Apakah Anda termasuk orangtua yang suka memukul anak saat sedang marah? Ketahuilah, dampak buruk memukul anak memengaruhi masa depannya hingga ia dewasa.
Hal ini diperkuat oleh sebuah penelitian terbaru, yang menemukan bukti bahwa dampak buruk memukul anak berlangsung lebih lama daripada akibat yang diniatkan orangtua. Yakni mendisiplinkan anak.
Studi ini menyebut, anak-anak yang dipukul sejak usia 15 bulan, akan menunjukkan temperemaen negatif. Juga memiliki perilaku positif yang rendah di masa kanak-kanak hingga remaja.
Penelitian yang dilakukan oleh pada ilmuwan dari Universitas Missouri ini mengungkapkan hubungan sebab akibat antara perlakuan orangtua di masa kecil dengan tumbuh kembang perilaku pada anak-anak.
Gustavo Carlo, seorang profesor di Universitas Missouri yang terlibat dalam penelitian ini menyatakan, “Sangat penting bagi orangtua untuk menahan diri dari memberikan hukuman fisik pada anak. Karena bisa berdampak buruk dalam jangka panjang.”
“Jika kita ingin menanamkan perilaku positif pada anak-anak, semua orangtua harus mengajari anak bagaimana cara memanajemen emosi dan perilaku mereka sejak dini,” tambahnya seperti dikutip dari USA Today.
Penelitian sebelumnya juga mengungkap bahwa dampak buruk memukul anak berimbas pada kemampuan tumbuh kembang sang anak.
Selengkapnya: Penelitian; Memukul anak sebagai hukuman, berdampak buruk bagi perkembangan mental dan IQ mereka
Dampak buruk memukul anak bisa memengaruhi perkembangan mental dan IQ mereka.
Dalam studi terbaru yang diterbitkan di Jurnal Developmental Psychology akhir bulan lalu ini, Carlo dan timnya menganalisa data dari 1.840 ibu dan anak yang berada di posisi atau di bawah tingkat kemiskinan. Mereka juga diidentifikasi sebagai keturunan Eropa atau Afrika.
Informasi yang dihimpun berkisar saat anak berusia 15 bulan, 25 bulan, dan kelas lima sekolah dasar. Peneliti menggunakan survey pada ibu dan anak, kunjungan ke rumah, serta wawancara pada guru di kelas lima untuk melengkapi studi ini.
Dampak buruk memukul anak
Studi ini menemukan dampak buruk memukul anak dalam jangka panjang ialah; tingkat kedisplinan yang buruk, perilaku agresif dan nakal, yang hanya ditemukan pada anak keturunan Afrika-Amerika.
Seorang pakar parenting bernama Carole Lieberman mengatakan, hukuman fisik adalah hal yang buruk untuk anak.
“Dengan setiap pukulan yang dia terima, anak merasakan sakit fisik dan sakit emosional. Hukuman fisik juga merupakan tanda bahwa orangtua tidak mencintai mereka,” ujar Carole.
“Pemukulan juga memberikan kesan pada anak, bahwa mereka tidak baik. Sehingga menyebabkan mereka berperilaku agresif di masa depan,” tambahnya.
Carole juga menekankan, studi ini tidak menjamin bahwa penggunaan hukuman fisik secara otomatis membuat anak tidak bisa menyesuaikan diri.
Akan tetapi, studi ini berikut dengan penelitian-penelitian sebelumnya, memberi ketegasan bahwa hukuman fisik, meningkatkan kemungkinan terjadinya masalah dalam hidup anak di masa depan.
Dampak buruk memukul anak, membuat dia memiliki masalah dalam perilaku, dan hidupnya di masa depan.
Brian Johnson, Profesor Konseling Psikologi di Universitas Colorado Utara mengatakan, “Hukuman fisik seperti memukul bokong anak, terkait erat dengan peningkatan perilaku agresif dan rendahnya penghargaan terhadap diri sendiri.”
“Pemukulan memberi kesan pada anak, bahwa menggunakan perilaku agresif saat marah dibolehkan,” tambahnya.
Orangtua seringkali menggunakan hukuman fisik, sebagai cara mendisiplinkan anak. Karena mereka bisa melihat langsung perubahan perilaku anak setelah dipukul.
Sayangnya, perubahan perilaku positif jarang sekali berlangsung lama. Sebaliknya, efek merugikan hukuman fisik terhadap perilaku dan kesehatan emosional anak, melekat dalam jangka panjang.
“Memukul anak menekan perilaku buruk dengan cepat, namun tidak merubahnya. Memukul juga meningkatkan kemarahan anak, kebencian, bahkan keinginan untuk balas dendam,” tegas Johnson.
Setelah tahu dampak buruk yang bisa terjadi akibat memukul anak, segera hentikan kebiasaan ini. Gunakan cara lain untuk menghukum anak yang tidak memicu perilaku agresif, ataupun perasaan tidak dicintai.
Anda bisa memotong uang jajan, mengurungnya di kamar, menyita barang favoritnya selama beberapa hari. Atau jenis hukuman lain yang Anda pikir sesuai. Diskusikan dengan suami cara terbaik dalam mendisiplinkan anak tanpa harus memukulnya.
Masa depan anak, termasuk kesehatan mental dan emosionalnya bergantung pada cara kita mendidiknya setiap hari. Mari jadi orangtua yang bijak, dan tunjukkan cinta pada anak, bahkan saat Anda sedang menghukumnya.
Baca juga:
Tips Parenting: 5 Cara Mendisiplinkan Anak Tanpa Harus Memukul
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.