Perilaku anak dapat dibentuk sejak dini
Orangtua mana sih yang tak bangga punya anak baik? Perilaku anak yang baik bukanlah anugerah, tapi sesuatu yang bisa dibentuk sejak dini.
Karakter anak bisa berubah karena ditempa oleh peraturan. Memang tidak mudah, karena Anda mungkin mendapat ‘perlawanan’ darinya. Namun percayalah, Anda akan puas dengan hasilnya saat anak telah dewasa.
Inilah beberapa teknik yang bisa Anda terapkan untuk membentuk perilaku anak yang baik.
1, Membantu anak untuk memahami konsekuensi dari setiap tindakannya
Membiarkan mereka belajar dari pengalaman adalah cara paling efektif untuk membentuk perilaku anak. Mereka jadi belajar untuk mendisiplinkan diri sendiri.
Mereka jadi paham bahwa setiap tindakan ada konsekuensinya. Mereka jadi lebih berhati-hati dalam melangkah. Ia akan terbiasa menghindari tindakan buruk, meski Anda sedang tidak bersamanya.
Misalnya, anak Anda selalu lupa menyimpan kembali mainannya. Suatu saat, sembunyikanlah mainan itu.
Hindari kata-kata, “Apa Mama bilang!” atau “Rasain,” agar anak tidak merasa seperti orang yang sudah jatuh tertimpa tangga.
2, Abaikan kesalahan kecil
Berfokuslah pada hal-hal yang lebih besar. Kesalahan kecil yang dilakukan anak sebaiknya tidak ditanggapi berlebihan, asalkan kesalahan itu:
- tidak membahayakan keselamatan dirinya atau orang lain
- tidak merusak benda di sekitar
- tidak bisa berkembang menjadi problem yang lebih besar
Kesalahan-kesalahan kecil akan hilang dengan sendirinya seiring dengan perkembangan kedewasaan anak.
3, Menarik atau memberikan hak istimewa
Menonton TV setengah jam lebih lama di hari libur, main ke rumah teman sampai sore, adalah beberapa contoh hak “istimewa” anak.
Jika anak membuat kesalahan, Anda bisa mencabut hak istimewa ini. Metode ini cocok diterapkan untuk anak yang telah menginjak usia pra remaja.
Ingatlah untuk mengembalikan kembali hak istimewa anak di saat yang telah disepakati.
4, Tidak menegur terus secara bertubi-tubi
Kita bermaksud baik dengan berulang kali menegur dan meningatkan mereka. Namun janganlah bertubi-tubi seperti rentetan umpatan.
Ternyata, telinga anak bisa merasa gatal kalau mendengar gerutuan Anda terus-terusan. Ia bisa nervous berkepanjangan, karena merasa Anda tidak mempercayainya.
Studi membuktikan tindakan ini tidak akan mengubah perilaku anak jadi lebih baik, tetapi justu menjadi lebih buruk. Anak pun dapat memandang dirinya sebagai pribadi yang buruk.
5, Bernegosiasi dengan anak
Orangtua otoriter, itu mah dah jadul banget. Anak sangat ingin didengar, terutama oleh Anda, orangtuanya.
Menerapkan peraturan tanpa mendengarkan pendapat anak adalah perilaku jaman baheula. Hindarilah metode ini jika anak sudah ABG.
Bernegosiasilah dengan mereka. Misalnya, ia menolak untuk tidur jam 9 malam. Tanyakan kepadanya, apakah kita perlu mengubah peraturan jam tidur?
Bila ia menjawab ya, tanyakan jam berapa. Bila ia menjawab jam 10, tanyakan apa yang ia lakukan selama tambahan 1 jam tersebut. Dan katakan konsekuensinya bila ia kurang tidur. Begitu seterusnya.
6, Katakan saat ‘meeting keluarga’
Bila berbicara kepadanya tidak juga berhasil mengubah perilakunya, cobalah membuat sebuah ‘meeting keluarga’. Meeting ini tidak perlu berupa acara khusus, namun bisa saja memanfaatkan momen makan malam bersama.
Misalnya, Anda tidak berhasil membuat si remaja Anda membereskan barang-barang yang telah ia gunakan di ruang keluarga. Angkat masalah itu saat makan malam, dan minta komitmennya di hadapan anggota keluarga lainnya.
7, Mengingatkan
Anak yang lebih dewasa mungkin bilang lupa sebagai alasan, tetapi anak yang lebih kecil mungkin benar-benar lupa.
Mereka perlu diingatkan. Caranya bisa dengan mengatakan, “Wah, piring ini kok ada di sini ya,” saat ia tidak meletakkan piringnya di bak cuci setelah makan.
8, Motivasi dan hadiah
Hadiah bisa menolong kita dalam membentuk perilaku anak. Tapi hadiah juga bisa ‘menjerumuskan’ anak karena mereka hanya menginginkan hadiahnya.
Jadi, berhati-hatilah menggunakan hadiah sebagai iming-iming.
Saat menentukan hadiah, hita bisa juga menanyakan padanya apa yang diinginkan jika ia bisa tidur sendiri tanpa ditemani.
9, Teknik memuji
Pujian adalah cara ampuh membentuk perilaku anak. Anak merasa senang karena ia mendapat pengakuan dari Anda, dan ia jadi tahu apa yang kita harapkan.
Tapi jangan sampai memuji berlebihan. Pujilah apa yang ia lakukan, bukan puji dirinya. Hindari pujian, “Anak pintar,” tetapi lebih baik katakan, “Wah rapih sekali kamarmu.”
Bila kita memuji dirinya, ia bisa berpikir bahwa bila ia tidak merapihkan kamarnya maka dia bukan anak yang baik.
Berikan pujian karena ia melakukan suatu tindakan spesifik. Misalnya, “Wah, pandainya. Adik sudah bisa makan sendiri.”
Ubah pujian sesuai usia anak. Acungkan jempol saat ia bisa menalikan sepatu sendiri, atau merapikan mainan tanpa disuruh.
10, Menegur dengan humor
Apa kita nggak capek marah melulu sama anak? Kecuali anak punya kelainan pendengaran, kita tak perlu berbicara dengan suara keras kepadanya, apalagi sampai membentak.
Anak bisa lebih mengingat nasihat atau teguran yang disampaikan dengan cara menyenangkan.
Misalnya, Anda mengingatkan anak untuk menyiapkan peralatan sekolah dengan suara ala Minion. Pasti anak Anda tertawa dan langsung ingat pada tugasnya.
Parents, selamat mencoba 10 teknik membentuk perilaku anak di atas.
Baca juga:
12 Sikap baik dan santun yang wajib dipelajari anak sejak usia 2 tahun
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.