dilakukan diakui para peneliti memiliki keterbatasan. Data yang dikumpulkan adalah milik mereka yang berinisiatif melaporkan bahwa mereka sudah divaksin. Diperlukan riset lanjutan dan terus-menerus untuk mereka yang memiliki gejala yang bervariasi berikut tingkat keparahannya.

Meskipun begitu, Dr. Steves berharap apa yang ia dan timnya temukan mendorong lebih banyak anak muda agar tidak menyepelekan pentingnya vaksinasi. Walaupun orang dewasa muda daya tahan tubuhnya lebih kuat dibandingkan orang berusia lanjut, mereka tetap mungkin terpapar COVID-19 bagaimanapun caranya.

"Berhenti melakukan aktivitas selama enam bulan dampaknya sangat besar terhadap kehidupan, tetapi itu rasanya tidak mungkin. Satu-satunya jalan adalah carilah informasi dan segera dapatkan vaksin Anda," pungkas Dr. Steves.

Demikian informasi terkait kemungkinan kecil adanya long covid setelah vaksinasi. Parents, sudahkah Anda divaksin?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga:

id.theasianparent.com/10-bulan-positif-corona

id.theasianparent.com/penularan-virus-corona

id.theasianparent.com/risiko-long-covid