Siapa di anatara Mom yang mengalami kulit kering ketika hamil?
Saya, ibu dari satu anak dan saat ini sedang menjalani kehamilan anak saya yang kedua. Menjalani kehamilan anak pertama dan kedua tentu ada perbedaan dan persamaan.
Perbedaan signifikan yang terjadi pada kehamilan saya yang pertama yaitu tidak mual dan mabok sama sekali, sedangkan kehamilan kedua ini sering mual, mual jika mencium aroma masakan dan juga wewangian. Kondisi pada kehamilan pertama juga saya selalu ingin berada di luar rumah, entah untuk bekerja, kuliah, atau sekedar hang out.
Berbeda dengan kehamilan kedua, saya tidak bisa keluar rumah. Hal ini bukan dikarenakan pandemi saja, namun apabila saya keluar rumah badan rasanya lemas dan ingin muntah. Dulu, saya kira hal-hal seperti ini hanyalah mitos, namun ternyata tidak. Kehamilan yang dirasakan setiap ibu akan berbeda-beda bahkan saat mengalami kehamilan anak pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.
Kulit Kering Ketika Hamil
Persamaan yang paling terlihat saat kehamilan pertama dan kedua, kulit kering ketika hamil!
Padahal, saya sudah mencoba untuk rutin minum air mineral sehari sebanyak 2 liter. Berbagai vitamin sudah saya konsumsi, susu kehamilan saya minum setiap hari.
Namun, ini tidak menutup kemungkinan kulit tetap kering. Tidak hanya di bagian badan saja, di area sekitar bawah mulut pun kulit ikut kering dan menghitam, bahkan beberapa kali sempat terkelupas. Bagaimana rasanya? Tentu sakit sekali, periih… terkadang saya menangis karena tidak dapat menahan rasa perihnya.
Pada beberapa sumber di internet yang saya baca, kulit kering ketika hamil memang wajar. Hal ini merupakan salah satu faktor hormonal yang terjadi secara alamiah saat kehamilan terjadi.
Setiap kulit orang berbeda-beda, sehingga pada saat hamil tingkat kelembapan kulit setiap ibu juga berbeda. Ada yang saat hamil kulitnya sangat lembap dan bagus. Ada juga yang kulitnya jadi sangat kering, menghitam, bahkan sampai gatal.
Kulit kering pada saya sendiri terjadi pada kehamilan usia 11 minggu hingga 1 bulan setelah melahirkan. Trimester satu kulit area bawah mulut menghitam dan mengelupas, trimester dua membaik namun masih hitam, trimester tiga kulit masih hitam dan mengelupas lagi, setelah lahiran syukurnya kunjung membaik.
Upaya yang Saya Lakukan, Kulit Kering Ketika Hamil
Hal yang saya lakukan untuk mengatasi kulit kering tentunya saya sering gunakan face oil, hand body, dan pelembab yang aman untuk ibu hamil.
Walaupun dalam waktu dekat tidak ada hasil yang memuaskan secara signifikan, namun setelah lahiran 1 bulan kulit saya menjadi lembab dan Kembali normal. Kulit kering dan menghitam pada area bawah mulutpun memudar.
Lalu, bagaimana dengan keseharian ibu hamil yang kulitnya kering namun harus tetap make up setiap hari?
Pada kehamilan pertama, saya adalah ibu hamil yang bekerja dan pekerjaan tersebut mengharuskan saya untuk make up setiap hari. Tentu berat menjalani aktivitas yang diharuskan tampil sempurna saat hamil. Tetapi, semua itu menjadi tantangan bagi saya dan memotivasi saya untuk merawat diri lebih baik.
Untuk mencegah kerusakan kulit, sebelum menggunakan make up saya gunakan pelembab dulu, kemudian saya make up dengan memilih make up yang berbahan ringan dan aman untuk ibu hamil.
Seperti bedak saya gunakan bedak tabur yang ringan, eye liner agar menghindari alergi saya ganti dengan sifat mekkah, lipbalm juga selalu saya gunakan sebelum pemakaian lipstick. Malam setelah saya sampai rumah, saya membersihkan wajah dan membiarkan kulit saya menggunakan masker alami seperti lidah buaya agar kulit saya tidak iritasi dan bisa membantu sedikit kulit kering saya agar terjaga.
Masker untuk ibu hamil tidak lupa selalu saya gunakan. Untuk badan, tentu saya selalu gunakan lotion. Tangan dan kaki selalu saya beri lotion paling tidak 5jam sekali. Bagian perut yang semakin membesar juga membuat kulit perut menjadi kering, bahkan gatal.
Saya gunakan cream stretch mark untuk menghindari gatal dan mencegah terjadinya stretch mark pada bagian berut dan paha. Saya gunakan cream stretch mark setiap hari, namun pada trimester tiga kehamilan pertama stretch mark di perut tetap muncul.
Dari pengalaman tersebut saya belajar bahwa kulit saya memang cenderung tipis dan agak sensitive. Awalnya, saya sempat berpikir bahwa percuma saya memakai cream stretch mark, percuma saya perawatan tubuh dan wajah jika kulit tubuh saya tetap kering, kulit wajah tetap menghitam, dan perut saya terdapat stretch mark.
Namun, setelah melahirkan saya menyadari bahwa perawatan tetap perlu saya lakukan. Dengan pencegahan sejak awal, setelah melahirkan kulit saya kembali normal, stretch mark di perut mulai memudar. Bahkan semua perawatan yang saya gunakan pada akhirnya saya abadikan di channel youtube saya, Lulu Nike.
Jadi, kalau di antara Mom mengalami kulit kering ketika hamil, nggak usah panik berlebihan ya. Tapi, perawatan kulit sehari-hari tentu saja jangan sampai diabaikan juga, ya.
Ditulis oleh Lulu Nike, VIPP Member theAsianparent ID
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.