“Angka kekerasan pada anak meningkat di era pandemi ini. Begitu juga kasus perdagangan anak,” ujar Faye Simanjuntak, founder Rumah Faye.
Berbeda dengan anak remaja kebanyakan yang asik dengan dunianya, Faye Simanjuntak justru lebih memilih fokus membantu anak-anak yang tidak mendapatkan haknya sebagai anak. Khususnya, hak mendapatkan perlindungan dan keamanan.
Mengutip laman Kompas, tercatat sudah ada 5.463 kasus kekerasan terhadap anak. Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) juga mencatat, kasus kekerasan terhadap anak pun setiap tahunnya kian meningkat.
Terlebih ketika pandemi ini, kasus kekerasan terhadap anak mengalami peningkatan bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.
Kekerasan pada Anak Kerap Terjadi di Lingkup Keluarga

Faktanya, seperti yang diungkapkan Faye, kasus kekerasan pada anak juga sebagian besar terjadi di lingkup rumah dan bisa saja dialami oleh anak dari beragam rentang usia.
Hal ini pun senada dengan data Kemen PPPA, berikut rincian selengkapnya:
- Usia 0-5 tahun: 665 kasus
- Usia 6-12 tahun: 1.676 kasus
- Kekerasan pada usia 13-17 tahun: 3.122 kasus
Sehingga apabila ditotal, sudah terdapat 5.463 kasus kekerasan pada anak yang terjadi di lingkup rumah tangga atau yang dilakukan orang terdekat. Sementara, beberapa lainnya terjadi di sekolah dan fasilitas umum.
Fakta ini tentunya memilukan, ya, Parents. Anak seharusnya mendapat hak perlindungan dari orang-orang terdekatnya seperti keluarga, malah harus menerima kekerasan yang membuatnya trauma.

Untuk mencegah hal ini terjadi, kita sebagai orangtua harus mawas diri dan memberikan perlindungan terbaik bagi mereka agar terhindari dari tindakan kekerasan. Termasuk kekerasan yang datang dari keluarga dekat.
Lantas, tindakan apa sebenarnya yang perlu kita lakukan untuk melindungi anak dari kekerasan?
Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 23 Juli lalu, theAsianparent melakukan sesi Intagram Live bersama Faye Simanjuntak. Perempuan muda yang terpilih sebagai salah satu anak muda paling berpengaruh dalam Forbes Indonesia kategori ’30 Under 30′ ini pun memberikan banyak insight yang perlu diingat.
Artikel terkait: 4 Langkah Mengoptimalkan Pendidikan Anak Broken Home
Tips Mengatasi Kekerasan pada Anak yang Bisa Dilakukan
1. Memberikan Arahan atau Pendidikan Seksual Sedini Mungkin

Merupakan bagian paling penting yang perlu dilakukan orangtua untuk melindungi anak dari kekerasan, baik fisik maupun seksual. Namun sayangnya, poin ini masih banyak diabaikan oleh kebanyakan orang.
Agar anak terlindungi dari kasus kekerasan dan pelecehan seksual, tentunya orangtua perlu mengajarkan pendidikan kesehatan reproduksi sejak dini berdasarkan usianya. Mengapa? Hal ini dilakukan agar anak tahu dan paham, mana bagian tubuhnya yang bersifat pribadi dan tidak boleh disentuh orang lain.
Hal selaras juga dijelaskan oleh Faye Simanjuntak. Ia bercerita, bahwa masih banyak orangtua yang masih menganggap tabu diskusi kesehatan seksual dengan anak sehingga berujung pada terlambatnya kasus pelecehan yang diketahui atau dilaporkan.
Artikel terkait: Ayah, Ini 7 Hal yang Bisa Dilakukan untuk Melatih Kedisiplinan Anak Tanpa Kekerasan

“Banyak sekali anak-anak yang sudah menjadi korban selama beberapa tahun, tetapi tidak tahu bahwa mereka itu adalah korban. Dan itu membuat sulit pelaporan kasus. Kenapa bisa begitu? Hal ini juga dikarenakan banyaknya orangtua yang menganggap tabu pendidikan kesehatan repodruksi.
Nah, inilah yang malah membuat anak jadi tidak paham. Sehingga ketika anak menjadi korban, mereka tidak bisa bisa melaporkan, bercerita, atau meminta tolong pada orang terdekat bahwa apa yang dialami sudah termasuk ke dalam kekerasan seksual,” jelas perempuan kelahiran 2002 yang akrab disapa Kak Fey tersebut.
2. Jalin Komunikasi yang Baik dengan Anak

Parents juga perlu menjalin komunikasi yang baik dengan anak. Buatlah ia percaya bahwa Anda adalah tempat aman yang akan senantiasa melindunginya.
Faye melanjutkan, “Banyak anak yang tidak melaporkan kasus kekerasan karena mereka takut disalahkan. Mereka berpikir ‘Wah, kalau aku lapor, gimana kalau nanti malah aku yang disalahkan?’
Maka, di sinilah orangtua perlu membangun kepercayaan anak dengan memberikan statement sederhana. Misalnya, bilang padanya bahwa kejadian atau kasus kekerasan itu tidak pernah menjadi salah korban. Serta, korban berhak mendapat perlindungan jika hal tersebut terjadi,” jelasnya.
Dengan begitu, ungkap Faye, anak-anak mungkin akan lebih nyaman bercerita dan melaporkan tentang apa yang dialaminya.
Jika anak tidak kunjung mau melaporkan, Parents juga bisa langsung minta bantuan pada yayasan sosial seperti Rumah Faye untuk mendalami kasusnya. Namun, yang paling penting, dibutuhkan komunikasi yang baik agar anak merasa nyaman dan mau dilindungi oleh kita sebagai orangtuanya.
3. Bantu Anak untuk Merasa Aman dan Bahagia
Percayalah, saat anak merasa aman dan nyaman, ia pun bisa merasa bahagia. Perasaan bahagia ini faktanya juga memiliki peran yang besar bagi tumbuh kembang anak. Bagaimana membantu anak merasa aman dan bahagia?
Hal utama yang perlu dilakukan tentu adalah kita, sebagai orang tua perlu lebih dulu merasa bahagia. Sebab, anak bahagia akan lahir dari oran tua bahagia. Selain itu, tentu saja bisa hadir secara utuh saat anak membutuhkan, dan banyak menghabiskan waktu bersama untuk bersenang-senang.
Faye mengatakan anak korban kekerasan memang sering kali datang dari keluarga yang tidak ‘hangat’ di mana orang tua tidak memiliki hubungan yang sehat.
“Selain faktor ekonomi, anak-anak korban kekerasan ini juga banyak dari keluarga yang hubungannya nggak sehat. Jarang menghabiskan waktu bersama keluarga. Bahkan, banyak juga anak-anak yang belum pernah merasakan tiup lilin saat ulang tahun. Jangankan tiup lilin, bahkan banyak juga anak-anak yang nggak tau ulang tahunnya kapan, loh.”
Padahal, seperti yang dikatakan Ayoe Sutomo, M. Psi, Psikolog, saat anak bisa merayakan ulang tahun, bisa memotong kue dan meniup lilin membuat anak merasa istimewa, merasa mendapatkan perhatian dan perasaan disayang.

“Perasaan seperti ini penting bagi anak karena merupakan bagian fundamental yang mempengaruhi bagaimana anak memandang dirinya dalam relasinya dengan lingkungan sekitar, baik ketika mereka masih bertumbuh hingga ketika dewasa nanti,” ujarnya.
Hal inilah yang akhirnya menggerakan DORÉ by LeTAO membantu anak-anak di Rumah Faye memiliki memori indah pertambahan usia karena merayakan ulang tahun memiliki pengaruh positif bagi perkembangan diri anak.
“Senang sekali DORÉ mau membantu anak-anak di Rumah Aman Faye untuk merayakan ulang tahun. Mereka pun merasakan prosesi memotong kue, mengucapkan harapan serta mimpi mereka sebelum mereka tiup lilin. Anak-anak pun terlihat bahagia karena perayaan terasa lebih spesial,” ujar Faye.
4. Cari Bantuan Jika Ada Tindak Kekerasan pada Anak

Apabila terbukti ada kekerasan yang dialami oleh anak baik dari orang terdekat maupun bukan, jangan ragu juga untuk melaporkan. Seperti melapor ke kepolisian terdekat.
Atau, apabila masih ragu, bisa juga hubungi yayasan sosial yang bergerak di ranah perlindungan anak seperti Rumah Faye untuk mendapat bantuan. Umumnya, Parents akan didampingi dan diberikan arahan terkait pelaporan kasus yang dialami.
5. Jadilah Teman Dekat yang Bisa Dipercaya oleh Anak

Seperti yang sudah dijelaskan Faye, untuk bisa melindungi anak dari kekerasan, orangtua perlu menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak terlebih dulu. Jadilah teman dekat yang selalu bisa dipercaya oleh anak.
Caranya? Tak lain adalah dengan selalu mendengarkan cerita anak serta hargai setiap pendapatnya. Jangan takut juga untuk membuka percakapan atau diskusi tentang apa pun dengannya.
Belajar juga untuk melihat segala hal dari sudut pandang anak. Upayakan untuk tidak cepat mengkritik atau menghakiminya.
“Cara memberikan perlindungan terbaik bagi anak adalah dengan menjadi teman diskusinya. Yang penting, anak bisa menjalin komunikasi, bisa berdiskusi, dan tentunya ia merasa disayangi oleh orangtuanya,” pungkas Faye.
Artikel terkait: Cegah Bosan dan Stres, Begini Cara Hadapi Pandemi bersama Si Kecil

Nah, Parents, itulah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi kekerasan pada anak. Ingat, sebagai orangtua, kita perlu melindungi dan menyayangi anak dengan sepenuh hati. Pasalnya, merasa aman, dicintai, dan dilindungi adalah hak anak yang perlu kita penuhi.
Kekerasan pada anak juga kerap terjadi di lingkungan keluarga dekat. Maka, apabila hal tersebut terjadi, jangan ragu dan takut untuk melaporkan hal tersebut kepada pihak berwajib, ya. Siapapun pelakunya, ia perlu ditindak dan anak tentunya perlu mendapat perlindungan.
***
Baca juga:
Curhatan Seorang Perempuan: Ketika Aku Harus Memilih Menjadi Ibu Rumah Tangga
Doa Malam Katolik, Ajar Anak Ucap Syukur kepada Tuhan Setiap Hari
Sibuk Urus Dua Anak, Rahne Putri: "Jangan Lupakan Mimpimu Sendiri Sebagai Individu"
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.