Pernahkah mendengar tentang kontrol impuls? Beberapa orang tua mungkin pernah mendengarnya, tetapi masih banyak pula yang asing dengan istilah ini. Padahal, kontrol impuls termasuk sebuah kemampuan penting yang seharusnya dikelola dan ditingkatkan sejak usia dini.
Kontrol impuls adalah akar dari semua masalah perilaku yang terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Misalnya anak berusia 5 tahun yang kerap memukul atau mengamuk saat tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Begitu pun pada remaja berusia 14 tahun yang mungkin kerap bertindak tanpa memikirkan konsekuensinya, seperti berkelahi maupun mengonsumsi alkohol. Hal tersebut kemungkinan bisa terjadi akibat kontrol impuls yang buruk pada anak.
Artikel Terkait: Penelitian; Menghukum Anak dengan pukulan Memengaruhi Perilakunya Hingga Dewasa
Perkembangan Kontrol Impuls pada Anak
Lobus frontal merupakan bagian otak yang bertugas untuk mengendalikan impuls. Kontrol impuls membantu seseorang mengatur emosi dan suasana hatinya. Pada anak-anak, bagian ini belum berkembang begitu sempurna pada anak.
Melansir Psychology Today, otak belum sepenuhnya terbentuk sampai anak berusia pertengahan 20-an. Pemikiran logis muncul (baru permulaan) sekitar usia 4 tahun. Anak-anak yang “berperilaku buruk” sama sekali belum memiliki keterampilan untuk menangani emosi yang mereka alami.
Inilah sebabnya mengapa balita lebih cenderung bertindak berdasarkan keinginan mereka, seperti menarik mainan dari tangan teman, daripada meminta dengan baik-baik. Namun, seiring bertambahnya usia mereka kemampuan untuk mengontrol impuls seharusnya juga ikut berkembang.
Artikel Terkait: Anak Suka Menyalahkan Orang Lain? Kenali Penyebab dan Dampaknya!
Jenis-Jenis Gangguan Kontrol Impuls
Ketika orang tua merasa perilaku anak tidak membaik seiring bertambahnya usia mereka, kemungkinan terjadinya gangguan kontrol impuls perlu dipikirkan. Kondisi gangguan kontrol impuls mengacu pada kesulitan yang dimiliki beberapa orang dalam menghentikan diri mereka sendiri untuk terlibat dalam perilaku tertentu.
Gangguan kontrol impuls disebut juga sebagai Impulse Control Disorder (ICD). Gangguan kontrol impuls adalah sekelompok perilaku yang menyebabkan ketidakmampuan untuk menolak tindakan impulsif atau perilaku yang dapat membahayakan orang atau orang di sekitarnya.
Melansir Boston Medical Center, ada enam jenis perilaku yang termasuk gangguan kontrol impuls, yakni:
- Trichotillomania (menarik rambut sendiri yang tidak terkendali);
- Gangguan eksplosif intermiten (ketidakmampuan untuk mengendalikan impuls kekerasan);
- Perjudian patologis (dorongan tak terkendali untuk berjudi);
- Kleptomania (ketidakmampuan menahan keinginan untuk mencuri);
- Pyromania (ketidakmampuan untuk mengendalikan dorongan untuk membakar);
- Gangguan kendali diri lain termasuk kecanduan seksual dan belanja kompulsif.
Gejala Gangguan Pengendalian atau Kontrol Impuls pada Anak
Perilaku yang menunjukkan adanya gangguan pengendalian diri pada anak-anak maupun orang dewasa tentu berbeda. Melansir Healthline, beberapa gejala yang paling umum terlihat pada semua kelompok umur meliputi:
- Berbohong
- Mencuri atau kleptomania
- Menghancurkan properti
- Menunjukkan kemarahan yang meledak-ledak
- Memiliki ledakan tiba-tiba, baik fisik maupun verbal
- Menyakiti orang lain dan hewan
- Menarik rambut kepala sendiri, alis, dan bulu mata, atau trikotilomania
- Makan secara kompulsif atau makan berlebihan
Anak-anak dengan masalah kontrol impuls mungkin biasanya memiliki lebih banyak masalah di sekolah, baik secara sosial maupun akademis. Tanda yang paling terlihat, mereka cenderung gagal mengerjakan tugas sekolahnya dan kerap berkelahi dengan teman sebayanya.
Artikel Terkait: 10 Tips Membesarkan Anak dengan Perilaku Positif
4 Cara Melatih Anak Kendali Diri Sejak Dini
Pengendalian diri pada anak memang belum berkembang dengan baik. Itulah sebabnya mereka kerap berbuat buruk tanpa memikirkan konsekuensinya.
Oleh sebab itu, orang tua berperan penting mengajarkan pada mereka kontrol emosi dan perasaannya sejak dini. Melansir laman Verywell Family, inilah beberapa cara yang bisa orang tua lakukan.
1. Ajarkan Anak untuk Melabeli Perasaan Mereka
Anak-anak yang tidak mengerti atau tidak tahu bagaimana mengomunikasikan emosi mereka secara efektif sehingga cenderung menjadi impulsif. Seorang anak yang tidak bisa mengatakan, “Saya marah” akan memukul untuk menunjukkan bahwa mereka marah. Atau anak yang tidak bisa mengungkapkan kesedihan mungkin menjatuhkan diri ke lantai dan berteriak
Mulailah dengan mengajari anak cara melabeli emosi mereka, seperti marah, sedih, gembira, terkejut, khawatir, atau takut. Emosi tersebut merupakan hal yang wajar, tetapi ketika mengungkapkannya dengan cara memukul menendang atau berteriak merupakan hal yang tidak diperbolehkan.
2. Ajarkan Keterampilan untuk Memecahkan Masalah
Mengajarkan anak untuk memecahkan masalah dapat mendorong mereka berpikir dahulu sebelum bertindak. Misalnya mengajak anak memperbaiki rantai sepedanya atau memecahkan soal matematika bersama.
Orang tua bisa mengajak anak bertukar pikiran dan berdiskusi untuk memutuskan apa yang perlu dilakukan. Dengan demikian anak akan terlatih untuk mengidentifikasi, kemudian mengevaluasi mana cara yang paling efektif untuk menyelesaikan sebuah masalah.
3. Membiasakan Anak untuk Memanajemen Kemarahannya
Mengajarkan anak keterampilan manajemen kemarahan dapat membantu mereka mengatasi emosi dengan cara yang sehat. Tunjukkan pada mereka strategi khusus, seperti menarik napas dalam-dalam atau berjalan-jalan di sekitar rumah untuk mengalihkan emosi negatif.
Yang terbaik adalah mengajari anak-anak cara menenangkan diri, membuat pilihan yang lebih tepat, atau menempatkan mereka di tempat yang tenang sebelum bereaksi secara impulsif.
4. Minta Anak untuk Mengikuti Arahan
Terkadang, anak-anak berperilaku impulsif karena mereka tidak mendengarkan arahan dengan baik. Ajari anak untuk mendengarkan arahan dengan meminta mereka untuk mengulangi instruksi yang diberikan sebelum bertindak. Buatlah petunjuk sederhana yang mudah diikuti dan sesuai dengan perkembangan usianya.
Perilaku buruk anak mungkin saja terjadi keran kurangnya pengendalian impuls pada mereka. Orang tua bisa melatih mereka sejak dini untuk mengelola kontrol impuls dengan baik. Semoga bermanfaat!
Baca Juga:
Belajar Positive Parenting: Mengatasi Perilaku Anak yang Buruk
10 Teknik untuk Membentuk Perilaku Anak yang Baik Sejak Dini