Kultum di bulan Ramadan merupakan ciri khas yang dilakukan oleh khatib. Seusai salat Tarawih, biasanya ulama akan menyampaikan pesan yang relevan dengan bulan Ramadhan sekaligus memotivasi umat Muslim untuk mendekatkan diri pada Allah. Sesuai namanya, kultum alias kuliah tujuh menit biasanya berlangsung dalam waktu singkat saja. Berikut ini inspirasi kultum Ramadhan singkat bagi Anda yang ingin melakukannya di rumah.
Contoh kultum Ramadhan yang seringkali disampaikan adalah tentang pentingnya sabar dan bersyukur. Di bulan suci ulama juga sering membahas keutamaan puasa, Nuzulul Qur’an, Lailatul Qadr, dan amalan-amalan lain yang dianjurkan di bulan Ramadhan.
Jelang bulan Ramadhan berakhir, ulama akan menganjurkan Muslim agar memberikan zakat fitrah, melakukan sholat tarawih dan witir, membaca Al-Qur’an, dan melakukan amalan baik lainnya.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Marhaban ya Ramadhan! Kita sudah memasuki bulan yang penuh berkah dan ampunan ini. Pada kesempatan ini, saya ingin berbicara tentang sabar.
Sabar merupakan sifat yang sangat penting dalam Islam. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu, dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran: 200)
Ayat ini mengajarkan kita bahwa sabar dan keteguhan hati adalah kunci untuk mendapatkan keberuntungan. Sabar juga merupakan salah satu dari empat sifat utama para nabi dan rasul yang harus kita contohi.
Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan pentingnya sabar dalam menghadapi cobaan dan ujian kehidupan. Beliau bersabda, yang artinya:
“Tidaklah seorang muslim ditimpa suatu kesedihan, atau kesakitan, atau kesusahan, atau gangguan, atau kegelisahan, bahkan hanya disengat oleh duri, melainkan Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya dengannya.” (HR. Bukhari)
Dari hadis ini, kita belajar bahwa setiap ujian dan cobaan yang kita alami adalah kesempatan untuk menghapus dosa-dosa kita jika kita sabar dan bersabar.
Oleh karena itu, mari kita coba untuk menjadi lebih sabar dalam menghadapi ujian-ujian kehidupan. Ingatlah bahwa setiap cobaan adalah sebuah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menghapus dosa-dosa kita. Semoga kita selalu diberikan kekuatan untuk sabar dan ikhlas dalam menjalani kehidupan ini.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Artikel terkait: 50 Kata Mutiara Menyambut Ramadhan yang Menyentuh dan Sarat Makna
2. Kultum Tentang Puasa
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Marhaban ya Ramadhan! Kita semua tahu bahwa puasa Ramadhan adalah salah satu dari lima rukun Islam yang wajib bagi setiap muslim yang sudah baligh dan mampu melakukannya. Namun, apakah kita sudah benar-benar memahami makna dan hikmah di balik ibadah puasa ini? Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan bahwa puasa Ramadhan diwajibkan kepada kita sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan meningkatkan keimanan serta ketakwaan kita.
Selain itu, puasa Ramadhan juga mengajarkan kita untuk bersabar dan mengendalikan hawa nafsu, sehingga kita bisa lebih memahami makna pengorbanan dan kasih sayang kepada sesama. Nabi Muhammad SAW juga bersabda, yang artinya:
“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadis ini, kita bisa belajar bahwa puasa Ramadhan bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga merupakan sebuah ibadah yang memiliki nilai pahala besar dan dapat menghapus dosa-dosa kita.
Oleh karena itu, mari kita lakukan puasa Ramadhan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, dengan harapan agar kita bisa menjadi lebih dekat dengan Allah SWT dan meningkatkan ketakwaan serta kesabaran kita dalam menghadapi cobaan kehidupan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
3. Ceramah Singkat Tentang Sedekah
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Hadirin, wal hadirat yang dimuliakan oleh Allah SWT. Marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, islam, dan sehat wal afiat sehingga kita dapat melaksanakan salat Jumat pada siang hari ini.
Selawat dan salam mari kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga dan sahabatnya. Semoga kita semua selaku umatnya mendapatkan berkah.
Sebagai umat Islam, kita harus senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Bagi siapa yang hari ini masih sama kadar keimanan dan ketakwaannya dengan hari sebelumnya adalah orang yang merugi. Sementara yang beruntung adalah dia yang mampu menjadi lebih baik setiap harinya.
Sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk menaruh simpati dan empati kepada orang lain yang berkekurangan, baik dari sisi finansial, kekeringan jiwa dan motivasi, maupun hal lainnya.
Hal tersebut tentu saja harus diwujudkan dalam bentuk perhatian khusus kepada mereka, misalnya dengan sedekah. Salah satunya dengan berbagi makanan, minuman, atau sebagian harta kita kepada mereka untuk dimanfaatkan dalam menjalani kehidupannya.
Dalam bahasa agama, hal tersebut merupakan ith’am. Laku ith’am kepada orang lain merupakan kebiasaan terbaik dalam Islam.
Bahkan, Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas al-Maliki al-Hasani dalam kitabnya yang berjudul Syaraful Ummatil Muhammadiyah, menyebutkan bahwa memberikan makan kepada orang lain merupakan bagian dari amal-amal yang paling diharapkan untuk mengantarkan kita masuk ke dalam surganya Allah SWT.
Hadirin yang dirahmati oleh Allah SWT. Memang amalan ith’am ini dapat menjadi pelebur dosa bagi orang yang melakukannya hingga menjadi bagian dari hal yang mewajibkan pengamalnya mendapatkan rahmat hingga ampunan dari Allah SWT.
Tidak sekadar imbalan surga bagi mereka yang memiliki kebiasaan berbagi makanan. Mereka juga mendapatkan pintu dan ruang khusus di surga.
Oleh karena itu, mari kita melakukan ith’am, khususnya, kepada orang-orang terdekat kita, anak-anak yatim dan fakir miskin yang berada di sekitar kita. Sebab, mereka adalah orang-orang yang ada di depan mata yang harus kita bantu semampu kita. Semoga kultum pada hari ini membawa keberkahan bagi kita semua.
Artikel terkait: 7 Lagu Religi Ramadhan Populer yang Bikin Parents Nostalgia
4. Kultum Ramadhan Tentang Istiqomah
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Marhaban ya Ramadhan! Kita semua tahu bahwa dalam kehidupan ini, tidak mudah untuk tetap istiqomah dalam berbuat dan beramal baik. Namun, sebagai seorang muslim, kita harus selalu berusaha untuk menjadi lebih istiqomah dalam melaksanakan kewajiban dan kebaikan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, yang artinya:
“Dan tetaplah istiqomah sebagaimana diperintahkan kepadamu, serta orang-orang yang kembali kepada Allah bersama denganmu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Hud: 112)
Dalam ayat ini, Allah SWT memerintahkan kita untuk tetap istiqomah dalam melaksanakan perintah-Nya, serta tidak melewati batas-batas yang ditetapkan.
Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan pentingnya istiqomah dalam berbuat dan beramal baik. Beliau bersabda, yang artinya:
“Sesungguhnya amal itu dinilai berdasarkan akhirnya. Barangsiapa yang akhirnya baik, maka seluruh amalannya baik. Dan barangsiapa yang akhirnya buruk, maka seluruh amalannya buruk.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadis ini, kita bisa belajar bahwa untuk mendapatkan pahala yang baik dari Allah SWT, kita harus tetap istiqomah dalam berbuat dan beramal baik sampai akhir hayat kita.
Oleh karena itu, mari kita selalu berusaha untuk menjadi lebih istiqomah dalam melaksanakan kewajiban dan kebaikan. Ingatlah bahwa setiap amal baik yang kita lakukan akan menjadi bekal untuk kebahagiaan di akhirat kelak. Semoga kita selalu diberikan kekuatan untuk tetap istiqomah dalam berbuat dan beramal baik. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
5. Ceramah Tentang Berzakat
Pada kesempatan kali ini, saya ingin mengingatkan kita semua tentang pentingnya zakat dalam Islam, terutama zakat fitrah sebagai salah satu kewajiban yang harus dikeluarkan oleh setiap muslim pada bulan Ramadhan.
Zakat merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim yang mampu. Zakat memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT atas rezeki yang telah diberikan kepada kita, sebagai bentuk solidaritas sosial antar sesama muslim, dan juga sebagai sarana membersihkan harta dari sifat-sifat yang tidak baik seperti keserakahan dan kecintaan terhadap dunia.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 177, “Bukanlah (termasuk) taqwa itu, menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat. Akan tetapi (termasuk taqwa itu) benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan) dan orang-orang yang meminta-minta. Dan (termasuk pula orang yang) memerdekakan hamba sahaya, menegakkan shalat, dan menunaikan zakat. Dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji. Dan orang-orang yang sabar dalam kesulitan dan penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (taqwa); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa”.
Dalil tentang zakat fitrah dapat ditemukan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Wajib atas setiap muslim untuk membayar zakat fitrah, yaitu satu sha’ dari kurma atau satu sha’ dari jelai, baik dia orang merdeka maupun budak, laki-laki maupun perempuan, dari golongan Arab atau bukan, dan aku perintahkan agar zakat fitrah tersebut dibayarkan sebelum orang-orang keluar untuk menunaikan shalat Id”.
Dari hadis tersebut, kita dapat memahami bahwa zakat fitrah merupakan kewajiban yang harus dikeluarkan oleh setiap muslim, baik yang merdeka maupun budak, laki-laki maupun perempuan, dari golongan Arab atau bukan. Zakat fitrah harus dikeluarkan sebelum shalat Idul Fitri dilaksanakan, dan besaran zakat fitrah yang harus dikeluarkan adalah satu sha’ dari kurma atau satu sha’ dari jelai.
Mari kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita dengan melaksanakan kewajiban zakat ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan dan kemampuan untuk melaksanakan segala perintah-Nya. Aamiin.
6. Kultum yang Mengingatkan Bersyukur
Bersyukur atau syukur merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat ditekankan dalam agama Islam. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat Ibrahim ayat 7, “Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
Dalil lainnya yang menguatkan pentingnya bersyukur adalah dalam surat Al-Nahl ayat 18, “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang.”
Dalam setiap kesempatan, kita harus selalu mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas semua nikmat-Nya yang telah diberikan kepada kita. Kita juga harus berusaha untuk selalu bersyukur dalam segala keadaan, baik itu dalam keadaan susah maupun senang.
Jika kita bersyukur kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan menambahkan nikmat-Nya kepada kita. Sebaliknya, jika kita mengingkari nikmat-Nya, maka kita akan diberikan azab yang sangat pedih.
Oleh karena itu, marilah kita selalu bersyukur kepada Allah SWT dan menghitung-hitung nikmat-Nya yang tak terhingga kepada kita. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan kepada kita untuk selalu bersyukur dan beribadah kepada-Nya dengan ikhlas dan penuh rasa syukur. Aamiin.
Artikel terkait: Niat Puasa Ganti Ramadhan, Waktu yang Diperbolehkan, dan Tata Cara Lengkapnya
7. Kultum Ramadhan Tentang Infaq
Infaq atau sedekah merupakan amalan yang sangat ditekankan dalam agama Islam. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 261:
“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Dalam hadits riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
“Seorang Muslim tidaklah menanam tanaman atau menanam pohon melainkan setiap buah yang diambil darinya baik oleh manusia atau binatang, maka akan dianggap sebagai sedekah dari dirinya” (HR. Bukhari Muslim).
Dalam bulan suci Ramadhan ini, mari kita meningkatkan amalan infaq kita. Kita dapat mengeluarkan sebagian harta kita untuk membantu sesama, baik itu dalam bentuk zakat, sedekah, atau bantuan sosial lainnya. Dengan mengeluarkan infaq, kita juga dapat memperoleh banyak kebaikan dan keberkahan dari Allah SWT.
Selain itu, dengan mengeluarkan infaq, kita juga dapat membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Kita dapat membantu memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan kepada kita untuk selalu berinfaq dan bersedekah, serta memberikan keberkahan dan kemanfaatan bagi kita dan orang lain. Aamiin.
8. Kultum Ramadhan Tentang Keutamaan Membaca Al-Qur’an
Pada bulan Ramadhan, umat muslim dianjurkan untuk meningkatkan ibadah mereka dengan membaca Al-Qur’an. Banyak sekali keutamaan yang Allah janjikan bagi mereka yang membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan. Berikut ini adalah beberapa di antaranya beserta dalilnya:
- Meningkatkan derajat di sisi Allah Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang membaca kitab Allah (Al-Qur’an) dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. (Mereka itu) untuk mendapat pahala yang sempurna dan untuk mendapat tambahan (karunia) dari sisi Kami. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fatir: 29-30)
- Mendapatkan pahala yang besar Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah, maka baginya satu kebaikan (pahala) dan satu kebaikan (pahala) dilipatkan menjadi sepuluh kebaikan yang semisal dengannya. Aku tidak mengatakan bahwa Alif-Lam-Mim itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)
- Mendapat syafaat dari Al-Qur’an Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya dia akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang yang membacanya.” (HR. Muslim)
- Menjadi petunjuk bagi kehidupan manusia Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Bukankah telah datang kepadamu petunjuk yang cukup melalui Al-Qur’an?” (QS. An-Nahl: 89)
Dari keutamaan-keutamaan tersebut, maka marilah kita memperbanyak membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan ini dengan ikhlas dan penuh keikhlasan, sehingga kita dapat meraih pahala yang besar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semoga Allah memudahkan kita dalam melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan ini. Aamiin.
9. Kultum Tentang Nuzulul Qur’an
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar, malam yang disebut sebagai malam yang lebih baik dari 1.000 bulan dalam agama Islam.
Nuzulul Quran adalah peringatan atas turunnya Al-Quran yang dianggap sebagai wahyu terakhir dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Peringatan ini biasanya dirayakan pada malam tanggal 17 Ramadhan. Sementara itu, Lailatul Qadar adalah malam yang dipercayai sebagai malam paling utama dan penuh berkah di antara sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Qadr ayat 1-3, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.”
Dalam ayat tersebut, Allah SWT menjelaskan bahwa malam Nuzulul Quran atau Lailatul Qadar lebih baik daripada seribu bulan. Artinya, ibadah yang dilakukan di malam tersebut memiliki nilai dan pahala yang sangat besar. Hadis Rasulullah SAW juga menyebutkan bahwa siapa saja yang melakukan ibadah di malam Lailatul Qadar dengan penuh iman dan harapan akan mendapatkan pahala sebanding dengan melakukan ibadah selama 1.000 bulan.
Hal ini sesuai dengan hadis dari Abu Hurairah yang menyebutkan, “Barangsiapa yang berdiri (shalat) di malam Lailatul Qadar dengan iman dan harapan (pahala), maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, mari kita manfaatkan sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan dengan beribadah dan meraih keberkahan di malam Lailatul Qadar. Kita juga perlu meningkatkan keimanan dan kebaikan dalam hidup sehari-hari agar kita bisa menjadi hamba yang lebih baik lagi di sisi Allah SWT.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah, keberkahan, dan rahmat-Nya kepada kita semua. Amin.
10. Kultum Tentang Golongan Orang yang Rugi di Bulan Ramadhan
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan kepada kita untuk dapat menjalankan ibadah puasa di bulan yang mulia ini. Saya ingin membagikan kultum tentang orang yang rugi di bulan Ramadhan.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 185, “Bulan Ramadhan adalah bulan di mana diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.”
Dari ayat di atas, dapat kita pahami bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat mulia dan istimewa karena di dalamnya diturunkan Al-Qur’an. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan ibadah kita dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, sayangnya masih ada beberapa golongan yang tidak memanfaatkan kesempatan ini dengan baik, sehingga mereka rugi di bulan Ramadhan. Golongan-golongan tersebut adalah sebagai berikut:
- Orang yang menganggap biasa bulan Ramadhan. Mereka tidak merasakan keistimewaan bulan Ramadhan dan menjalani kehidupan seperti biasa-biasa saja.
- Orang yang beramal baik hanya saat bulan Ramadhan. Mereka hanya melakukan ibadah di bulan Ramadhan saja, sedangkan di luar bulan Ramadhan, mereka tidak menjalankan ibadah dengan konsisten.
- Orang yang hanya menahan haus dan lapar. Mereka hanya berpuasa tanpa memperhatikan makna dan tujuan dari berpuasa. Mereka hanya menahan haus dan lapar, sedangkan dalam ibadah lainnya, mereka tidak memperhatikan dengan serius.
- Orang yang tidak memanfaatkan waktu. Mereka melewatkan waktu di bulan Ramadhan dengan tidak melakukan ibadah, sehingga mereka tidak mendapatkan keuntungan yang besar di bulan Ramadhan.
- Orang yang tetap maksiat di bulan Ramadhan. Mereka tetap melakukan perbuatan dosa dan maksiat di bulan Ramadhan, sehingga tidak ada perubahan yang signifikan dalam kehidupan mereka.
Oleh karena itu, kita harus menjadikan bulan Ramadhan sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan meningkatkan ibadah kita. Kita harus berusaha untuk memahami makna dan tujuan dari berpuasa, serta melakukan amalan-amalan yang baik dan bermanfaat untuk diri sendiri dan lingkungan sekitar kita. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan dan kemudahan dalam menjalankan ibadah di bulan yang mulia ini. Aamiin.
Demikian contoh kultum Ramadhan singkat yang bisa menjadi pengingat agar senantiasa mendekatkan diri pada Allah dan beramal baik di bulan suci. Selamat beribadah puasa!
Baca Juga:
8 Hadist Tentang Ramadhan, Bulan Penuh Keistimewaan dan Keberkahan
Mengetahui Sejarah Puasa Ramadhan yang Diturunkan Melalui Surat Al-Baqarah
Ternyata Begini 6 Cara Rasulullah Menyambut Ramadhan, Yuk Diamalkan!