Sama seperti orang dewasa, keringat dingin pun bisa terjadi pada bayi. Munculnya keringat dingin ini bisa menjadi pertanda jika tubuh si kecil sedang mengalami kondisi tertentu.
Lantas, apakah keringat dingin pada bayi berbahaya? Apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, Parents!
Artikel Terkait: Hati-hati! Ini tanda keringat pada bayi yang menunjukkan penyakit serius
Mengapa Tubuh Mengeluarkan Keringat?
Sebelum membahas keringat dingin, sebaiknya Parents perlu tahu terlebih dahulu mengapa tubuh mengeluarkan keringat. Ternyata, keringat memiliki peran yang sangat penting bagi tubuh manusia. Cairan alami ini berfungsi untuk mendinginkan suhu tubuh yang tinggi.
Saat temperatur tubuh meningkat, sistem saraf akan mengirimkan sinyal ke otak. Sinyal tersebut kemudian diteruskan ke kelenjar keringat, sehingga keringat pun keluar membasahi tubuh. Keringat akan menguap untuk membantu mendinginkan suhu di permukaan kulit.
Sebuah studi mengungkapkan bahwa orang yang berkeringat lebih cepat dan lebih banyak selama beraktivitas menandakan ia sehat secara fisik. Penelitian tersebut juga mengatakan bahwa laki-laki lebih banyak berkeringat dibandingkan dengan perempuan.
Bagaimanakah dengan Keringat Dingin?
Melansir dari situs Verywell Health, keringat dingin (cold sweat) merupakan kondisi tubuh yang mengeluarkan keringat secara mendadak. Keringat dingin terjadi bukan karena suhu tubuh yang hangat atau aktivitas fisik yang dilakukan, melainkan sebagai respons tubuh terhadap kondisi tertentu. Kondisi ini pun bisa menjadi pertanda adanya penyakit di dalam tubuh.
Keringat dingin tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga pada anak-anak, bahkan bayi. Namun, jika dibandingkan dengan orang dewasa, keringat dingin pada bayi bisa menjadi pertanda adanya kondisi yang lebih serius. Pasalnya, mekanisme pengaturan suhu tubuh pada bayi sangat berbeda dari orang dewasa.
Pada beberapa kasus, keringat dingin pada bayi bisa menyebabkan rasa tidak nyaman hingga kejang-kejang. Lalu, apa yang menyebabkan bayi mengalami keringat dingin?
Artikel Terkait: Mengapa Bayi Sering Berkeringat Saat Menyusui? Ini Penyebabnya.
Penyebab Keringat Dingin pada Bayi
Tubuh bayi bisa kehilangan panas empat kali lebih cepat. Oleh karena itu, jika ada keadaan tertentu di dalam tubuhnya, maka penguapan keringat pada bayi pun akan lebih banyak.
Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab keringat dingin pada bayi, di antaranya:
1. Bayi Mengalami Stres
Stres tidak hanya dapat dirasakan orang dewasa, tetapi juga bayi. Stres atau perasaan cemas akan menghambat masuknya oksigen ke otak, serta organ lain di dalam tubuh. Akibatnya, keringat dingin pun terjadi.
Mengutip dari Mom Junction, ada banyak hal yang bisa menyebabkan bayi merasakan stres. Misalnya rasa tidak nyaman, terpisah dari ibu, kurang mendapatkan perhatian, atau karena pengaruh lingkungan. Namun sayangnya, hal ini jarang disadari oleh para orangtua.
Untuk mengetahui bayi sedang stres atau tidak, Parents bisa mengenali tanda-tandanya. Bayi yang stres biasanya ditandai dengan beberapa hal, seperti menangis secara terus-menerus, kebiasaan tidur dan makan yang berubah, hingga bayi terlihat menghindari kontak mata.
Untuk mengatasi stres pada bayi, Parents harus senantiasa memberikan perhatian kepadanya. Misalnya, Parents bisa mengajak si kecil bermain, tidak mengabaikannya saat menangis, serta tidak mengganggunya ketika sedang tidur.
Selain itu, jangan menunjukkan stres pada si kecil jika Parents sedang mengalaminya. Sebab, stres yang Parents rasakan dapat menular juga kepada si kecil.
2. Adanya Infeksi atau Penyakit Tertentu
Keringat dingin pada bayi bisa menandakan terjadinya infeksi di dalam tubuh bayi. Bayi tidak memiliki sistem imun sekuat orang dewasa, sehingga cukup rentan terkena infeksi dari bakteri ataupun virus.
Saat infeksi terjadi, jaringan tubuh akan meradang sebagai tanda sistem kekebalan tubuh sedang melawan infeksi tersebut. Hal ini kemudian menyebabkan panas dingin pada bayi, di mana bayi mengeluarkan keringat dingin.
Untuk mengatasinya, Parents bisa mengompres si kecil atau segera memeriksakannya ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat. Jika terlambat diatasi, kondisi ini bisa menyebabkan kejang atau step.
3. Menurunnya Kadar Oksigen
Menurunnya kadar oksigen menjadi penyebab keringat dingin pada bayi yang paling umum terjadi. Sebuah publikasi di Perpustakaan Kedokteran Nasional Amerika Serikat menyebutkan bahwa kondisi ini bahkan dapat meningkatkan risiko gangguan perkembangan otak bayi.
Kadar oksigen pada bayi dapat turun karena berbagai hal. Satu di antaranya adalah dehidrasi. Jika hal ini terjadi pada si kecil, pastikan agar ia mendapatkan asupan ASI yang cukup. Bayi perlu menyusu 8 hingga 12 kali dalam sehari di beberapa minggu pertama.
ASI sebaiknya diberikan setiap dua jam sekali, baik di pagi hari, siang, sore ataupun malam. Setiap satu kali menyusu, sebaiknya berlangsung sekitar 20 sampai 30 menit atau hingga si kecil merasa kenyang.
4. Rendahnya Kadar Gula Dalam Darah (Hipoglikemia)
Keringat dingin pada bayi juga dapat terjadi karena hipoglikemia. Kondisi rendahnya kadar gula di dalam darah ini dapat mengakibatkan tubuh bereaksi seperti saat kekurangan oksigen.
Mengutip dari Medline, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan hipoglikemia pada bayi. Seperti terlalu banyak kadar insulin di dalam darah, tubuh bayi menggunakan lebih banyak glukosa daripada yang diproduksi, bayi tidak dapat mengambil cukup glukosa dari ASI yang diberikan.
Selain itu, bayi juga rentan mengalami hipoglikemia jika sang ibu menderita diabetes, pertumbuhan serta perkembangan janin di dalam rahim berjalan dengan sangat lambat, atau lahir prematur.
Melansir University of Rochester Medical Center, cara terbaik untuk mengatasi hipoglikemia pada bayi adalah dengan memberi sumber glukosa yang cukup dari makanan atau pun formula. Bayi juga bisa mendapatkan asupan gula melalui suntikan intravena.
Artikel Terkait: Berbahayakah jika kaki bayi dingin? Ini yang perlu Parents tahu!
Itulah penjelasan mengenai keringat dingin yang juga bisa terjadi pada bayi. Apabila kondisi keringat dingin yang dialami si kecil terus berlanjut, maka segera periksakan si kecil ke dokter, ya, Parents!
Baca Juga:
Ketahui Penyebab Keringat Berlebih saat Hamil dan Cara Mengatasinya