Jangan Asal! Kenali Bahaya Konsumsi Antibiotik Tanpa Resep Dokter

Asal konsumsi antibiotik bisa sebabkan resistensi. Apa lagi efek samping berbahaya lainnya? Simak, yuk!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Antibiotik telah digunakan sekian lama oleh masyarakat untuk mengatasi berbagai penyakit, mulai dari radang tenggorokan, diare, hingga demam. Sebut saja salah satu antibiotik yang sangat populer dan mudah ditemukan yaitu amoxicillin. Hanya saja, tak banyak yang tahu jika konsumsi antibiotik tak boleh sembarangan tanpa resep dokter.

Fakta lain yang cukup mengkhawatirkan adalah permintaan konsumen akan obat antibiotik meningkat selama masa pandemi. Bagaimana tidak, banyak orang menggunakan antibiotik sebagai salah satu obat untuk menyembuhkan gejala COVID-19.

Artikel terkait: Waspadai Bahaya Penggunaan Antibiotik yang Berlebihan

Waspadai Efek Samping Antibiotik

Antibiotik memang merupakan obat yang mudah ditemukan di apotek dan toko obat. Obat ini secara klinis juga mampu meredakan berbagai masalah kesehatan yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun pada praktiknya, antibiotik sering juga digunakan tanpa resep dokter untuk mengobati penyakit yang disebabkan virus.

Antibiotik adalah obat yang bekerja dengan cara membunuh bakteri atau menghambat pertumbuhan bakteri di dalam tubuh. Ada banyak tipe dan golongan antibiotik, efek sampingnya pun bisa berbeda-beda pada setiap individu.

Efek samping konsumsi antibiotik bisa bersifat ringan hingga berat. Mulai dari mual, muntah, diare, hingga perubahan warna gigi secara permanen jika diberikan kepada anak di bawah usia 8 tahun.

Selain itu, ada efek samping penggunaan antibiotik sembarangan yang tak boleh disepelekan, yaitu resistensi antibiotik. Hal ini terjadi jika antibiotik dikonsumsi terlalu sering atau tidak sesuai dengan dosis maupun petunjuk dari dokter. Itulah mengapa, para ahli kesehatan selalu mewanti-wanti agar masyarakat lebih berhati-hati menggunakan antibiotik.

Artikel terkait: Berisiko sebabkan cacat lahir, ini aturan minum antibiotik saat hamil

Angka Resistensi Antimikroba Mengkhawatirkan

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tahukah Parents, angka resistensi antibiotik atau antimikroba (antimicrobial resistance/AMR) semakin mengkhawatirkan, bahkan menjadi satu dari 10 ancaman kesehatan global yang paling berbahaya di dunia.

Berdasarkan data WHO, penggunaan antibiotik meningkat 91 persen secara global dan meningkat 165 persen di negara-negara berkembang selama periode 2000 hingga 2015. 

“Peningkatan tajam ini membuat AMR masuk ke dalam 10 ancaman kesehatan global paling berbahaya di dunia dan perlu ditangani dengan baik,” kata Prof. dr. Agus Suwandono, MPH., Dr.PH. selaku Koordinator INDOHUN dalam webinar World Antibiotic Awareness Week 2021.

Prof. dr. Tri Wibawa, PhD, SpMK(K), Guru Besar FKKMK Universitas Gadjah Mada, menambahkan bahwa masyarakat Indonesia banyak yang meyakini antibiotik sebagai obat yang manjur untuk segala jenis penyakit. Mulai dari demam sampai nyeri sendi. Ditambah lagi, obat jenis ini sangat mudah diperoleh.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Antibiotik dapat dibeli di apotek, toko obat, dan bahkan warung yang tersebar di seluruh Indonesia. Masyarakat sering kali membeli obat di tempat-tempat ini sebagai bentuk pertolongan pertama pada penyakit ringan,” ujar Prof. dr. Tri Wibawa.

Ia juga mengatakan, antibiotik sangat mudah dijangkau bahkan tanpa resep dokter. Hal ini menjadi pemicu semakin meningkatnya AMR.

“Obat-obat ini sering kali dijual tanpa resep. Pasien menganggap bahwa pengobatan mandiri dengan membeli obat di apotek atau toko obat lebih mudah dan hemat biaya,” tambahnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Bisa Bantu Mengatasi Infeksi, Ini 8 Jenis Antibiotik Alami untuk Anak

Bijak Konsumsi Antibiotik

Resistensi antibiotik (AMR) adalah masalah serius dalam bidang kesehatan. Kondisi ini dapat dialami pada siapa saja dari berbagai kalangan dan kelompok usia.

Meski AMR dapat terjadi secara natural, tetapi nyatanya penyalahgunaan antibiotik pada manusia dan hewan dapat mempercepat proses tersebut. Salah satunya penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan rekomendasi dokter.

Akibatnya, penyakit semakin sulit disembuhkan lantaran komplikasi yang serius. Dapat terjadi kegagalan terapi, hingga morbiditas dan mortalitas yang meningkat.

Selain itu, masa rawat inap akan semakin lama. Kondisi ini menyebabkan biaya kesehatan yang harus dikeluarkan semakin besar. Itu artinya, beban keluarga pasien juga bertambah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Nah, dengan adanya berbagai fakta di atas, sudah sepatutnya masyarakat lebih bijak lagi dalam penggunaan antibiotik. Jangan mengonsumsi obat atas rekomendasi orang lain yang tidak punya kompetensi, sebaliknya gunakanlah antibiotik sesuai anjuran dokter sehingga angka kesembuhan meningkat dan mencegah kejadian resistansi.

Konsumsi antibiotik pun harus sampai habis, tidak boleh dihentikan secara mendadak meskipun gejala infeksi yang dirasakan sudah hilang. Pasalnya, bakteri penyebab infeksi dapat menjadi kebal jika obat antibiotik tidak dihabiskan.

****

Selalu ingat, konsumsi antibiotik harus berdasarkan resep dan anjuran dokter, ya, Parents. Sebab jika tidak, akan membuat penyakit semakin sulit sembuh dan bisa memicu berbagai efek samping berbahaya.

Baca juga:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Anak batuk disertai dahak hijau, perlukah antibiotik?

Pemberian antibiotik berlebihan pada anak bisa berbahaya, begini penjelasan dokter!

Sindrom Stevens Johnson – Kulit melepuh akibat salah minum antibiotik

Penulis

Titin Hatma