Mengenal Kepribadian Ambivert, Ketika Introvert dan Ekstrovert Bersatu

Apakah Parents nyaman ketika ada di lingkungan sosial, tetapi tetap butuh me time? Bisa jadi Parents punya kepribadian ambivert.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain introvert dan ekstrovert, ada pula kepribadian ambivert. Lalu, apa itu kepribadian ambivert?

Seperti kita tahu, ciri kepribadian menentukan bagaimana Anda berinteraksi dan bereaksi terhadap dunia di sekitar Anda. Mengetahui lebih banyak tentang ciri kepribadian dapat membantu mengetahui posisi paling nyaman, baik secara sosial maupun profesional.

Ide introversi dan ekstroversi pertama kali datang dari psikiater Swiss Carl G. Jung pada awal 1900-an. Ia percaya beberapa orang diberi energi oleh dunia luar (ekstrovert) dan yang lain diberi energi oleh dunia internal (introvert).

Perbedaan Kepribadian Introvert, Esktrovert, dan Ambivert

Seorang ekstrovert adalah yang menarik energi dari atau di sekitar orang-orang. Mereka suka keluar dan berkeliling, menghadiri acara sosial dan terlibat dengan orang lain. Seorang ekstrovert dapat disebut sebagai "orang yang berjiwa sosial". 

Melansir dari Healthline, seorang introvert adalah seseorang yang menarik energi dari refleksi yang tenang. Mereka senang menghabiskan waktu sendirian atau dengan satu atau dua orang yang mereka rasa dekat. Sering kali, mereka membutuhkan me time untuk mengisi ulang setelah berada dalam lingkungan sosial yang berkelompok.

Artikel terkait: 5 Tahapan Penting Psikologi Anak, Bagaimana Parents Harus Menghadapinya?

Introvert terkadang dituduh pemalu atau antisosial, tetapi itu sebenarnya bukan sifat aslinya. Seseorang yang mengidentifikasi dirinya sebagai introvert mungkin menyukai orang lain, tetapi lebih suka berinteraksi dalam dosis kecil. Selain itu, mereka umumnya bukan penggemar obrolan ringan, lebih menyukai percakapan lebih dalam dan bermakna.

Ahli saraf percaya bahwa ekstrovert mungkin merespons lebih positif daripada introvert terhadap rangsangan luar. Sebab, otak mereka melepaskan lebih banyak dopamin (zat kimia di otak yang menyebabkan perasaan penghargaan dan kesenangan) selama situasi ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ini tipe kepribadian dianggap berada di spektrum. Itu berarti seseorang jarang cocok sepenuhnya di satu sisi atau yang lain, tetapi jatuh di antara keduanya. Anda bisa lebih dekat ke sisi ekstrovert atau lebih dekat ke sisi introvert.

Apabila Anda merasa salah satu dari deskripsi itu tidak sesuai, Anda bisa menjadi seorang dengan kepribadian ambivert. Kepribadian ambivert berada di tengah.

Mereka mungkin lebih condong ke arah perilaku ekstrovert atau introvert, tergantung pada situasinya. Seseorang dengan kepribadian ambivert biasanya memiliki ciri tertentu. Berikut adalah lima tanda seseorang memiliki kepribadian ambivert.

Tanda Kepribadian Ambivert

1. Orang dengan Kepribadian Ambivert Adalah Pendengar yang Baik

Ekstrovert suka berbicara lebih banyak dan introvert suka mengamati dan mendengarkan. Namun, pemilik kepribadian ambivert tahu kapan harus berbicara dan kapan harus mendengarkan. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Seorang dengan kepribadian ambivert mungkin membuka rapat dengan memberikan pidato singkat, kemudian menawarkan rekan lainnya untuk berbicara.

2. Pemilik Kepribadian Ambivert Memiliki Kemampuan Mengatur Perilaku

Menyesuaikan diri dengan orang lain ataupun situasi tampaknya datang secara alami bagi ambivert. Bayangkan Anda sedang naik lift dengan orang asing. Seorang ekstrovert mungkin mulai berbasa-basi, tetapi seorang introvert mungkin memasang earbud untuk menghindari interaksi. Anda dapat memilih salah satu opsi, tergantung pada situasi.

3. Nyaman di Lingkungan Sosial, tetapi Menghargai Me Time

Orang dengan kepribadian ambivert dapat berada di keramaian, tetapi juga menikmati malam yang tenang di rumah. Katakanlah seorang teman menelepon dengan undangan menit terakhir untuk keluar malam.

Seorang ekstrovert kemungkinan akan menerima tanpa ragu-ragu, sementara seorang introvert cenderung menolak. Seorang ambivert mungkin akan mempertimbangkannya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: 7 Ucapan Orangtua yang Paling Berdampak Buruk bagi Perkembangan Psikologis Anak

4. Memiliki Empati yang Tinggi

Ambivert dapat mendengarkan dan menunjukkan bahwa mereka mengerti dari mana seseorang berasal. Jika seorang teman mengalami masalah, seorang ekstrovert mungkin mencoba menawarkan solusi segera, dan seorang introvert mungkin pandai mendengarkan.

Seorang dengan kepribadian ambivert mungkin mendengarkan dan mengajukan pertanyaan yang bijaksana untuk mencoba dan membantu.

5. Dapat Memberikan Keseimbangan

Dalam hal pengaturan kelompok, ambivert dapat memberikan keseimbangan yang sangat dibutuhkan untuk dinamika sosial. Seorang dengan kepribadian ambivert mungkin adalah orang yang membantu memecah keheningan yang canggung, membuat orang lain yang lebih introvert merasa nyaman memulai percakapan.

Kelebihan Orang Kepribadian Ambivert

Karena ambivert hidup di tengah, mereka memiliki kemampuan unik untuk memanfaatkan sifat-sifat di kedua ujung spektrum. Mereka bahkan mungkin lebih mudah berkompromi dalam hal interaksi karena mereka dapat merasa nyaman dalam berbagai pengaturan yang berbeda.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hubungan

Seorang dengan kepribadian ambivert dapat belajar bagaimana menguasai aspek positif dari kedua tipe kepribadian tersebut. Misalnya, Anda bisa menjadi kehidupan pesta, menceritakan kisah menarik dan menarik audiens, tetapi Anda juga dapat mendengarkan dengan cermat dan mendapatkan kepercayaan seseorang. 

Akibatnya, ambivert mungkin dapat mengembangkan ikatan yang lebih dalam. Sifat ekstrovert yang dimiliki dapat menyebabkan pertemuan dan berinteraksi dengan lebih banyak orang, sedangkan sifat introvert dapat membantu memelihara persahabatan yang erat.

Gaya Manajemen

Baik ekstrovert maupun introvert bisa menjadi bos yang baik, tetapi sering kali tergantung pada konteks dan orang yang mereka pimpin. Dengan cara yang sama bahwa para pemimpin memiliki gaya manajemen yang berbeda, karyawan merespons gaya manajemen secara berbeda berdasarkan ciri-ciri kepribadian mereka.

Sebuah studi yang diterbitkan di Harvard Business Review memeriksa rantai pengiriman pizza AS dengan 57 toko untuk melihat apakah memiliki seorang ekstrovert atau introvert sebagai pemimpin menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi. Para peneliti menilai setiap pemimpin toko pada spektrum introvert/ekstrovert berdasarkan ciri-ciri yang mereka tampilkan.

Mereka menemukan bahwa para pemimpin ekstrovert memiliki keuntungan yang lebih tinggi ketika mereka memimpin karyawan yang pasif, yang berarti para pekerja lebih menyukai arahan dan instruksi. Namun, mereka memiliki keuntungan yang lebih rendah ketika karyawan proaktif, yang berarti para pekerja lebih suka mengambil lebih banyak tanggung jawab sendiri.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Para pekerja proaktif kemungkinan akan mendapat manfaat lebih banyak dari seorang pemimpin yang introvert. Sebab, introvert memiliki kemampuan untuk mendengarkan dan membantu mengenali kelebihan orang lain.

Dalam hal mengelola tim, ambivert mungkin memiliki keunggulan utama. Mereka dapat memilih untuk menampilkan kualitas yang lebih ekstrovert atau introvert berdasarkan kebutuhan karyawan mereka. Ambivert merasa nyaman menjadi pusat perhatian jika diperlukan, tetapi mereka juga tahu kapan harus mundur dan mendengarkan.

Artikel terkait: 5 Cara memahami kondisi psikologis anak agar kesehatan mentalnya terjaga

Kekurangan Menjadi Seorang Ambivert

Ambivert dianggap lebih fleksibel karena dapat berpindah antara introversi dan ekstroversi. Bergantung pada situasinya, ini mungkin memberi tekanan ekstra pada ambivert. Menjaga keseimbangan mungkin merupakan kualitas yang baik untuk dimiliki, tetapi juga bisa melelahkan.

Seorang ambivert juga dapat menemukan diri mereka dalam posisi menjaga perdamaian dalam lingkungan sosial atau pekerjaan. Orang yang lebih dekat ke sisi introvert atau ekstrovert dari spektrum kepribadian mungkin mengalami kesulitan memahami dari mana sisi lain itu berasal, mencari ambivert untuk menjembatani kesenjangan.

Karier yang Baik untuk Orang Kepribadian Ambivert

Secara umum, ambivert cenderung berkembang dalam karier yang melibatkan keseimbangan kolaborasi dan waktu yang dihabiskan untuk bekerja secara mandiri. Itu karena memungkinkan mereka untuk menggunakan sifat introvert dan ekstrovert. Seorang ambivert mungkin unggul dalam karier berikut ini.

1. Tenaga Penjualan

Tenaga penjualan harus persuasif, sekaligus mempertimbangkan kebutuhan pelanggan. Ambivert memiliki kemampuan alami untuk beralih antara berbicara dan mendengarkan. Sebuah studi dalam jurnal Psychological Science menemukan bahwa ambivert cenderung menjual lebih banyak daripada introvert atau ekstrovert.

2. Manajer Proyek

Manajer proyek mengambil kepemilikan proyek dan memberikan panduan kepada tim yang mengerjakannya. Mereka harus bisa memberi arahan dan mendengarkan orang-orang di tim mereka.

3. Produser

Produser bekerja di belakang layar di radio, televisi, media online, dan film untuk memastikan proyek diatur dan tetap pada jalurnya. Posisi ini melibatkan kolaborasi dengan berbagai tipe kepribadian yang berbeda untuk memindahkan proyek dari awal hingga akhir.

Artikel terkait: Psikologi Anak : Ketika Anak Merasa Dirinya Berbeda

4. Desainer Interior

Desainer interior perlu membaca pelanggan mereka dan menawarkan saran berdasarkan prinsip desain dan preferensi pelanggan. Mereka menghabiskan beberapa waktu untuk berkolaborasi dan beberapa waktu sendirian mengerjakan presentasi.

5. Guru

Guru harus fleksibel untuk menjangkau siswa dari berbagai latar belakang dan tipe kepribadian yang berbeda. Mereka juga harus nyaman berbicara di depan orang banyak dan bertemu empat mata dengan siswa dan orang tua.

Demikian penjelasan mengenai kepribadian ambivert. Kalau Parents masuk dalam kategori mana, nih? Pada dasarnya, semua kepribadian setara. Setiap kepribadian memiliki peran masing-masing di masyarakat.

Baca juga:

id.theasianparent.com/karakter-anak-kedua

id.theasianparent.com/konflik-rumah-tangga

id.theasianparent.com/mengasah-kemampuan-belajar-progresif