Sudah tak lagi berfokus dengan generasi milenial, namun dunia kini mulai dihadirkan dengan satu generasi baru, yaitu Generasi Alpha yang disebut-sebut sebagai anak dari generasi milenial. Tentu sebagai orang tua generasi milenial perlu persiapan yang matang dan ketahui kiat – kiatnya untuk mendidik anak Generasi Alpha dan juga dapat dampingi mereka tumbuh dan berkembang sesuai potensi.
Apa itu Generasi Alpha?
Samanta Elsener M.Psi., Psikolog Anak yang hadir sebagai narasumber dalam peluncuran susu Biostime dari Tempo Scan, menjelaskan bahwa Generasi Alpha yang lahir mulai tahun 2010 ini, lahir di tengah perkembangan teknologi yang kian pesat. Anak Generasi Alpha cenderung melek teknologi (tech-savvy), mudah menyelesaikan masalah (self sufficient), lebih suka sendiri (solitaire) serta kurang melakukan aktivitas fisik (high risk at sedentarism).
Permasalahan yang paling sering ditemui pada anak-anak Generasi Alpha adalah sensory processing disorder, seperti kurang fokus, kecanduan gadget, kurang keterampilan sosial. Lantas orang tua terutama para ibu yang memiliki anak di era kemajuan teknologi dan digital diharapkan dapat mengimbangi dengan sikap lebih terbuka terhadap pemikiran-pemikiran baru serta tidak berpatokan pada pola pikir lama.
Kiat Dampingi Generasi Alpha
Lantas, bagaimana kiat – kiat orang tua milenial untuk dapat siap mengimbangi dan dampingi tumbuh kembang anak Generasi Alpha? Yuk, simak ulasannya pada artikel berikut ini.
1. Menjadi Orang Tua yang Melek Teknologi
Sebagian besar orang tua milenial paham cara menggunakan perangkat teknologi. Namun, tidak semuanya paham cara menggunakan gawai yang benar.
Melansir dari laman Tanoto Foundation, ada tiga jenis orang tua milenial. Pertama, orang tua dengan literasi digital rendah yang membolehkan anak mengakses internet dengan sedikit atau tanpa pengawasan.
Kedua, orang tua yang paham teknologi, namun membiarkan anak menggunakan gawai tanpa pengawasan. Terakhir, orang tua yang paham teknologi dan ikut mendampingi anaknya saat menggunakan gawai.
Di antara ketiganya, pola asuh terbaik adalah mereka yang mendampingi anaknya saat menggunakan internet. Dengan mendampingi anak Anda beraktivitas online, orang tua dapat memberikan edukasi ke anak tentang hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan di internet. Hal tersebut akan membantu mereka menavigasi internet dengan lebih baik ketika dewasa.
Artikel terkait: Pentingnya Mengasah Kemampuan Anak Belajar Progresif Menurut Psikolog Anak
2. Beri Stimulasi yang Tepat Agar Tumbuh Kembang Anak Dapat Optimal
Samanta menyebutkan jika anak dari Generasi Alpha memang tak akan bisa dilepaskan dari teknologi. Namun, sebagai orang tua, Anda pun tetap harus mengawasi penggunaan gadget mereka agar nantinya anak tetap bisa berinteraksi dengan baik di kehidupan sosialnya.
Sebab Samanta juga menjelaskan bahwa salah satu tantangan pada anak-anak Generasi Alpha ini jika terpapar gadget sebagian mengalami speech delay (keterlambatan bicara), memiliki masalah interaksi sosial, dan masalah turunan lainnya.
“Penggunaan gadget perlu diawasi dengan screen time dan kalau bisa, tayangan yang ada promoting biar anak merasa terlibat. Kalau tayangan datar tanpa narasi, orangtua yang harus beri narasi,” tambahnya.
Jika anak ingin tetap berkembang dengan memanfaatkan gadget, maka orang tua harus selalu siaga untuk terus memberi stimulasi lewat video yang ditampilkan. Samanta merekomendasikan untuk memilih video yang mengajak anak untuk berinteraksi. Salah satunya video yang mengajak anak bergerak atau berjoget. Itu akan membuat anak merasa diajak terlibat dengan video yang ditonton.
“Kalau bisa nonton yang ada gerakan dance, sambil olahraga dan stimulasi motorik juga. Kalau nonton video yang satu arah, stimulasinya mana?” ujar Samanta.
Namun, disarankan juga bahwa sebaiknya jangan hanya memberikan tontonan yang membuat anak pasif. Misalnya, tayangan akuarium berisi ikan atau hewan yang tidak ada suara sama sekali.
“Kecuali kalau ada ibu yang jadi semacam komentator, misal ‘Wah itu ada pohon ya’, kalau ibu kasih stimulasi, anak akan mau ngomong,” tutur Samanta.
Artikel terkait: Penuh tantangan! Ini yang perlu disiapkan Parents dalam membesarkan anak generasi alpha
3. Berinteraksi Positif dengan Anak
Teknologi informasi diyakini memberikan banyak manfaat untuk kehidupan manusia, namun di baliknya ada dampak negatif yang harus diantisipasi. Menjadi kewajiban orang tua untuk memberi penjelasan kepada anak apa yang boleh dan tidak boleh diakses. Melakukan interaksi dengan menanamkan hal-hal positif harus diberikan sejak dini agar kelak mereka tidak perlu lagi didampingi dan bisa mengambil keputusan yang terbaik.
“Selain pola asuh yang tepat, juga diperlukan stimulasi yang tepat agar tumbuh kembangnya dapat optimal. Para orang tua harus hadir sepenuhnya mendampingi anak khususnya dalam perkembangan emosi anak, berinteraksi positif dengan anak untuk menjaga bonding dengan mereka,” ungkap Samanta.
4. Kreatif Menciptakan Inovasi dalam Parenting
Di era digital ini peran orang tua juga penting dalam mempersiapkan diri mendampingi dan memantau pendidikan anak usia dini dengan pengetahuan tentang dunia digital. Jangan sampai orang tua hanya membebaskan anak menggunakan media digital begitu saja. Sebab sebagai orang tua benar-benar perlu mengarahkan penggunaannya dengan jelas, dengan menggunakan komunikasi yang persuasif dan efektif.
Lalu di era digital ini juga pola pengasuhan yang diterapkan pun mesti beradaptasi. Tidak lagi dengan pola pendidikan asal larang, tapi rasional dan menekankan aspek kreatif dengan pola pembelajaran lebih setara dan tidak menggurui.
“Semakin baik melakukannya, semakin baik si kecil juga beradaptasi dengan teknologi, sehingga anak Generasi Alpha mampu beradaptasi,” ungkap Samanta.
Artikel terkait: 6 Metode Belajar Generasi Alpha, Tak Harus dengan Gadget
5. Menerapkan Nutrisi Tepat dan Seimbang
Disamping itu, penerapan nutrisi tepat dan seimbang terhadap Generasi Alpha juga patut menjadi perhatian utama demi memenuhi perkembangan otak dan kebutuhan kognitif anak Generasi Alpha yang hidup berdampingan dengan teknologi. Dokter Spesialis Gizi Diana Felicia Suganda menjelaskan perhatian pada sistem pencernaan anak sudah seharusnya menjadi hal yang fundamental.
“Pencernaan akan sehat jika kita mendukung kelengkapan nutrisinya dari sisi Makronutrien maupun Mikronutrien serta Prebiotik dalam jumlah yang cukup. Pencernaan yang sehat, menghasilkan daya tahan tubuh yang kuat. Ditambah lagi dengan nutrisi untuk kecerdasan seperti Cod Liver Oil, DHA, LA, ALA untuk mendukung sisi kognitifnya” pungkas dr. Diana.
Untuk mendukung mendukung generasi Alpha, Tempo Scan pun meluncurkan produk susu bernama Biostime. Salah satu inovasi terbarunya ini mengandung tiga kumpulan kandungan yang tinggi nutrisi.
“Salah satu inovasi terbaru dari Tempo Scan Group adalah diluncurkannya susu Biostime, susu pertumbuhan premium, hasil karya anak bangsa untuk anak Indonesia. Ada kandungan Digestive A+, dengan FOS Inulin tinggi untuk pencernaan sehat si kecil, memelihara bakteri baik di saluran pencernaan. Lalu ada Immune A+, kaya akan vitamin C, D3, E, Zinc, untuk daya tahan kuat si kecil, dan Smart A+ untuk mendukung kecerdasan anak,” jelas Waty, Deputy Managing Director Brand Communication Health Care PT. Tempo Scan Pacific, Tbk.
Dengan sistem pencernaan sehat, dukung asupan nutrisi si kecil optimal sehingga daya tahan tubuh kuat, cerdas, dan tumbuh kembang optimal. Biostime dibuat dari bahan baku pilihan dari New Zealand dan Australia. Dengan formula BioShield A+ dan bahan baku berkualitas premium, menghasilkan susu berkualitas terbaik untuk si kecil agar menjadi Advanced Generation dan siap menghadapi tantangan di masa depan.
Itu dia beberapa kiat untuk para orang tua milenial agar dapat dampingi tumbuh kembang anak Generasi Alpha. Semoga informasi di atas bermanfaat, ya, Parents.
***
Baca juga:
https://id.theasianparent.com/anak-generasi-alpha
https://id.theasianparent.com/generasi-alpha-adalah
https://id.theasianparent.com/alpha-generation