Life skill merupakan pengetahuan berharga tentang kecakapan hidup yang sebaiknya diajarkan kepada anak sejak dini. Dengan life skill ini, anak-anak diharapkan bisa menyesuaikan diri dengan baik dalam hidup dan mampu berperilaku positif. Yuk, ketahui lebih jauh apa saja life skill untuk anak yang perlu diajarkan bahkan sebelum sekolah!
Jangan Hanya Mengejar Nilai Akademik
Pengertian life skill memiliki cakupan yang luas. Ini merupakan kecakapan yang tidak hanya didapatkan dari kegiatan akademik di sekolah saja. Faktanya, anak tak bisa mengejar nilai akademik semata untuk menjadi pribadi yang sukses di masa depan.
WHO dalam artikelnya yang diterbitkan dengan judul Life Skill Education For Children and Adolescent in School, memberikan definisi life skill atau kecakapan hidup. Yakni kemampuan untuk beradaptasi dan berperilaku positif, yang memungkinkan individu untuk menghadapi tuntutan dan tantangan kehidupan sehari-hari secara efektif.
Keterampilan tersebut termasuk pengambilan keputusan, pemecahan masalah, berpikir kreatif, berpikir kritis, komunikasi yang efektif, dan keterampilan hubungan interpersonal. Juga mencakup kesadaran diri, empati, mengatasi emosi, dan mengatasi stres.
Mengajarkan life skill pada anak di usia dini akan membantu mereka tumbuh dan berkembang menjadi anak yang mandiri dan mampu mengatasi masalahnya. Parents dapat melakukannya di waktu-waktu menyenangkan saat bersama si kecil, seperti saat bermain atau makan bersama. Tujuannya agar anak lebih mudah memahaminya.
7 Life Skill untuk Anak yang Sebaiknya Diajarkan Sejak Dini
1. Pengambilan keputusan
Membuat keputusan yang baik adalah keterampilan hidup yang harus dipelajari setiap anak sejak usia muda. Mulailah dengan keputusan dasar, misalnya memilih hanya salah satu dari es krim cokelat atau vanila, kaus kaki biru atau kaus kaki putih, bermain rumah-rumahan atau masak-masakan.
Ketika anak-anak mencapai usia sekolah dasar, mereka dapat mulai belajar tentang manfaat dari keputusan yang baik dan konsekuensi dari keputusan yang buruk.
2. Manajemen waktu
Mengajarkan anak manajemen waktu tidak hanya tentang mengukur waktu, tetapi juga bagaimana menyelesaikan tugas yang diberikan dan menjaga jadwal tetap rutin dilakukan. Mempelajari life skill ini juga membantu anak menjadi ahli dalam mengelola waktu.
Dengan begitu, si kecil dapat melakukan segalanya dengan teratur. Mulai dari tidur dan bangun sesuai jadwal hingga melakukan suatu pekerjaan tepat waktu.
Artikel terkait: Bukan Hukuman, Ini Penerapan Disiplin Positif yang Perlu Parents Lakukan kepada Anak
3. Kesehatan dan Kebersihan
Tidak ada kata terlalu muda untuk mulai mengajarkan anak tentang kesehatan dan kebersihan. Orangtua selalu menyuruh anak-anak untuk mandi, menyikat gigi, mencuci tangan, dan mengganti pakaian dalam, namun jarang memberi tahu mereka alasannya.
Nah, sebisa mungkin Parents dapat menjelaskan mengapa kesehatan dan kebersihan selalu menjadi bagian penting dalam keseharian di kecil. Parents dapat memulainya dengan membuat pengingat yang memungkinkan mereka untuk menandai setiap tugas menyangkut kebersihan dan kesehatan, seperti mencuci tangan sebelum makan.
4. Komunikasi
Komunikasi yang efektif adalah ketika anak mampu mengekspresikan diri, baik secara verbal maupun nonverbal. Anak yang mempelajari komunikasi yang baik akan mampu mengungkapkan pendapat dan keinginan, serta kebutuhan dan ketakutannya.
Anak juga dapat meminta nasihat dan bantuan pada saat dibutuhkan. Untuk melatih aspek ini, Parents dapat meluangkan waktu setiap hari untuk mendengarkan dan menanggapi anak saat bercerita.
5. Bersikap Empati
Empati adalah kemampuan untuk membayangkan seperti apa kehidupan orang lain, bahkan dalam situasi yang mungkin tidak familiar dengan si kecil. Empati dapat membantu anak untuk memahami dan menerima orang lain yang mungkin sangat berbeda dari dirinya.
Parents dapat mengajarkan empati pada anak dimulai dengan memberinya pemahaman tentang emosi dan bagaimana mengidentifikasinya, apakah itu perasaan marah, sedih, atau bahagia. Hal terpenting yang juga dapat menumbuhkan rasa empati pada anak adalah dengan memberi contoh bagaimana berempati kepadanya dan orang lain.
Artikel terkait: Dari Pelihara Hewan, Ayang Cempaka Ajarkan Empati dan Tanggung Jawab kepada Anak
6. Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisis informasi dan pengalaman secara objektif. Berpikir kritis dapat berkontribusi pada perkembangan anak dengan membantunya mengenali dan menilai faktor-faktor yang memengaruhi sikap, perilaku, dan situasi.
Salah satu cara terbaik untuk membangun pemikiran kritis pada anak adalah melalui permainan yang memberikan ruang kepada anak-anak untuk berkreasi sebebas mungkin. Seperti permainan mengambil peran, misalnya bermain dokter-dokteran atau polisi, membangun struktur, bermain monopoli dan ular tangga, atau permainan fisik di luar rumah seperti petak umpet.
Melalui permainan tersebut, anak-anak belajar merumuskan hipotesis, mengambil risiko, mencoba ide-ide mereka, dan membuat kesalahan. Mereka juga belajar menemukan solusi, yang semuanya merupakan elemen penting dalam membangun pemikiran kritis.
7. Mengambil Tantangan
Salah satu keterampilan terpenting yang dapat Parents kembangkan pada diri si kecil adalah kemampuan untuk mampu menghadapi tantangan, bangkit kembali dari kegagalan, dan terus mencoba. Dorong anak-anak untuk mencoba hal-hal baru dan biarkan mereka mengambil risikonya.
Contoh, permainan yang dapat melatih life skill ini seperti memanjat pohon atau mengendarai sepeda. Tawarkan tantangan baru ketika mereka tampak siap, misalnya, sesederhana membiarkan mereka untuk mengikat tali sepatunya sendiri.
****
Nah, itulah sederet life skill untuk anak yang bisa Parents ajarkan sejak dini. Adakah salah satunya sudah dipelajari si kecil?
Baca juga:
Fun Learning, metode belajar yang menumbuhkan minat belajar pada anak
Mendidik Anak Mandiri, Wulan Guritno Terapkan Disiplin Tinggi kepada Buah Hatinya