Praktik aborsi masih menjadi satu hal yang kontroversial bagi masyarakat Indonesia. Namun di lapangan, praktik ini masih kerap dijumpai. Misalnya saja kasus klinik aborsi di Jakarta yang menghebohkan publik baru-baru ini.
Masyarakat dibuat geger karena keberadaan klinik aborsi di daerah Senen, Jakarta Pusat. Klinik tersebut pun diamankan oleh polisi setempat karena dianggap meresahkan.
Belum lama ini, rekonstruksi klinik aborsi tersebut pun akhirnya dilakukan pada Jumat (25/9). Dari hasil rekonstruksi tersebut, terungkap beberapa fakta terkait praktik aborsi di klinik tersebut
Fakta-fakta Klinik Aborsi di Jakarta
1. Sudah Puluhan Ribu Janin Digugurkan
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengungkapkan penemuan timnya terkait jumlah janin yang telah diaborsi. Faktanya, sejak sekitar 3 tahun terakhir, jumlah janin yang telah digugurkan mencapai tiga puluh ribu lebih.
Menurutnya, angka perhitungan tersebut masih dugaan sementara. Pihaknya kini masih terus mendalami temuan tersebut.
“Dihitung dari 2017, ada 32 ribu lebih janin, tepatnya 32.760 janin yang sudah digugurkan. Ini yang sudah kita hitung, masih kita dalami lagi,” ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, dilansir dari Detik com.
Artikel Terkait : 7 Fakta Klinik Aborsi Raden Saleh, Larutkan Janin dengan Bahan Kimia
2. Mencari Pelanggan dari Jejaring Sosial
Perkembangan teknologi yang kian pesat rupanya dimanfaatkan untuk tujuan yang salah oleh para pelaku aborsi. Dengan memanfaatkan teknologi dan bantuan calo, klinik aborsi ini bisa meraih banyak keuntungan besar dan pasien yang banyak.
Menurut polisi, para calo memasang iklan pada beberapa website. Mereka lah yang nantinya akan mengantar sang pasien ke lokasi.
Nomor telepon para calo ini pun elah tercantum dalam web. Para calo ini nantinya akan mendapatkan keuntungan sebesar 50 persen
“Kita melihat skema yang ada jaringan ini siapa pun pasien yang membuka web tersebut ternyata nomornya (calo) sudah tertera di situ. Baru mereka menghubungi tempat-tempat aborsi yang mereka ketahui,” ungkap kata Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Calvijn Simanjuntak.
3. Estimasi Waktu Aborsi Singkat
Berdasarkan penelusuran lebih mendalam, proses aborsi yang dilakukan rupanya berlangsung singkat. Proses aborsi itu sendiri hanya berlangsung sekitar 5 menit.
“Jadi pada saat proses pengambilan vakum atau melakukan aborsi itu estimasi hanya 5 menit saja. Ini yang sudah dituangkan dalam berita acara pemeriksaan,” ujar Calvijn lagi.
Total durasi dari pasien masuk ke ruang tindakan hingga ke ruang pemulihan rupanya hanya sekitar 15 menit.
“Kemudian untuk di ruang tindakan, tadi saya sudah jelaskan bahwa itu dilakukan dengan sangat cepat sekali. Asumsi dari persiapan si pasien masuk sampai dengan pemulihan itu, estimasi hanya 15 menit saja,” kata Calvijn.
Artikel Terkait : Foto anak ini digunakan untuk promosikan aborsi, sang ibu punya cara tersendiri menghadapinya
4. Proses ‘Menghilangkan’ Janin
Bukan dengan cara dikubur, para pelaku aborsi mencoba menghilangkan barang bukti berupa janin yang meninggal tersebut dengan cara lain. Mereka membuang janin ke toilet setelah sebelumnya dilarutkan dengan cairan asam sulfat.
“Cara menghilangkan barang bukti janin dengan cairan asam sulfat agar janin itu larut dan kemudian dibuang di salah satu saluran yang ada di lokasi,” ungkap Calvijn.
Pada prosesnya, ada beberapa bagian tubuh janin yang tidak larut oleh cairan tersebut. Bagian yang tak terlarut itu akhirnya akan dibakar oleh para pelaku di lantai dua klinik.
“Apabila ada bagian janin yang belum sempat terlarutkan itu dilakukan pembakaran di lantai dua atas yang dimodifikasi seperti cerobong asap supaya tidak terlihat atau tidak terkena bau,” ujar Calvijn.
5. Klinik Aborsi di Jakarta Meraup Keuntungan Milyaran
Dengan banyaknya pasien, keuntungan klinik pun dikisar begitu fantastis. Terlebih, tarif aborsi pun beragam berdasarkan usia kandungan.
Bagi janin yang usianya di bawah 5 minggu, aborsi dikenakan biaya sekitar Rp 2 juta. Sementara itu, usia kandungan yang sudah di atas 5 minggu akan dikenakan biaya sekitar Rp 4 juta.
Dalam satu hari, ada saja pasien yang mendatangi klinik itu. Berdasarkan penuturan pelaku, klinik bisa melayani sekitar 5 hingga 6 pasien per hari.
Dari para pasien tersebut, keuntungan per harinya bisa sekitar Rp10 juta. Para pegawai mulai dari dojter, agen, maupun pegawai lainnya pun mendapatkan bagiannya masing-masing.
“Dalam 1 hari itu kelompok ini bisa meraih untung Rp10 juta dengan pembagian dokter dapat bagiannya 40 persen, kemudian nanti ada agennya sendiri, kemudian ada juga untuk pegawainya. Pegawainya dibayar Rp 250 ribu sehari. Tetapi Minggu tutup,” kata Yusri Yunus.
Bila diakumulasikan, pendapatan klinik aborsi ini bisa dibilang fantastis. Sejak 2017, diperkirakan keuntungannya sudah mencapai 10 milyar lebih.
Artikel Terkait : Demi konsep pernikahan, calon pengantin ini tega menyuruh bridesmaid-nya aborsi
Itulah beberapa fakta dari klinik aborsi yang teratai di Jakarta. Semoga saja keberadaan klinik ilegal serupa tidak ada lagi di sekitar kita, ya Parents.
****
Baca Juga :
Sebelum Memutuskan Aborsi, Tonton Dulu Video Prosedurnya Berikut Ini
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.