Dua hal dalam perkembangan anak yang sepertinya merupakan goal atau jadi fokus para orang tua adalah kemampuan berjalan dan kemampuan anak berbicara.
Keduanya memiliki redflag di usia 18 bulan. Banyak anak yang terlambat berbicara dan si Ibu baru menyadarinya saat anak memasuki PAUD karena melihat interaksi si anak di sekolah barunya, lalu terburu-buru menekan si anak agar segera dapat mengejar ketertinggalan.
Padahal kemampuan anak berbicara tentu saja tidak dapat dikebut semalam. Memerlukan proses panjang yang dimulai dari stimulasi sejak dalam kandungan.
Kemampuan Anak Berbicara Perlu Dilatih
Anak perempuan saya mulai mengeluarkan kata pertama yang benar-benar dia pahami maknanya di usia 8 bulan yakni ‘mamam’. Cukup mengejutkan bahkan bagi beberapa orang itu terhitung sangat cepat, namun saya percaya tidak ada usaha yang mengkhianati hasil karena saya memang selalu menstimulasinya sejak dalam kandungan sampai saat ini.
Dengan demikian, kemampuan anak berbicara pun bisa maksimal. Dia bahkan mengalami ledakan kosa kata saat berusia 18 bulan. Dia meniru semua hal yang dia dengar, menanyakan apa pun yang dia lihat, dan mengulang semua hal baru yang menurutnya menarik.
Banyak Ibu yang bertanya stimulasi apa yang saya lakukan, sebagai sesama Ibu saya ingin berbagi sedikit pengalaman saya dalam hal stimulasi anak.
Kiat Memberikan Stimulasi Kemampuan Anak Berbicara
1. Mengajak anak bicara di mana pun kapan pun dari usia berpa pun.
Saya selalu memaksa suami berbicara saat anak dalam kandungan awalnya canggung lalu lucu kemudian terbiasa hingga selalu berpamitan saat akan berangkat kerja dan bercerita kegiatannya sebelum tidur.
2. Menjauhi gadget.
Saya sangat menahan bermain hp di depan anak kecuali telepon mendesak agar anak tahu orang tuanya sedang fokus dan memiliki waktu yang utuh untuknya. Sehingga sampai sekarang dia selalu protes saat mama-papa nya asyik sendiri dengan ponsel dan mengabaikannya.
3. Meminimalisir screen time bagi anak.
Sebisa mungkin saya menahan anak yang ingin menyentuh HP dan sangat mengurangi TV menyala sehingga anak dapat mengexplore lingkungannya dengan bermain air, tanah, gelembung atau apapun yang dia ingingkan.
4. Storytelling dan real aloud.
Buku apapun bahkan terkadang cerita karangan yang tidak nyambung bagi saya tapi anak sangat menikmati ekspresi dan nada bicara yang berubah-ubah.
Saya bahkan memberikan majalah lama atau buku apapun yang boleh ia robek atau coret, karena harga buku bayi relatif mahal menurut saya sehingga saya hanya memanfaatkan secara maksimal hal yang ada saja.
5. Kemampuan anak berbicara, bisa dilatih dengan mengajak bernyanyi lagu yang sama berulang-ulang.
Sehari bisa menyanyikan lagu ‘balonku’ lebih dari 10 kali dan anak masih tidak bosan karena ia selalu menemukan sesuatu yang abru dari lagu itu yang tidak disadari orang dewasa. Ia akan meminta ganti lagu ketika ia menyadari tidak ada lagi yang dapat ia explore Hal ini juga berlaku bagi buku dan permainan. Kita biasa menyebutnya mudah bosan padahal memang dia sedang ingin tahu.
6. Sosialisasi bersama anak seumuran atau anak dengan rentang usia berdekatan.
Melatih kemampuannya bersosialisasi sangat bermanfaat dalam mengajarkan kepercayaan diri, kemapuan bekerjasama, bernegosiasi, menahan diri, kepemilikan, berbagi dan merekam bagaimana seharusnya memperlakukan orang lain.
7. Menamai semua hal yang anak sentuh setiap hari bantu kemampuan anak berbicara.
Ini adalah kebiasaan yang ditanamkan kedua orang tua saya yang akhirnya saya terapkan pada anak saya. Semua hal yang dia sentuh memiliki nama, entah mainan, makanan, peralatan rumah tangga, hingga kendaraan. Kadang nama sebenarnya, seperti boneka bebek, anjing, sapi, tapi ada juga yang memiliki nama cukup aneh, seperti motor jadul untuk motor butut kakeknya atau motor gede untuk motor papahnya dan seterusnya.
Ini sangat membantu anak mengatakan keinginannya dan mempertajam daya ingatnya karena jika dia membutuhkan sesuatu dia harus mengatakan namanya agar kami dapat membantunya. Ini juga sangat berpengaruh karena saat anak saya belum dapat mengatakan keinginannya dengan benar dia akan menunggu saya menebaknya hingga benar lalu dia akan menganggukkan kepala dengan lega.
8. Memberinya fingerfood, potongan buah segar, sedotan dan tiup gelembung.
Saya pernah membaca di Aplikasi TAP ada Ibu yang menjalani terapi oromotor anaknya dengan melakukan kegiatan tersebut. Karena saat menyedot dan meniup otot mulut akan menjadi lebih lentur sehingga lebih fleksibel dan terlatih untuk bicara. Anak saya menggunakan sedotan sejak usia 6 bulan saat awal minum air putih.
Nah, demikian sedikit pengalaman saya yang semoga dapat bermanfaat bagi orang tua lain yang ingin mengembangkan kemampuan anak berbicara Saya berharap tidak ada lagi anak yang kurang stimulasi sehingga harus terlambat mencapai goal perkembangan satu ini.
Ditulis oleh Inna Aniyati, VIPP Member theAsianparent ID
Artikel Lain yang Ditulis VIPP Member theAsianparent ID
Membuat DIY Kardus, Aktivitas Seru yang Bantu Hilangkan Kejenuhan di Rumah
7 Kiat Mendampingi Anak Usia Dini Sekolah Daring
5 Rekomendasi Film dan Serial TV tentang Sosok Seorang Ibu
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.