Nutrisi yang lengkap tentu saja wajib diberikan untuk mendukung tumbuh kembang si kecil. Tak terkecuali kandungan protein. Tahukan Parent bahwa ada beragam risiko yang bisa ditimbulkan akibat kekurangan protein?
Para pakar kesehatan selalu menggaungkan bahwa, sejak si kecil berusia 6 bulan dan memasuki tahapan MPASI, kelengkapan gizi perlu seimbang dan lengkap. Mulai dari karbohidrat, lemak, serat, vitamin dan yang tak kalah penting tentu saja protein. Pasalnya, jika anak kekurangan protein, tentu akan berisiko dan mengambat tumbuh kembangnya.
Sebelum membahas mengenai penyakit kekurangan protein, Parents perlu mengetahui peran protein untuk tumbuh kembang anak.
Anak-anak membutuhkan protein bahkan lebih banyak dari orang dewasa. Sebab protein berperan sebagai zat pembangun, pemelihara, dan pengganti jaringan dalam tubuh yang rusak.
Organ tubuh, otot, dan sistem kekebalan tubuh terdiri atas protein. Protein juga memberikan energi sehingga anak bisa tetap aktif bergerak dan beraktivitas. Dengan kecukupan protein, anak juga dapat meningkatkan sistem imun sehingga tidak mudah sakit.
Artikel Terkait: 8 Susu Tinggi Protein untuk Anak Pilihan, Dukung Tumbuh Kembangnya
Akibat kekurangan protein pada anak
Sudah jelas kalau kekurangan protein dapat berdampak bagi kesehatan si kecil. Mengingat, peran protein di dalam tubuh sangatlah penting. Beberapa kondisi yang dapat dialami anak bila kekurangan protein adalah sebagai berikut:
1. Hipoproteinemia
Hipoproteinemia merupakan kondisi dimana tingkat protein yang sangat rendah dalam darah. Kondisi ini bisa disebabkan karena penyakit seerti penyakit ginjal, hati, celiac, dan radang usus.
Gejala hipoproteinemia pada anak yang kekurangan protein bisa berat dan ringan, yaitu:
- Mudah sakit dan infeksi
- Kulit kering dan mudah mengelupas
- Kelelahan yang ekstrem
- Rambut menipis, kering dan rontok
2. Kwashiorkor
Mungkin Parents masih sangat asing dengan Kwashiorkor. Padahal Kwashiorkor merupakan kondisi parah akibat tubuh kekurangan protein atau kalori dalam tubuh.
Penyakit ini terjadi akibat sel tubuh tertentu tidak mendapatkan protein. Akhirnya menyebabkan fungsi normal sel mati dan tidak berkembang dengan normal.
Beberapa kondisi yang terjadi bila anak mengalami kwashiorkor ialah:
- Stunting: Karena protein sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan anak, stunting bisa dialami. Stunting adalah dampak yang paling umum dialami anak yang kekurangan protein. Anak dengan kondisi ini biasanya memiliki tubuh yang pendek. Yang terjadi ialah kolagen (jenis protein fibrosa) membantu menjaga masa otot dan pertumbuhan tulang tidak cukup.
- Masalah pada kulit, kuku dan rambut: Protein jenis kolagen dan keratin berfungsi untuk menyusun kulit, rambut dan kuku. Bila anak kekurangan protein ini, kuku mungkin cenderung lebih kering, mudah mengelupas dan berubah warna.
- Terjadi pembengkakan pada tubuh: Di dalam darah terdapat protein albumin atau disebut dengan plasma darah. Ia berfungsi untuk mempertahankan tekanan onkotik (kemampuan untuk menarik cairan ke dalam siklus darah). Bila asupan protein kurang, tekanan onkotik akan berkurang. Sehingga mengakibatkan cairan menumpuk di jaringan dan menyebabkan edema (pembengkakan). Edema terjadi di rongga perut yang membuat anak memiliki perut yang buncit dengan tubuh yang kurus.
3. Marasmus
Masalah kesehatan seperti marasmus juga bisa terjadi apabila anak kekurangan protein. Ia akan kehilangan lemak dan otot tubuh, sehingga tidak mungkin tumbuh seperti anak normal lainnya.
Gejala utama penyakit marasmus adalah hilangnya lemak di jaringan tubuh dan wajah, sehingga tulang pipi menjadi lebih timbul ke permukaan kulit. Lalu kulit mulai mengendur dan mata menjadi cekung.
Gejala marasmus akibat kekurangan protein ialah sebagai berikut:
- Pusing terus menerus
- tubuh lemah dan lemas
- kulit kering dan rapuh
- berat badan menurun dan mudah sakit
Pertumbuhan anak bisa terhambat dan mengalami komplikasi serius seperti, bradikardia (denyut jantung sangat lambat) dan hipotensi (tekanan darah rendah).
4. Marasmus kwashiorkor
Membaca dari namanya, penyakit ini adalah gabungan antara marasmus dan kwashiorkor. Biasanya anak yang mengalaminya akan memiliki berat badan kurang dari 60% berat badan anak normal seusianya.
Tubuhnya sangat kurus, anak dengan kondisi ini juga mengalami pembengkakan, tubuhnya lemah, masalah pada kulit, rambut dan kuku.
Itulah beberapa akibat kekurangan protein yang bisa dialami anak. Bila Parents mencurigai adanya gejala dari salah satu penyakit diatas, segera berkonsultasi dengan dokter agar segera ditangani.
***
Referensi: Healthline, medical news today
Baca juga
Anaknya alami alergi, Asri Welas berikan belut sebagai sumber protein dan DHA
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.