X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Kelebihan protein, 5 kondisi ini bisa Parent alami pada tubuh

Bacaan 4 menit

Meski protein sangat dibutuhkan tubuh, terlalu banyak mengonsumsi ternyata menyebabkan masalah kesehatan, lho. Kelebihan protein diketahui bisa meningkatkan risiko beberapa penyakit.

Protein diperlukan tubuh untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak. Baik berfungsi membuat enzim, hormon, dan bahan kimia tubuh lainnya, serta membangun tulang, otot, tulang rawan, kulit, dan darah.

Karena itu, setiap  orang disarankan untuk mengonsumsi protein setiap hari dengan jumlah yang disarankan. Jumlah tentu saja berbeda-beda, tergantung usia dan jenis kelamin.

Mengutip dari Alodokter, berikut jumlah asupan protein yang dibutuhkan tubuh per hari:

  • Usia 1 – 3 tahun = sekitar 14,5 gram
  • Usia 4 – 6 tahun = 19,7 gram
  • 7 – 10 tahun = 28,3 gram
  • Anak laki-laki 11 – 14 tahun = 42,1 gram
  • Anak perempuan = 41,2 gram
  • Remaja laki-laki 15 – 18 tahun = 55,2 gram
  • Remaja perempuan 15 – 18 tahun = 45 gram
  • Laki-laki  19 – 50 tahun = 55,5 gram
  • Perempuan 19 – 50 tahun = 45 gram
  • Laki-laki 51 tahun ke atas = 53,3 gram
  • Perempuan 51 tahun ke atas = 46,5 gram
  • Ibu hamil = 51 gram
  • Ibu menyusui = 53-56 gram

Asupan protein ini bisa saja lebih tinggi, tergantung dengan aktivitas fisik dan kondisi kesehatan seseorang. Misalnya, atlet, pekerja berat, atau seseorang yang baru pulih dari sakit membutuhkan asupan protein yang lebih banyak.

Artikel terkait: Virus corona bisa ditularkan melalui pakaian? Ini kata peneliti

Kondisi tubuh bila kelebihan protein pada tubuh

1. Kenaikan berat badan

berat badan naik disebabkan kelebihan protein

Diet tinggi protein memang  bisa menurunkan berat badan. Namun hanya bersifat jangka pendek.

Mengonsumsi asupan protein berlebihan dalam waktu yang lama justru akan menambah berat badan. Pasalnya, protein yang menumpuk akan disimpan sebagai lemak, sedangkan kelebihan asam amino diekskresikan.

Kondisi ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan dari waktu ke waktu, terutama jika Anda mengonsumsi terlalu banyak kalori saat meningkatkan asupan protein.

2. Bau mulut

kelebihan protein menyebabkan bau mulut

Makan protein dalam jumlah besar dapat menyebabkan bau mulut, apalagi jiba Anda juga mengurangi asupan karbohidrat.

Menurut sebuah penelitian, 40 persen peserta melaporkan bau mulut saat makan terlalu banyak protein. Hal ini mungkin dialami karena tubuh masuk ke dalam keadaan metabolisme yang disebut ketosis. Ketosis adalah proses alami tubuh saat kekurangan karbohidrat untuk dibakar menjadi energi. Sehingga tubuh membakar lemak untuk menghasilkan energi.

Proses ketosis ini menghasilkan bahan kimia yang mengeluarkan bau tak sedap.

Untuk menghilangkan bau mulut, tidak cukup hanya menyikat gigi dan melakukan dental flos saja. Caranya, bisa dengan memastikan dengan mengonsumsi banyak air mineral dan mengunyah permen karet.

3. Sembelit

sembelit bisa disebabkan karena kelebihan protein

Dalam studi yang sama, 44 persen peserta melaporkan mengalami konstipasi alias sembelit. Biasanya seseorang yang banyak mengonsumsi protein, tapi sedikit mengonsumsi karboohidrat akan kekurangan serat untuk mencerna kotoran di dalam tubuh.

Cobalah perbanyak minum air putih dan makan buah-buahan berserat untuk membantu mencegah sembelit.

4. Diare

diare

Makan terlalu banyak produk susu atau makanan olahan, ditambah dengan kurangnya asupan serat, dapat menyebabkan diare.

Untuk menghindarinya, perbanyaklah minun air, hindari minuman berkafein, batasi makanan yang digoreng dan hindari konsumsi lemak berlebih, serta tingkatkan asupan serat dari buah-buahan.

5. Kelelahan ekstrim

kelelahan ekstrim akibat kelebihan protein

Tubuh bisa menghasilkan amonia (produk limbah) ketika memecah protein. Di dalam organ hati, amonia diubah menjadi zat kimia yang disebut urea. Umumnya, urea ini akan dibuang tubuh melalui urin.

Namun, pada kondisi kesehatan tertentu, seperti gagal ginjal atau gagal hati, urea tidak bisa dikeluarkan hingga menyebabkan masalah seperti kelelahan ekstrim, koma, bahkan kematian.

Risiko bila kelebihan protein terus terjadi

Bila kondisi kelebihan protein terus terjadi, ada beberapa komplikasi yang mungkin bisa dialami, yaitu:

  • Risiko penyakit jantung: Mengonsumsi protein yang berasal dari daging merah, produk olahan susu berlemak dapat meningkatkan risiko jantung.
  • Kerusakan ginjal: Mengonsumsi protein berlebih, apalagi jika disertai dengan membatasi asupan karbohidrat, dapat menyebabkan penumpukan keton hingga membahayakan ginjal.
  • Meningkatkan risiko kanker: Menurut sebuah studi menunjukkan bahwa diet tinggi protein tertentu terutama yang berasal dari daging merah juga diketahui dapat meningkatkan kanker kolorektal, payudara, dan prostat. Namun, para ilmuan percaya ini bisa disebabkan karena hormon, senyawa karsinogenik, dan lemak yang ditemukan dalam daging.
  • Kekurangan kalsium: Diduga, kelebihan protein juga dapat membuang kalsium melalui urin. Selain itu, saat tubuh kelebihan protein itu tubuh akan memproduksi sulfat. Sulfat tersebut menyebabkan kalsium terlepas dari tulang. Dan seperti kita tahu, kekurangan kalsium dapat menyebabkan osteoporosis.

Perlu diingat, tanda di atas juga bisa disebabkan oleh masalah kesehatan lain. Karena itu, pastikan Anda mengonsumsi protein sesuai yang direkomendasikan. Jangan lupa untuk menyeimbangkan asupan nutrisi lainnya.

Cerita mitra kami
Rayakan Hari Cuci Tangan Sedunia, Lifebuoy Edukasi Anak Indonesia untuk Jadi #JuaraCuciTangan
Rayakan Hari Cuci Tangan Sedunia, Lifebuoy Edukasi Anak Indonesia untuk Jadi #JuaraCuciTangan
Nikmati Layanan Konsultasi Dokter Gratis Hasil Kolaborasi Lifebuoy dan Halodoc untuk Perlindungan Keluarga Sehat
Nikmati Layanan Konsultasi Dokter Gratis Hasil Kolaborasi Lifebuoy dan Halodoc untuk Perlindungan Keluarga Sehat
4 Cara Mudah Tetap Sehat & Bebas Kuman Saat Liburan
4 Cara Mudah Tetap Sehat & Bebas Kuman Saat Liburan
5 Perlindungan Agar Anak Tidak Mudah Sakit
5 Perlindungan Agar Anak Tidak Mudah Sakit

***

Referensi: Alodokter, Healthline

Baca juga

Jangan abaikan! 4 Penyakit ini berisiko dialami si kecil jika kekurangan protein

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Fadhila Afifah

Diedit oleh:

Adisty Titania

  • Halaman Depan
  • /
  • Kesehatan
  • /
  • Kelebihan protein, 5 kondisi ini bisa Parent alami pada tubuh
Bagikan:
  • 7 Sumber protein nabati untuk MPASI bayi yang bisa Bunda pilih

    7 Sumber protein nabati untuk MPASI bayi yang bisa Bunda pilih

  • Waspada bahaya kekurangan protein pada anak, kenali 5 tandanya berikut ini

    Waspada bahaya kekurangan protein pada anak, kenali 5 tandanya berikut ini

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

  • 7 Sumber protein nabati untuk MPASI bayi yang bisa Bunda pilih

    7 Sumber protein nabati untuk MPASI bayi yang bisa Bunda pilih

  • Waspada bahaya kekurangan protein pada anak, kenali 5 tandanya berikut ini

    Waspada bahaya kekurangan protein pada anak, kenali 5 tandanya berikut ini

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.