Tak sedikit kebudayaan tradisional Indonesia yang memiliki kaitan erat dengan legenda dan mitos. Seperti halnya legenda gunung semeru berikut ini.
Menjadi negara dengan ratusan gunung berapi aktif, tentu Indonesia rentan mengalami bencana gunung meletus.
Salah satunya, yang baru-baru saja terjadi di Jawa Timur. Pada Desember 2021 silam, gunung Semeru memuntahkan awan dan lahar panas.
Erupsi gunung tersebut memakan puluhan korban jiwa. Abu gunung Semeru menyelimuti berbagai daerah di sekitarnya, juga merusak berbagai bangunan dan infrastruktur.
Siapa sangka, Gunung Semeru memiliki legenda unik yang berhubungan dengan kisah dewa-dewi Hindu yang berusaha menjaga keseimbangan Pulau Jawa.
Apa sih cerita legenda Gunung Semeru tersebut? Simak bersama yuk, Parents!
Artikel terkait: Menjadi Objek Wisata Alam dan Budaya yang Menarik, Ini Legenda Danau Toba
Mengenal Gunung Semeru
Gunung Semeru merupakan satu dari ratusan gunung berapi aktif di Indonesia.
Puncak Gunung Semeru disebut Mahameru, yang memiliki ketinggian 3676 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Hal ini membuat Gunung Semeru menyandang predikat puncak tertinggi di Pulau Jawa.
Banyak pendaki yang menjadikan gunung ini sebagai objek pendakian. Gunung Semeru juga gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci (3805 mdpl) dan Rinjani (3726 mdpl).
Gunung ini mempunyai 3 danau, yakni Ranu Kumbolo, Ranu Pani, dan Ranu Regulo.
Artikel terkait: Tak Punya Empati, Tempat Pengungsian Korban Erupsi Semeru Jadi Tempat Syuting
Cerita Legenda Gunung Semeru
Salah satu keistimewaan Gunung Semeru adalah memiliki kisah legenda yang tersebar secara turun temurun sampai sekarang.
Cerita mitologi tersebut lekat dengan budaya Hindu dan memiliki dewa-dewi sebagai tokohnya.
Kisah ini dimuat dalam kitab Tantu Panggelaran di abad ke-15. Kitab Tantu Panggelaran memang memuat kisah penciptaan pulau Jawa.
Menurut kitab ini, Gunung Semeru adalah bagian dari Gunung Meru yang berada di India.
Konon, berdasarkan legenda tersebut, Gunung Semeru dipercaya merupakan paku bumi Pulau Jawa yang ditancapkan oleh para dewa.
Puncak gunung paling tinggi diyakini sebagai tempat bersemayamnya para dewa.
Masyarakat Jawa percaya bahwa dahulu, pulau besar yang mereka tempati awalnya mengambang di lautan, terombang-ambing oleh ombak.
Artikel terkait: Ditemukan Meninggal Berpelukan, Ini Kisah Rumini dan Ibunya Korban Erupsi Semeru
Hingga suatu ketika, Dewa Siwa mendatangi pulau tersebut, karena melihat pohon Jawawut, maka diberi nama Pulau Jawa.
Untuk mencegah pulau tersebut terombang-ambing di lautan, maka para dewa ini memutuskan untuk memakunya.
Mereka memindahkan Gunung Meru di India ke atas Pulau Jawa. Untuk memindahkan gunung tersebut ke Jawa, para dewa menjelma menjadi hewan.
Dewa Wisnu menjelma menjadi seekor kura-kura raksasa, kemudian menggendong Gunung Meru di punggungnya hingga Pulau Jawa.
Dewa Brahma, menjelma menjadi ular raksasa yang membelitkan tubuhnya bak paku untuk mengikat Gunung Meru.
Pada awalnya, Gunung Meru diletakkan di barat pulau Jawa. Sayangnya, hal ini membuat bagian timur menjadi terangkat sebelah sehingga pulau kembali tidak seimbang.
Akhirnya, para dewa memindahkan Gunung Meru ke timur. Saat membawa ke timur, bagian Gunung Meru tercecer sehingga membentuk barisan gunung dari barat ke timur.
Dewa Wisnu dan Brahma memutuskan untuk memotong Gunung Meru dan meletakkannya di bagian ujung atasnya sebagai penyeimbang.
Potongan bagian bawah gunung diletakkan ke barat dan kemudian menjadi Gunung Pawitra. Kini gunung tersebut dikenal dengan nama Gunung Penanggungan. Konon, gunung ini menjadi persemayaman Dewa Siwa.
Sementara itu, Gunung Meru diletakkan di bagian timur Pulau Jawa, kini dikenal dengan Gunung Mahameru. Kedua gunung itu kemudian disebut Paku Bumi Pulau Jawa.
Itulah cerita legenda gunung Semeru. Siapa sangka gunung tersebut tidak cuma memiliki pemandangan yang indah ya, tapi juga memiliki asal-usul yang menarik untuk disimak!
***
Baca Juga:
Legenda Joko Seger dan Roro Anteng, Awal Mula Suku Tengger dan Upacara Kasada
Gunung Semeru Erupsi, Apa Bahaya Abu Vulkanik bagi Kehidupan Manusia?