Keputihan yang dialami kaum hawa sebenarnya sebuah kondisi yang normal. Biasanya, keputihan terjadi saat menjelang siklus menstruasi atau saat kehamilan. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan dialami pula oleh anak-anak bahkan balita. Lalu, apa saja yang perlu Parents ketahui tentang keputihan pada anak?
Keputihan pada orang dewasa secara umum merupakan kejadian normal dan tidak perlu dicemaskan. Sedangkan pada anak, keputihan terbilang jarang terjadi.
Ada beberapa jenis keputihan yang dapat mengindikasikan infeksi atau adanya masalah lain pada organ intim. Keputihan yang tidak normal biasanya berwarna kuning atau hijau, konsistensinya kental, dan berbau menyengat.
Keputihan pada Anak
Gatal, kemerahan, dan pembengkakan pada kulit vagina dan sekitarnya (vulva) adalah masalah umum yang terjadi pada anak perempuan sebelum usia pubertas. Si kecil mungkin akan mengalami keputihan karena adanya peradangan di area tersebut.
Secara anatomi dan fungsi, organ vital anak perempuan memang sedikit berbeda dengan orang dewasa. Kondisi ini termasuk lokasi vagina dan liang anus yang sangat dekat, kuranganya estrogen sehingga lapisan permukaan vagina menjadi cukup tipis dan rentan terhadap infeksi, tidak adanya proteksi dari rambut kemaluan, dan kurangnya bantalan lemak pada daerah bibir vagina.
Akibatnya, risiko terjadinya infeksi penyebab keputihan lebih tinggi pada anak-anak. Warna, bau, dan konsistensi keputihan pun dapat bervariasi, tergantung pada penyebabnya.
Artikel terkait: 4 Keputihan Tanda Hamil, Berbeda dengan Keputihan Sebelum Haid
Penyebab Keputihan
Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab gatal dan keputihan pada anak. Apa saja?
- Bahan kimia seperti parfum dan pewarna dalam deterjen, pelembut pakaian, krim, salep, dan semprotan dapat mengiritasi vagina atau kulit di sekitar vagina.
- Infeksi jamur vagina, vaginitis pada anak perempuan sebelum pubertas sering terjadi. Namun jika si kecil memiliki infeksi vagina menular seksual, kemungkinan ia telah mengalami pelecehan seksual dan harus segera ditangani.
- Adanya benda asing, seperti tisu toilet atau pasir yang mungkin tertinggal di sekitar vagina. Infeksi dengan keputihan dapat terjadi jika benda asing tetap berada di dalam vagina.
- Cacing kremi, infeksi parasit yang satu ini sering menyerang anak-anak.
- Kebersihan organ yang tidak terjaga, biasanya karena anak kecil tidak menerapkan hygiene yang baik.
Mengobati Keputihan pada Anak
Mengutip dari Alodokter, keputihan pada anak perlu ditangani, khususnya jika keputihan tidak menghilang dengan sendirinya setelah beberapa waktu. Dokter mungkin akan memberikan antibiotik untuk mengobati keputihan yang disebabkan karena infeksi.
Biasanya, pengobatan dilakukan 7-10 hari dan kemudian akan dievaluasi kembali. Parents disarankan membawa anak untuk kontrol kembali setelah pengobatan, terlebih lagi jika keputihan pada anak tidak berhenti setelah obat habis.
Hal yang tidak kalah penting adalah menjaga kebersihan organ intim si kecil. Ajarkan mereka cara membersihkan vagina dengan baik dan benar.
Artikel terkait: Parents, Waspadai Keputihan Pada Bayi dan Balita Anda!
Tips Perawatan di Rumah
Untuk mencegah dan mengobati keputihan maupun iritasi vagina yang dialami anak, berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan.
- Batasi penggunaan tisu toilet apalagi yang mengandung parfum.
- Ketika mengeringkan vagina usai dibersihkan, jangan menggunakan kain atau handuk yang dipergunakan bersama atau dipergunakan berulang.
- Batasi waktu mandi hingga 15 menit atau kurang dari itu.
- Jangan tambahkan benda apa pun ke dalam air mandi dan jangan biarkan sabun mengapung di air mandi.
- Ajari anak untuk menjaga area genital tetap bersih dan kering. Jika menggunakan tisu, seka vagina dari arah depan ke bagian belakang.
- Pakaikan si kecil celana dalam berbahan katun. Hindari pakaian dalam yang terbuat dari bahan yang panas dan kasar.
- Ganti pakaian dalam secara rutin, minimal dua kali sehari.
- Hindari menggunakan celana ketat atau celana pendek.
- Ganti pakaian basah, terutama pakaian renang basah atau pakaian olahraga sesegera mungkin.
Artikel terkait: Keputihan Normal dan Tidak, Ini yang Tanda yang Perlu Diperhatikan
Kapan Harus Menghubungi Dokter?
Dengan memperhatikan kebersihan area sekitar vagina dan menerapkan beberapa tips di atas, keputihan biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari. Namun jika tidak, segera hubungi dokter atau pusat pelayanan kesehatan terdekat.
Kondisi mungkin menjadi lebih serius jika si kecil menunjukkan gejala lain. Misalnya jika anak mengeluhkan nyeri di area panggul, sakit di perut bagian bawah, dan demam. Lakukan pemeriksaan secara mendalam terutama jika Parents mencurigai telah terjadi pelecehan seksual.
Si kecil perlu penanganan khusus jika terdapat lecet atau borok pada vagina atau vulva, ia mengeluhkan terbakar saat buang air kecil, mengalami perdarahan, hingga pembengkakan.
****
Nah, itulah tadi penjelasan seputar keputihan pada anak. Semoga informasi ini bermanfaat, ya.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga:
Hati-hati! Keputihan berlebihan bisa sebabkan radang serviks
Berhubungan saat keputihan amankah dilakukan? Ini risikonya, waspada!