Beredar berita viral bahwa salah satu minuman waralaba dianggap terlalu manis. Hal ini ditanggapi oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin terkait pencantuman label gizi kadar gula.
Namun, memang tidak dapat dipungkiri, masyarakat Indonesia bisa dibilang ketagihan minum manis. Padahal, tentunya ada risiko di balik semua ini.
Kadar Gula, Garam, dan Lemak yang Diatur oleh Kementerian Kesehatan
Menteri Kesehatan mengungkapkan kepada Detik bahwa kadar gula garam dan pencantuman kadarnya pada minuman sudah diatur oleh Permenkes.
“Kementerian Kesehatan punya Permenkes 30/2013 tentang kadar gula garam, pencantuman kadar gula pada minuman. Kita juga Permenkes 63 tentang pencantuman informasi itu bisa kita lakukan sampai 2019,” ujar Menkes dikutip dari Detik.
Bunyi Permenkes 30 tahun 2013 adalah sebagai berikut:
- Setiap orang yang memproduksi pangan siap saji yang mengandung gula, garam, dan atau lemak wajib memberikan kandungan gula, garam, dan lemak, serta pesan kesehatan melalui media informasi dan promosi
- Pangan siap saji sebagaimana dimaksud pada usaha waralaba sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang memiliki lebih dari 250 (dua ratus lima puluh) outlet/gerai
- Media informasi dan promosi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa leaflet, brosur, buku menu, atau media lainnya.
Ada pun untuk batasan konsumsi gula per hari adalah 10 persen dari total energi 2000 kkal, setara dengan 4 sendok gula makan atau 50 gram per orang.
Artikel Terkait: 7 Dampak Buruk jika Terlalu Sering Minum Es Teh Manis, Yuk Dibatasi!
Mengapa Masyarakat Indonesia Ketagihan Minum Manis?
Kandungan Gula dan Kafein yang Adiktif
Bukan hanya di Indonesia, hampir semua orang di seluruh dunia menikmati bahkan ketagihan minuman manis. Tidak heran bila angka obesitas meningkat tajam khususnya di negara yang menyediakan minuman cepat saji seperti soda dengan mudah.
Mengapa? Rupanya kuncinya adalah di komposisi minuman manis yang membuat ketagihan.
Beberapa studi menemukan bahwa gula dan kafein menjadi komposisi penting dari minuman yang memiliki risiko membuat ketagihan.
Kafein tentu tidak asing lagi bahwa kandungan yang satu ini seringkali membuat peminum kopi ketagihan. Tapi bagaimana dengan gula?
Studi menunjukkan bahwa gula menyebabkan kondisi craving atau ngidam yang berlebihan dan menunjukkan gejala serupa dengan ketagihan kafein!
Hal ini juga didukung oleh adanya sistem syaraf yang membutuhkan kadar gula semakin tinggi bila sudah sering minum manis.
Bentuk Minuman Manis yang Cair
Berbeda dengan makanan yang seringkali dianggap sebagai penyebab gagal diet, minuman yang cair seringkali ‘menipu’ konsumen untuk terus mengonsumsi karena rasanya yang manis dan menyegarkan.
Padahal, kalori minuman manis setara dengan makan beberapa porsi, lo.
Apalagi karena sifatnya yang cair, konsumen seringkali merasa tidak puas hanya memesan satu, parents. Wah, wah, tentunya risiko kalori yang masuk dan kandungan gula menjadi sangat besar, ya.
Rupanya, Gula pada Minuman Manis dan Buah Sangat Berbeda
Parents perlu memahami bahwa pada dasarnya gula pada minuman manis adalah tambahan, sedangkan gula dari buah sangat berbeda.
Beberapa gula yang dimasukkan pada minuman manis antara lain:
- Gula merah
- Pemanis buatan jagung
- Sirup jagung
- Dekstrosa
- Fruktosa
- Glukosa
- Sirup jagung tinggi fruktosa
- Madu
- Laktosa
- Sirup malt
- Maltosa
- Molase
- Gula
- Sukrosa
Inilah mengapa konsumsi buah jus tanpa gula lebih sehat daripada konsumsi minuman manis di pasaran.
Sayangnya, tidak semua anak menyukai dan terbiasa konsumsi buah, Parents.
Akibatnya, pangsa pasar minum manis menargetkan anak remaja yang rentan ketagihan. Hal ini dikarenakan otak remaja tengah berkembang dan bisa jadi memproses bahwa minuman manis menjadi salah satu kebutuhan.
Apalagi ketika sudah bisa mencari uang sendiri saat dewasa, maka minuman manis bisa menjadi prioritas yang sulit untuk dilepaskan.
Risiko Minum Manis
Gejala Ketagihan Minum Manis
Studi yang dilakukan pada remaja overweight dan obesitas menunjukkan adanya gejala craving minuman manis, Parents.
Remaja tersebut diminta untuk mengonsumsi air putih selama 3 hari, padahal sebelumnya mereka terbiasa minum lebih dari 3 minuman manis dalam sehari.
Gejala yang muncul antara lain:
- Ngidam minuman manis
- Sakit kepala
- Tidak memiliki motivasi
- Tidak tenang
- Kesulitan konsentrasi
- Tidak merasa bahagia
Masalah Kesehatan
Bukan rahasia lagi bila konsumsi minuman manis berlebihan berdampak langsung pada kesehatan fisik kita, Parents.
Mulai dari berat badan berlebih, obesitas, diabetes tipe 2, serangan jantung, ginjal, dan artritis.
Hal ini semakin meningkat ketika banyak gerai minuman cepat saji yang utamanya berperisa manis untuk menarik perhatian konsumen.
Artikel Terkait: Suka yang Manis-manis? Waspadai Bahaya Konsumsi Gula Berlebih
Cara Untuk Berhenti Ketagihan Minum Manis
Jika Parents atau keluarga Parents mengalami ketagihan minum manis, tidak ada kata terlambat untuk berhenti. Anda bisa memulainya dengan langkah-langkah sederhana, kok!
Berikut adalah cara untuk berhenti minum manis terlalu banyak:
Ingat Alasan Anda Melakukan Ini
Serupa dengan semua alasan untuk memulai berhenti, Anda harus mengingat apa tujuan Anda melakukan ini.
Kesehatan Anda bukanlah sesuatu yang dapat dipertaruhkan. Ingatlah bahwa memotong minuman manis berarti Anda sudah berinvestasi begitu banyak pada kesehatan Anda!
Ingat bahwa Anda tidak ingin mengalami penyakit jangka panjang seperti diabetes atau jantung.
Dan tentu Anda masih ingin bersama-sama dengan keluarga Anda tanpa perlu membuat mereka khawatir.
Berhenti Perlahan dengan Selalu Baca Label Komposisi
Langkah selanjutnya adalah memperhatikan label komposisi dan nutrisi di setiap minuman dan makanan yang hendak Anda konsumsi.
Banyak perusahaan yang berusaha memasarkan bahwa minuman mereka bergizi. Padahal belum tentu.
Andalah yang dapat menentukan apakah minuman tersebut sehat atau tidak dengan membaca label komposisi.
Hindari pemanis buatan terlebih dahulu seperti jenis gula yang sudah disebutkan di atas.
Lalu tentukan juga berapa kali Anda bisa mengonsumsi minuman tersebut dalam sehari.
Dengan begini, Anda bisa mulai perlahan memotong pemasukan gula dalam tubuh Anda, Parents.
Konsumsi Air Lebih Banyak, Bawa Botol Minum
Sangat mudah untuk memilih minuman manis sebagai pengganti air putih bila kita tidak membawanya. Pasti muncul pikiran, “Ah, untuk apa jauh-jauh dan membeli air putih?”
Inilah mengapa Anda mungkin bisa membiasakan diri membawa botol minum kemana pun Anda pergi.
Anda juga bisa menambahkan beberapa potong buah untuk memberikan rasa, seperti infused water. Dengan begini Anda akan terbiasa untuk memilih air putih!
Coba Ganti Minuman Manis dengan Jus Buah atau Smoothies
Anda sangat menginginkan minuman manis? Cobalah mengonsumsi jus buah atau smoothies yang dibuat sendiri di rumah. Hal ini bisa membantu Anda untuk mengontrol gula yang masuk dalam tubuh!
Jika Tubuh Anda Merespon Negatif, Ingatlah Bahwa Hal Ini Adalah Gejala yang Akan Berlalu
Ya, pasti Anda atau keluarga akan mengalami gejala craving akibat perubahan konsumsi gula. Namun ingatlah bahwa gejala ini sangat wajar dan akan berlalu.
Artikel Terkait: 10 Kreasi Resep Minuman Madu yang Menyehatkan dan Mudah Dibuat
Bagaimana dengan Minuman Zero Sugar?
Banyak yang bertanya-tanya terkait minuman zero sugar alias nol gula yang dianggap bisa menjadi pengganti minum manis.
Jawabannya, ternyata sama-sama berbahayanya.
Hal ini dikarenakan gula asli yang digunakan pada minuman tersebut diganti dengan pemanis buatan.
Otak yang sudah terbiasa mengonsumsi gula justru akan memberontak dan mengeluarkan sinyal ngidam yang lebih besar. Hal ini menyebabkan konsumen justru mencari minuman manis lain yang lebih banyak!
Belum lagi dengan kafein yang terdapat pada soda zero sugar tidak akan menyelesaikan masalah minuman manis ini.
Semoga sukses untuk mencoba mengurangi konsumsi minuman gula, Parents!
***
Baca Juga:
4 Resep Minuman dan Manisan Jeruk Mangga, Menyegarkan Tenggorokan!
Yuk Coba, 4 Pemanis Alami yang Lebih Sehat dari Gula
6 Minuman Coklat Instan Pilihan di 2022, Temani Sesi Bersantai di Musim Hujan