Keputihan merupakan hal yang wajar dialami oleh wanita. Ini merupakan cara tubuh dalam menjaga kebersihan area kewanitaan sekaligus melindungi vagina dari risiko infeksi. Namun demikian, pada beberapa kasus keputihan dapat menjadi tidak normal.
Salah satu jenis keputihan yang tidak normal adalah yang berwarna kecoklatan. Kemunculannya kerap disertai dengan gejala lain, seperti berbau tidak sedap, keluar dalam jumlah banyak, tekstur kental dan menggumpal, serta vagina yang terasa gatal dan nyeri.
Berbagai Penyebab Keputihan Berwarna Coklat
Meski begitu, tidak semua keputihan berwarna coklat berbahaya. Kondisi ini dapat dialami oleh wanita menjelang menstruasi karena keputihan bercampur darah, pada wanita hamil, atau yang menjelang menopause. Bila keputihan coklat terjadi di luar ketiga hal tersebut, maka patut diwaspadai.
Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang ditandai dengan keputihan berwarna coklat:
1. Penyakit Radang Panggul
Radang panggul adalah penyakit infeksi pada organ reproduksi wanita seperti serviks, rahim, dan ovarium. Kondisi ini rentan dialami oleh wanita berusia 15-25 tahun yang sudah aktif berhubungan intim. Wanita dicurigai terkena penyakit radang panggul bila mengalami gejala berikut:
- Demam.
- Nyeri saat buang air kecil.
- Nyeri saat berhubungan intim.
- Nyeri di panggul atau perut bagian bawah.
- Keputihan berwarna coklat/kekungingan/kehijauan dan berbau.
Penyakit radang panggul perlu segera ditangani oleh dokter. Bila tidak, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi seperti infertilitas (sulit hamil) hingga kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan).
2. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Keputihan berwarna coklat juga dapat menandakan adanya infeksi menular seksual seperti gonore atau klamidia. Gejalanya dapat berupa:
- Keputihan berbau.
- Muncul sensasi terbakar saat buang air kecil.
- Nyeri saat buang air kecil.
Akan tetapi, perlu diketahui bahwa infeksi menular seksual kerap tidak bergejala. Oleh sebab itu, segera periksakan diri ke dokter bila Anda memiliki faktor risiko terhadap IMS.
3. Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)
PCOS merupakan gangguan hormon yang membuat penderitanya mengalami kondisi berikut:
- Nyeri panggul.
- Sulit hamil.
- Siklus haid tidak teratur atau berhenti.
- Jumlah darah yang keluar saat haid sangat banyak.
- Muncul rambut di wajah atau tubuh.
- Kulit berminyak dan mudah berjerawat.
- Muncul bercak kulit yang lebih gelap dari warna asli.
Kadangkala, PCOS juga memicu keputihan berwarna coklat akibat perdarahan ringan pada siklus haid yang tidak teratur.
Sindrom ini tidak boleh dianggap sepele karena sering menjadi penyebab sulit hamil pada wanita. Oleh karena itu, segera periksakan diri ke dokter bila siklus haid tidak teratur atau haid jarang di usia muda.
4. Endometriosis
Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan dinding rahim tumbuh di luar rahim. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri hebat pada panggul atau perut bagian bawah, terutama saat menstruasi. Gejala lainnya meliputi:
- Kram perut.
- Diare atau sembelit.
- Nyeri di punggung bagian bawah.
- Volume darah berlebih saat haid.
- Perdarahan di luar siklus haid yang tampak seperti keputihan berwarna coklat
- Sakit saat buang air kecil atau besar.
- Mual dan kelelahan saat haid.
- Sulit hamil atau kemandulan.
- Nyeri di area kelamin (dispareunia).
5. Kanker Serviks
Meski sangat jarang, keputihan berwarna coklat dapat mengindikasikan adanya pertumbuhan sel-sel kanker serviks (leher rahim). Gejala lain yang perlu dicurigai, yaitu:
- Nyeri dan keluar darah saat berhubungan intim.
- Jumlah darah yang keluar saat haid banyak dan lebih lama.
- Muncul perdarahan diantara siklus haid.
Untuk mendeteksi dini kanker serviks, dapat dilakukan pemeriksaan Pap smear. Bila diperlukan, dilakukan pengambilan sampel jaringan (biopsi) untuk evaluasi lebih lanjut. Setelah kanker serviks terkonfirmasi, diperlukan pemeriksaan radiologi untuk menentukan stadium kanker.
Kapan Harus ke Dokter Saat Muncul Keputihan Berwarna Coklat?
Keputihan berwarna coklat perlu diwaspadai dan segera dikonsultasikan dengan dokter bila terdapat gejala-gejala berikut:
- Berbau tidak sedap.
- Sering terjadi setelah berhubungan intim.
- Berlangsung selama beberapa minggu.
- Disertai kram atau nyeri panggul, nyeri saat buang air kecil, perdarahan abnormal di luar siklus haid, haid tidak teratur, dan/atau rasa gatal pada vagina.
Cara Mengatasi Keputihan Berwarna Coklat
Pengobatan keputihan berwarna coklat tergantung pada penyebabnya. Bila penyebabnya infeksi jamur, maka dokter akan mengobatinya dengan memberikan obat antijamur yang dimasukan ke dalam vagina dalam bentuk krim atau gel. Antibiotik oral (minum) atau topikal (lokal ke dalam vagina) juga dapat diberikan untuk keputihan abnormal akibat infeksi bakteri.
Selain itu, keputihan berwarna coklat juga dapat diatasi dan dicegah dengan cara-cara berikut:
- Menjaga kebersihan vagina dengan mengganti pembalut secara teratur saat menstruasi, memakai celana dalam berbahan katun, mencuci celana dalam dengan air hangat dan sabun, dan tidak menggunakan celana yang terlalu ketat.
- Membersihkan vagina dengan cara yang tepat setelah buang air kecil/besar, yakni dengan membasuhnya dari arah depan (vagina) ke belakang (anus) dan bukan sebaliknya. Gunakan air hangat dan tanpa pewangi untuk membersihkan vagina.
- Tidak menggunakan produk kewanitaan seperti obat pencuci (douching) atau bedak vagina yang dapat merusak keseimbangan bakteri alami di dalam vagina.
- Kompres dingin dengan lembut bila keputihan disertai dengan bengkak dan rasa gatal di vagina.
Semoga informasi terkait dengan keputihan coklat ini bisa bermanfaat, ya.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.