Bagi sebagian perempuan, dimadu menjadi hal yang tak pernah terbayangkan sebelumnya dalam menjalin kehidupan pernikahan. Seperti halnya yang dialami salah seorang pembaca TheAsianparent Indonesia yang membagikan kisah bahwa sang suami meminta untuk menikah kembali. Menggunakan akun anonim, curahan hati korban poligami ini dibagikan kepada para Bunda pengguna anggota kemunitas theAsianparent.
Ia menceritakan kisah hidupnya, dengan harapan bisa lebih lega menceritakan kisahnya tanpa ada yang menghakimi. Ia pun ingin meminta dukungan dan saran kepada sesama perempuan dan istri lainnya.
Dengan penuh pilu, sang Bunda yang tengah hamil menuturkan detail kisah dan alasan sang suami ingin menikah kembali. Begini kisah selengkapnya.
Curahan hati korban poligami “Aku sedang hamil, suamiku ingin menikah lagi…”
“Assalamualaikum.. salam Bunda semua, maaf sebelumnya saya anonim karena saya rasa ga pantes ngepost ini dengan identitas asli. Postingan ini agak panjang jadi saya berterima kasih untuk bunda yang bersedia membaca dengan baik dan memberi saya nasehat.
Saya seorang ibu yang sedang hamil anak ke-3, saya punya suami yang sangat saya hormati dan cintai, dia baik dan bertanggung jawab, segala keperluan tercukupi. Saya dan suami memulai keluarga dari nol, dari suami yang bukan siapa-siapa sampai sekarang berpangkat dan Alhamdulillah punya perusahaan sendiri juga.
Suami sayang kepada saya, dia punya emosi yang tinggi jadi saya harus jadi istri yang penurut agar tidak terjadi cekcok. Tapi saya selalu mengalah dan tidak pernah cari masalah, sehingga rumah tangga kami jauh dari cekcok,
Artikel Terkait : Benarkah suami penyebab stres ibu dua kali lipat dibandingkan anak? Suami wajib tahu!
Beberapa kali suami selingkuh, saya selalu memaafkan
Suami punya nafsu seks yang tinggi, dan saya selalu menyanggupinya. Seminggu kami berhubungan badan bisa 5-6 kali.
Selama perjalanan pernikahan, suami beberapa kali mencurangi saya dengan perempuan lain (kejadian 8-10 tahun yang lalu). Tapi saya selalu memaafkan dan kemudian dia bertobat.
Saya tetap mencintainya tanpa kurang, dan puncaknya ada di beberapa bulan ini. Suami saya sering kodein saya tentang poligami yang baik, tentang sunah rasul yang sebenarnya, yang tidak menyakiti istri pertama dan anak-anak, yang bisa membuat akur istri pertama dan kedua.
Saya selalu diam kalau dia kode-kode begitu. Saya ajak bercanda yang lain, walaupun hati saya terluka.
Suami ingin menikah lagi dengan kawan lama saya
Kemudian beberapa minggu ini suami saya mulai diam-diam membohongi saya, dia berkunjung ke rumah seorang perempuan, menemui keluarga perempuan itu, dengan cara yang baik dan tidak berzina.
Sebagai catatan, saya kenal perempuan ini dari 9 tahun yang lalu sebagai teman jauh, entah kenapa tiba-tiba dia hadir lagi saat ini.
Kemudian suami menyampaikan niatnya kepada saya, dia ingin poligami dengan cara yang baik dan jujur, dia tak ingin berbuat dosa tapi saya cuma bisa nangis.
Dia sudah beberapa kali menghindari perempuan ini, tapi entah kenapa perempuan ini tidak bisa hilang dari hatinya. Daripada jadi zina dan maksiat maka dia niatkan untuk menikahinya, dia selalu minta petunjuk dalam tahajud.
“Menangis… mengenang perjuangan kami…” Jeritan hati istri korban poligami
Saya nangis sejadi-jadinya tanpa mengamuk, saya nangis dalam pelukan suami, mengenang dan mengingat semua perjalanan hidup kami. Dari suami dengan gaji 1 jutaan sampai sekarang bisa 40 jutaan. Dari suami yang pernah kerja harian sampai hari ini hidup sangat alhamdulillah.
Dulu kami pernah susah untuk belanja, beli baju lebaran juga bisa dihitung beberapa tahun sekali. Dulu hidup susah sekali sampai untuk makan ikan saja 1 ekor kecil masih harus dipotong 2 agar cukup sampai sore.
Suami sangat mengerti pengorbanan saya dan berjanji tidak akan meninggalkan saya dan akan menjadikan saya tetap yang terbaik. Saya seorang istri yang setia dan penurut, selalu memanjakan suami dan membuat hatinya senang.
Tapi memang dia punya hasrat lebih terhadap perempuan. Saya sangat sedih dan menangis semalaman sampai pagi ini. Dan masih menangis ketika saya mengetik postingan ini.
Pergi atau harus bertahan?
Bunda yang bisa merasakan isi postingan ini, saya butuh nasehat dan masukan, untuk menjadi bahan pertimbangan saya tetap bertahan atau memilih pergi.
Jika saya bertahan, maka saya harus terima dimadu karena jika saya paksa untuk tidak dimadu, suami tidak akan bahagia dan diam-diam main belakang, saya tidak mau.
Jika saya pergi, bagaimana nasib kedua anak saya dan calon bayi dalam rahim saya yang akan besar tanpa orangtua lengkap. Sementara selama ini kami selalu bersama dan bahagia, anak-anak sangat menyayangi ayahnya.
Keluarga kami sungguh jauh dari masalah kecuali yang dibuat suami dan selalu saya maafkan. Bahkan banyak yang salut kepada kami sebagai pasangan yang ideal. Kami nikah muda dan awet bahkan aib suami tidak pernah keluar kemana-mana.
Untuk catatan, suami sampaikan kepada saya kalau perempuan itu berpesan pada suami untuk tidak meninggalkan saya dan tetap menyayangi saya. Kata suami, perempuan itu hatinya baik, dewasa juga sama seperti saya, makanya dia yakin pilihannya tepat.
Bunda, lebih kurang begitulah ceritanya, jika saya curahkan semua, tidak akan cukup untuk dibaca seharian. Terima kasih sebelumnya.
Terima kasih banyak untuk support bunda semua yang membuat saya terharu. Akan saya saring setiap masukan yg bunda-bunda berikan.
Tambahan untuk informasi saja Bun, saya seorang mualaf yang taat, berjilbab, mengaji, sholat, dan puasa. Maaf saya minta pendapat disini karena saya malu untuk memberi tahu keluarga. Saya juga selalu minta petunjuk dalam setiap sujud dan doa, semoga saya mendapat petunjuk terbaik dari Allah.”
Poligami dalam Islam
Terkait masalah poligami, aktris sekaligus ustadzah, Oki Setiana Dewi mengungkapkan pendapatnya. Menurutnya, memang poligami tertulis di Al-Quran. Namun, Allah SWT menetapkan berbagai aturan yang jelas dan tegas terkait dengan hal ini.
“Poligami itu memang ada di surat An-Nisa ayat 3. Bunyinya: Nikahilah wanita-wanita yang kamu senangi, 1, 2,3 atau 4. Tapi jika kamu tidak bisa berlaku adil, pilih satu saja. Sementara di surat An-Nisa ayat 129 dikatakan sekali-kali kamu tidak dapat berlaku adil. Dalam hal ini adil dimaksudkan, adil dalam perasaan, soal cinta, itu kita tidak bisa adil. Kenapa tidak bisa, karena memang cinta itu pemberian dari Allah. Tapi kalau pembagian hari, bepergian itu juga harus adil,” ucap Oki Setiana Dewi
Konsep yang harus digarisbawahi menurut Oki ialah perilaku suami yang harus adil dan benar-benar paham akan ilmu agama. Menurutnya, berpoligami bukan sesuatu yang diharuskan atau dianjurkan, hanya dibolehkan saja.
“Poligami itu bukan sesuatu yang dianjurkan, tapi memang dibolehkan. Jadi itu hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang ilmunya sangat baik agamanya, karena berlaku adil itu sulit,” pungkasnya.
Baca Juga :
Tak perlu poligami, pria ini berniat mendapat pahala dengan menafkahi ratusan janda
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.