Febby, seorang ibu muda usia 27 tahun tak pernah menyadari bahwa dirinya memiliki rahim retro. Kondisi kelainan rahim yang ia alami ini baru diketahui ketika sedang mengandung anak kedua dan melakukan USG transvaginal.
Baik Febby maupun dokter kandungan yang memeriksanya terkejut dengan fakta ini, karena biasanya perempuan yang memiliki rahim retro susah hamil. Sedangkan Febby tidak pernah memiliki keluhan apapun.
Apa itu rahim retro?
Apa yang menimpa Febby juga dialami oleh 20-30% populasi wanita. Posisi rahim yang tidak normal membuat sperma mengalami kesulitan untuk menuju sel telur, sehingga wanita dengan rahim retro seringkali kesulitan untuk punya anak.
Rahim Retro atau retroverted uterus bukanlah kondisi mandul yang membuat wanita sama sekali tidak bisa punya anak. Perempuan yang memiliki kelainan posisi rahim ini masih bisa punya anak, akan tetapi mungkin akan mengalami sedikit kesulitan saat melahirkan.
“Saat melahirkan anak pertama, pembukaan saya lama banget. Bayi seperti tidak mau turun ke panggul, proses persalinan memakan waktu dua hari sampai anak saya lahir,” ungkap Febby saat diwawancara oleh tim theAsianparent Indonesia.
Febby mengaku dirinya tidak pernah mengalami keluhan apa pun sebelumnya. Makanya dia baru tahu saat diperiksa oleh dokter.
Pada wanita yang memiliki kondisi ini, posisi rahim yang seharusnya mengarah ke depan, malah menghadap ke belakang. Selain itu, bagian uterus juga menyender pada organ pencernaan yakni usus.
Rahim retro menyebabkan Bunda merasakan sakit ketika buang air besar, juga sakit saat melakukan hubungan seksual. Selain itu, bisa membuat Bunda mengalami kondisi sembelit yang parah.
Ilustrasi perbedaan retroverted uterus dan rahim normal.
Gejala lain akan kondisi ini ialah sakit di bagian punggung bagian bawah selama menstruasi, batuk, mudah iritasi, rasa tidak nyaman di perut, hingga sakit kepala.
Penyebab terjadinya rahim retro pada wanita bisa karena berbagai hal, bisa jadi karena bawaan lahir atau penyakit tertentu seperti endometriosis, penyakit inflamasi pelvis, tumor, menopause, operasi di area pelvis, melahirkan, atau aborsi.
Rahim retro hanya bisa didiagnosa melalui pemeriksaan pelvis secara menyeluruh juga pemeriksaan USG untuk mengetahui letak rahim sebenarnya.
Pengobatan yang dilakukan berfokus pada menghilangkan rasa sakit dengan obat penghilang rasa sakit atau pil KB. Kadang, operasi dibutuhkan untuk mengembalikan posisi rahim ke tempat yang normal, namun hal ini jarang dilakukan.
Rahim retro penyebab kemandulan?
Banyak yang meyakini bahwa retroverted uterus bisa mengakibatkan masalah kemandulan. Akan tetapi, penelitian telah dilakukan terkait hal ini yang menyimpulkan bahwa hal itu sama sekali tidak benar.
Beberapa perempuan yang memiliki rahim retro bisa hamil dengan mudah dan memiliki kehamilan normal tanpa komplikasi sama sekali.
Seperti yang terjadi pada Febby, kelainan rahim ini tidak membuatnya susah punya anak. Dalam waktu lima tahun perkawinan, dia telah memiliki dua anak dari pernikahannya.
Febby bersama suami dan kedua anaknya.
Selama masa kehamilan, tubuh cenderung menempatkan rahim ke posisinya yang normal sehingga janin bisa berkembang tanpa ada masalah apa pun. Dan pada kasus yang jarang terjadi, di mana rahim tidak kembali ke tempat sebenarnya, bisa menyebabkan terjadi keguguran.
Perawatan kondisi rahim retro
1. Olahraga dan operasi
Bila dokter bisa mengembalikan posisi rahim ke tempat yang normal secara manual, maka olahraga rutin bisa membantu membuat letak rahim tetap di tempat yang benar.
Akan tetapi, jika kondisi ini disebabkan oleh penyakit kronis (endometriosis, pembengkakakn pelvis, miom) maka harus dilakukan operasi.
2. Alat kontrasepsi
Alat kontrasepsi ini terbuat dari silikon atau plastik, yang diletakkan di dalam vagina untuk jangka waktu tertentu atau permanen. Alat ini membantu rahim tetap mengarah ke depan dan tidak menyender ke usus.
Namun, alat ini juga bisa memicu timbulnya infeksi dan inflamasi, membuat Bunda merasa kesakitan saat berhubungan seksual, juga membuat suami tidak nyaman.
3. Perawatan untuk rahim yang terjepit
Incarcerated uterus (rahim yang terjepit) terjadi ketika ibu hamil dengan rahim yang membesar namun tetap dalam posisi retro. Hal ini membuat rahim terjepit di rongga pelvis.
Kondisi ini hanya bisa dirawat di rumah sakit dengan menggunakan kateter untuk mengeluarkan cairan di kandung kemih, serta olahraga dengan menggerakkan bagian pelvis untuk melepaskan rahim yang terjepit.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Referensi: theAsianparent Filipina, Invitra
Baca juga:
Kelainan Kongenital Sebagai Salah Satu Penyebab Kemandulan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.