Adanya keputihan saat hamil muda sejatinya adalah kondisi yang normal. Dengan catatan, hal ini tidak disertai dengan gejala tertentu yang mengganggu. Keputihan saat awal kehamilan ini bisa disebabkan berbagai hal, salah satunya jumlah hormon yang meningkat.
Cairan tambahan yang keluar dari leher rahim atau serviks ini sebenarnya merupakan sisa buangan dari rahim dan vagina, bakteri normal dari vagina, dan sel-sel mati dari dinding vagina.
Di masa awal kehamilan, cairan ini memenuhi saluran serviks untuk menciptakan lendir pelindung yang terlihat seperti putih telur. Menjelang persalinan, lendir ini akan menjadi semakin banyak.
Penyebab Keputihan Saat Hamil Muda
Berdasarkan International Research Journal of Pharmacy, keputihan saat hamil yang normal dikenal sebagai leukorea. Gejalanya yaitu tipis, bening, atau putih susu dan berbau ringan. Terdapat aneka penyebab mengapa hal ini dapat terjadi, antara lain:
1. Estrogen Meningkat
Saat hamil muda, hormon estrogen dalam tubuh meningkat menyebabkan aliran darah ke area panggul naik. Semakin banyak aliran darah merangsang selaput lendir tubuh, semakin banyak pula keputihan yang terjadi.
Menurut artikel Obstetrics and Gynecology International, keputihan saat hamil muda memiliki peran penting yaitu mengeluarkan sel-sel mati dari vagina, melindungi jalan lahir dari infeksi dan menjaga keseimbangan bakteri dalam vagina.
Artikel terkait: 4 Keputihan Tanda Hamil, Berbeda dengan Keputihan Sebelum Haid
2. Adanya Infeksi
Keputihan juga dapat disebabkan adanya infeksi pada vagina, yakni karena bakteri dan jamur. Jika vagina mengeluarkan aroma tidak sedap atau aneh, merasa gatal atau sakit, nyeri saat buang air kecil menunjukkan infeksi vagina.
Cairan yang bening dan tidak bau adalah normal, tetapi bisa jadi berlebihan. Hal ini menandakan adanya gangguan keseimbangan bakteri alami yang hidup di dalam vagina.
3. Perubahan Serviks
Mengutip Texas Children’s, perubahan serviks yang terjadi selama kehamilan ditandai dengan peningkatan jumlah keluarnya cairan keputihan. Hormon yang berubah akhirnya menyebabkan produksi lendir serviks meningkat.
4. Klamidia
Menurut American Pregnancy Association, dalam kebanyakan kasus klamidia saat hamil tidak menunjukkan gejala berarti. Itulah mengapa klamidia kerap disebut infeksi senyap mengingat penderita tidak menyadari ada yang salah dalam tubuhnya.
Namun, beberapa perempuan sangat mungkin mengalami keputihan juga nyeri di area panggul atau perut. Segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Artikel terkait: Cek Fakta: Benarkah Keputihan Bisa Menyebabkan Sulit Hamil?
5. Herpes Genital
Pada ibu hamil yang menderita herpes genital, keputihan muncul diikuti dengan bercak dan lepuhan khas herpes di area kelamin. Gejala ini harus diwaspadai karena berisiko menularkan bayi atau disebut herpes neonatal.
Selain melalui hubungan seksual, virus herpes biasanya terjadi melalui kontak skin-to-skin (kulit-ke-kulit) dengan orang yang memiliki virus tersebut atau dengan orang yang memiliki luka terbuka.
6. Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis, sejenis organisme bersel tunggal atau protozon. Parasit penyebab trikomoniasis ini tumbuh subur di lingkungan yang lembab seperti uretra, vagina dan vulva.
Menurut Disease Control and Prevention (CDC), sebanyak 70 hingga 85 persen orang dengan trikomoniasis tidak mengalami gejala apa pun. Namun, adanya keputihan bisa jadi tanda. Bila ibu hamil mengalami hal ini, keputihan yang muncul berbau busuk dan warnanya putih, abu-abu, kuning, atau kehijauan.
7. Kanker Serviks
Kehamilan dengan kanker serviks dini sebagian besar tidak memiliki gejala klinis yang jelas.
Namun, mengutip jurnal Cancer Medicine, beberapa pasien dengan gejala sebagian besar menunjukkan keputihan dengan bau busuk, sekresi bernanah atau berdarah, dan perdarahan tidak teratur pada vagina.
Artikel terkait: 5 Hal yang Sebabkan Keputihan Coklat, Bisa Menandakan Adanya Masalah Kesehatan
Kapan Harus Waspada?
Seperti telah diinfokan sebelumnya, keputihan saat hamil muda adalah normal adanya. Normalnya, kondisi ini berlangsung satu hingga dua minggu setelah pembuahan.
Di akhir minggu kehamilan, Bunda akan mengeluarkan lendir tebal disertai dengan bercak darah dan terkadang dianggap sebagai tanda awal persalinan. Namun, waspada jika disertai gejala berikut:
- Warna keputihan saat hamil cenderung kuning, hijau, atau cokelat dan berlangsung lebih dari satu hari
- Tekstur keputihan saat hamil lebih kental, mirip keju cottage
- Keputihan saat hamil baunya amis atau tidak sedap
- Disertai gatal atau nyeri pada vagina
- Vagina sakit atau panas saat buang air kecil dan berhubungan seks
- Disertai kram atau nyeri perut
Untuk mencegah terjadinya keputihan saat hamil yang disebabkan oleh infeksi, ada beberapa hal yang bisa dilakukan yaitu:
- Bersihkan vagina secara rutin dengan cara yang benar, yaitu dari arah vagina menuju anus usai buang air kecil maupun buang air besar.
- Segera ganti pakaian setelah tubuh berkeringat atau basah, misalnya karena olahraga atau berenang.
- Gunakan kondom saat berhubungan seksual dan hindari berganti pasangan
- Hindari menggunakan pembalut, tisu, dan sabun yang mengandung pewangi untuk membersihkan vagina.
- Hindari mengenakan celana yang terlalu ketat, terutama yang berbahan nilon. Utamakan dalaman berbahan katun yang nyaman dan lebih menyerap keringat.
- Cukupi beristirahat dan kurangi stres agar daya tahan tubuh tetap kuat
- Hindari melakukan douching vagina karena dapat mengganggu keseimbangan mikroorganisme di dalam vagina, yang dapat menyebabkan vaginosis bakteri.
- Jika perlu, kenakan panty liner jika Anda mengalami keputihan berlebih.
- Kurangi mengonsumsi banyak gula karena mendorong pertumbuhan jamur.
- Mengonsumsi makanan atau suplemen probiotik yang aman dikonsumsi selama kehamilan untuk mencegah ketidakseimbangan bakteri di vagina.
Semoga informasi ini bermanfaat!
***
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga:
Kenali 6 Jenis Keputihan Saat Hamil, Mana yang Berbahaya?
Keputihan dan Muncul Flek Kuning Saat Hamil Tua, Bahaya atau Normal?
10 Jenis Keputihan Normal dan Tidak Normal Serta Artinya bagi Kesehatan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.