Nabi Sulaiman AS termasuk salah satu Nabi yang termasyhur namanya. Kisah Nabi Sulaiman juga sudah sering terdengar di mana-mana. Ada banyak keteladaan yang bisa diraih dari kisah hidupnya.
Ayah kandung dari Nabi Sulaiman ialah Nabi Daud AS, yang merupakan nabi ke 17. Nabi Sulaiman sendiri merupakan nabi ke 18, ia menggantikan Nabi Daud sebagai raja dan mewarisi tahtanya.
Sulaiman merupakan nabi yang terkenal cerdas sejak ia masih kanak-kanak. Tak hanya itu, ia juga memiliki kecakapan dan kemampuan berpikir yang baik, terutama dalam pengambilan keputusan.
Dalam salah satu kisahnya, Sulaiman sering menengahi berbagai perselisihan yang terjadi antar penduduk di kalangan Bani Israil. Hal itu sudah dilakukan sejak masih remaja, karena diajak oleh sang ayah, Nabi Daud.
Nabi Daud memang sengaja mengajak Sulaiman, karena sebagai proses kaderisasi jika suatu saat ia telah wafat. Dalam sejarah, Sulaiman merupakan anak yang paling pandai di antara saudara lainnya.
Artikel terkait: Kisah Nabi Adam dan Hawa untuk menemani si buah hati (dilengkapi video)
Kisah Nabi Sulaiman yang Adil dalam Membuat Keputusan
Ada satu momen yang menunjukkan kepiawaian Nabi Sulaiman dalam menengahi perselisihan. Di suatu persidangan, ada dua orang yang datang meminta Nabi Daud untuk menyelesaikan permasalahan mereka, anggaplah si A dan si B.
Kebun milik A telah dimasuki oleh kambing-kambing milik B pada malam hari, sehingga isi kebun yang telah dirawat sekian lama itu rusak dan habis dimakan, padahal sudah masuk waktunya panen. Si B ternyata mengakui kejadian itu.
Nabi Daud memutuskan jika B harus menyerahkan kambing-kambing miliknya kepada A sebagai ganti rugi. Akan tetapi, Nabi Sulaiman merasa keputusan yang diambil sang ayah kurang tepat. Ia pun berkata seperti ini kepada ayahnya:
“Wahai Ayahku, menurut pertimbanganku keputusan tersebut kurang tepat. Menurutku, sebaiknya karena kambing milik B telah memakan tanaman di kebun A, maka B wajib memugarkan (dengan ditanam kembali misalnya) kembali tanaman tersebut sehingga seperti sedia kala. Selama B mengerjakannya, maka A wajib menjaga kambing-kambing milik B, merawatnya dan mengambil manfaat seperlunya,” ujar Sulaiman kepada Daud.
Akhirnya, keputusan yang dibuat Nabi Sulaiman dapat diterima dengan baik oleh A dan B, kedua orang yang menggugat dan digugat. Kejadian ini membuat Nabi Sulaiman semakin dikagumi kecerdasannya dan keadilannya.
Artikel terkait: Kisah Nabi Adam: Manusia Pertama yang Diciptakan oleh Allah SWT
Mukjizat Nabi Sulaiman dan Keislaman Ratu Bilqis
Selain kemampuan mengerti bahasa hewan, kisah pertemuan Sulaiman dengan Ratu Bilqis juga menjadi kisah populer. Ratu Bilqis sendiri adalah pemimpin Negeri Saba dan sudah lama ia menyembah matahari.
Untuk membuktikan kebenaran kabar dari burung hud tersebut, Nabi Sulaiman mengirim surat kepada sang ratu. Dalam suratnya, Nabi Sulaiman mengajak Ratu Bilqis dan rakyatnya menyembah Allah Swt.
Ratu Bilqis yang menemukan langsung surat itu memberitahukan isi pesannya kepada para pembesar kerajaan. Ia juga bertanya balasan apa yang paling tepat untuk diberikan kepada Nabi Sulaiman.
Setelah berdiskusi, mereka sepakat untuk membalas surat itu dengan memberikan hadiah kepada sang pengirim. Hal ini membuat Raja Sulaiman berang.
Ia berdiri dari duduknya sambil berucap, “Apakah patut kamu menolong aku dengan harta? Apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu. Tetapi, kamu merasa bangga dengan hadiahmu.”
Nabi Sulaiman lantas mengembalikan hadiah pemberian Ratu Bilqis. Ia bermaksud untuk memperingatkan Ratu Balqis dan para pembesarnya agar tidak bersikap sombong.
Selanjutnya, Nabi Sulaiman bertanya kepada para bala tentaranya, siapa di antara mereka yang bisa membangun singgasana Ratu Bilqis sebelum sang ratu datang kepada Nabi Sulaiman.
Para jin berkata, “Kami akan datangkan kepadamu singgasana itu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu.” Lalu, seseorang ahli kitab Taurat dan Zabur berkata, “Aku akan membawa singgasana itu sebelum matamu berkedip.”
Ucapan para bala tentaranya terbukti. Ketika singgasana Ratu Bilqis terbangun dengan megah, Nabi Sulaiman berkata: “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk tidak mengingkari nikmat-Nya. Barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri, dan barang siapa ingkar, maka sesunggguhnya Tuhanku Mahakaya, Mahamulia.”
Undangan kepada Ratu Bilqis pun dikirim. Ketika Ratu Bilqis datang, Nabi Sulaiman bertanya, “Seperti inikah istanamu?” Terkejut, Ratu Bilqis mengiyakan. Mendengar jawaban takjub Ratu Bilqis, Nabi Sulaiman segera membawanya berkeliling.
Lantai istana terbuat dari kaca yang di bawahnya terdapat kolam. Melihat pemandangan itu, Ratu berniat menyingkap sedikit pakaian yang menutupi betisnya dengan tujuan air tidak mengenakan pakaiannya.
Nabi Sulaiman pun berkata, “Sesungguhnya ini hanyalah lantai istana yang dilapisi kaca.” Penjelasan Nabi Sulaiman membuat Ratu Bilqis malu, lalu dengan sungguh-sungguh ia berkata, “Ya Tuhanku, sungguh aku telah berbuat zalim terhadap diriku, aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan seluruh alam.”
Artikel terkait: Kisah Nabi Idris, Ketahui Mukjizat dan Sifat Terpuji Beliau yang Bisa Diajarkan ke Anak
Kisah Nabi Sulaiman Bisa Berbicara kepada Hewan
Selain cerdas, Nabi Sulaiman juga dikenal sebagai nabi yang diberi mukjizat oleh Allah SWT berupa mampu menguasai para jin dan berbicara dengan binatang. Nabi Sulaiman bersyukur dirinya bisa mendapat mukjizat ini.
Beberapa mukjizat Nabi Sulaiman bisa terdapat dalam dua ayat Alquran ini:
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا دَاوُۥدَ وَسُلَيْمَٰنَ عِلْمًا ۖ وَقَالَا ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى فَضَّلَنَا عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّنْ عِبَادِهِ ٱلْمُؤْمِنِينَ
Arab-Latin: Wa laqad ātainā dāwụda wa sulaimāna ‘ilmā, wa qālal-ḥamdu lillāhillażī faḍḍalanā ‘alā kaṡīrim min ‘ibādihil-mu`minīn
“Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; keduanya mengucapkan: ‘Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman’,” (An-Naml: 15)
وَوَرِثَ سُلَيْمَٰنُ دَاوُۥدَ ۖ وَقَالَ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ عُلِّمْنَا مَنطِقَ ٱلطَّيْرِ وَأُوتِينَا مِن كُلِّ شَىْءٍ ۖ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلْفَضْلُ ٱلْمُبِينُ
Arab-Latin: Wa wariṡa sulaimānu dāwụda wa qāla yā ayyuhan-nāsu ‘ullimnā manṭiqaṭ-ṭairi wa ụtīnā ming kulli syaī`, inna hāżā lahuwal-faḍlul-mubīn
“Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: ‘Hai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu karunia yang nyata’.” (An-Naml: 16).
Atau ada juga dalam ayat Alquran ini:
وَلِسُلَيْمَٰنَ ٱلرِّيحَ عَاصِفَةً تَجْرِى بِأَمْرِهِۦٓ إِلَى ٱلْأَرْضِ ٱلَّتِى بَٰرَكْنَا فِيهَا ۚ وَكُنَّا بِكُلِّ شَىْءٍ عَٰلِمِينَ
Arab-Latin: Wa lisulaimānar-rīḥa ‘āṣifatan tajrī bi`amrihī ilal-arḍillatī bāraknā fīhā, wa kunnā bikulli syai`in ‘ālimīn
“Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya. Adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu,” (Al-Anbiya: 81).
Cerita Sulaiman Mendengar Suara Semut
Selain burung, dikisahkan Nabi Sulaiman juga bisa mendengar suara semut. Ada sebuah situasi di mana Nabi Sulaiman mendengar perkataan seekor semut.
Kala itu, seekor semut menyuruh kelompok semut lainnya untuk segera masuk ke dalam sarangnya. Sebab, khawatir kalau sampai mereka terinjak oleh Nabi Sulaiman dan tentaranya.
حَتَّىٰٓ إِذَآ أَتَوْا۟ عَلَىٰ وَادِ ٱلنَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّمْلُ ٱدْخُلُوا۟ مَسَٰكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَٰنُ وَجُنُودُهُۥ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
Arab-Latin: Hattā iżā atau ‘alā wādin-namli qālat namlatuy yā ayyuhan-namludkhulụ masākinakum, lā yahṭimannakum sulaimānu wa junụduhụ wa hum lā yasy’urụn
“Hingga apabila mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut: ‘Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari’,” (An-Naml: 18).
Ketika seekor semut berkata seperti itu, ternyata Nabi Sulaiman mendengarnya, lalu tersenyum dan tertawa. Nabi Sulaiman juga berdoa agar ia bisa mensyukuri seluruh nikmat yang telah Allah berikan kepadanya, dan tetap menjadi hamba yang saleh dan bertakwa.
فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّن قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَٰلِحًا تَرْضَىٰهُ وَأَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ ٱلصَّٰلِحِينَ
Arab-Latin: Fa tabassama ḍāḥikam ming qaulihā wa qāla rabbi auzi’nī an asykura ni’matakallatī an’amta ‘alayya wa ‘alā wālidayya wa an a’mala ṣāliḥan tarḍāhu wa adkhilnī biraḥmatika fī ‘ibādikaṣ-ṣāliḥīn
“Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: ‘Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh’,” (An-Naml: 19).
Pertanyaan Populer Tentang Nabi Sulaiman
Siapa Nama Asli Nabi Sulaiman?
Nabi Sulaiman AS memiliki nama asli Sulaiman bin Daud bin Aisyah bin Awid keturunan dari Yhuza bin Ya’qub. Ayahnya bernama Nabi Daud AS yang merupakan keturunan dari Nabi Ibrahim AS yang ke-13.
Mengapa Nabi Sulaiman Dicintai Oleh Rakyatnya?
Konon, Nabi Sulaiman adalah yang paling cerdas dibandingkan saudaranya yang lain, Inilah mengapa ia telah dididik sang ayah agar bisa menjadi penerusnya kelak.
Terbukti, beliau mewarisi sikap adil dan bijaksana dari Nabi Daud. Aspek tersebut membuat Nabi Sulaiman mampu memegang tampuk kekuasaan yang luat biasa kala itu.
Karena kebijaksanannya, Allah menganugerahi mukjizat yang tidak dimiliki Rasul lain, Antara lain bisa mengerti dan berkomunikasi dengan semua jenis binatang, dan bisa memerintah angin. Bahkan, beliau juga bisa melihat jin dan memberikan perintah pada mereka.
Bicara mengenai kepemimpinan, dalam al-Qur’an ada delapan prinsip kepemimpinan politik Nabi Sulaiman yaitu: memiliki ilmu dan hikmah, selalu bersyukur kepada Allah Swt, beriman dan bertaqwa kepada Allah, bersikap sabar, memiliki kharismatik dan berwibawa, bijaksana, adil dan tegas, membangun hubungan diplomatik, serta jujur jujur.
Berapa Jumlah Istri Nabi Sulaiman?
Beberapa hadis memiliki pemahaman berbeda mengenai berapa tepatnya jumlah istri Nabi Sulaiman, Namun, konon Sulaiman AS mempunyai 100 orang istri sebagaimana dijelaskan dalam hadis shahih riwayat Bukhari dan Ahmad.
“Sulaiman bin Daud pernah mengatakan, ‘Saya akan menggilir 100 istri semalam ini, masing-masing istri akan melahirkan anak lelaki yang nanti akan berjihad di jalan Allah’.
Lalu Sulaiman menggilir seluruh istrinya, akan tetapi tidak ada yang melahirkan anak, selain satu istri yang melahirkan setengah anak alias cacat. Kemudian Rasulullah mengatakan, “Andai Sulaiman mengatakan ‘Insya Allah’ maka sumpahnya tidak gagal dan akan mendapatkan apa yang menjadi keinginannya.” (HR. Ahmad No. 7715 dan Bukhari No. 5242).
Allah turut memberikan sejumlah kelebihan duniawi pada Nabi Sulaiman yakni kekuasaan Nabi Sulaiman yang meliputi jin dan binatang, kendaraan angin yang bergerak sesuai keinginannya, dan kekuasaan yang sangat luas. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Shad Ayat 35-38.
Itulah sepenggal kisah keteladanan Nabi Sulaiman. Semoga, kecerdasan, keadilan, dan rasa syukur Nabi Sulaiman bisa menjadi teladan untuk kita semua, termasuk untuk si kecil.
Referensi : hasana.id
Baca juga :
Belajar tentang cinta dan memaafkan dari kisah Nabi Yusuf as.
Belajar Sifat Jujur dan Sederhana dari Kisah Nabi Zulkifli AS
Belajar tentang cinta dan memaafkan dari kisah Nabi Yusuf as.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.