Bulan Ramadan menjadi bulan yang spesial khususnya bagi umat Islam di seluruh dunia, namun banyak kekhawatiran ibu hamil akan bagaimana keadaan janin saat ibu puasa. Para ahli memiliki pendapat berbeda, ada yang menganggap puasa menyimpan manfaat bagi kehamilan. Namun, ada juga yang menganjurkan agar ibu hamil menunda dahulu puasa demi kesehatan kehamilan dan janin.
Hukum dalam agama Islam sebenarnya juga tidak mengharuskan ibu hamil untuk berpuasa. Anda bisa mengganti puasa di bulan berikutnya atau membayar biaya fidyah sebagai kompensasi untuk puasa yang terlewat. Lantas, bagaimana sebenarnya keadaan janin saat ibu puasa?
Bagaimana keadaan janin saat ibu puasa?
Melansir laman halodoc, beragam penelitian mengupas tuntas hal ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi di Gaziantep University, Turki menunjukkan sebenarnya tidak ada korelasi signifikan jika ibu berpuasa terhadap kesehatan janin.
Studi yang melibatkan 36 wanita hamil ini melangsungkan penelitian sejak usia kehamilan 20 minggu sebelum puasa Ramadan hingga usai. Penelitian ini mencakup seluruh aspek lengkap yang diperlukan seperti kenaikan berat badan janin, peningkatan tulang paha janin, profil biofisik, pengukuran doppler ultrasonografi dalam meningkatkan diameter biparietal janin, indeks cairan amnion dan rasio arteri umbilikalis sistol/diastol (S/D).
Tak ketinggalan, penelitian ini turut mengevaluasi kadar hormon kortisol ibu, trigliserida, kolesterol total, low-density lipoprotein (LDL), high density lipoprotein, dan kadar very low density lipoprotein (VLDL) sebelum dan sesudah berpuasa. Hasilnya, tidak ditemukan perbedaan yang mencolok.
Namun, perlu digaris bawahi bahwa berpuasa di bulan Ramadan saat hamil memungkinkan adanya efek samping terhadap perkembangan fisik dan kemampuan kognitif bayi di masa mendatang. Berikut ini penjelasannya:
- Skor apgar (metode sederhana untuk menilai kesehatan bayi sesaat setelah kelahiran) pada bayi yang lahir dari ibu yang berpuasa tidak berbeda jauh dengan bayi yang ibunya tidak berpuasa selama kehamilan.
- Ibu yang berpuasa saat hamil dapat melahirkan bayi dengan berat badan lebih rendah dibandingkan bayi pada ibu yang tidak berpuasa. Apalagi jika puasa dijalankan ibu di awal trimester kehamilan.
- Penelitian juga menunjukkan bayi akan lahir lebih pendek dan kurus jika ibu berpuasa saat hamil
- Saat berpuasa juga terjadi perubahan keseimbangan kimia dalam darah, namun tidak berbahaya bagi ibu dan janin.
Di samping itu, muncul kecemasan bahwa puasa berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin dan erat kaitannya dengan persalinan prematur. Pasalnya, banyak kasus bayi akan lahir lebih awal saat sang ibu berpuasa kala sedang hamil.
Persiapan berpuasa selama hamil agar keadaan janin saat ibu puasa tetap optimal
Kendati Bunda siap menjalankan ibadah puasa, selalu ingat bahwa ada janin yang membutuhkan nutrisi untuk perkembangannya. Lakukan beberapa hal berikut agar puasa terasa lebih mudah dan menyenangkan:
- Bicarakan kepada dokter mengenai kondisi kesehatan dan tanyakan kemungkinan komplikasi yang bisa saja terjadi misalnya diabetes dan anemia
- Hindari mengonsumsi minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, soda, coklat dan teh hijau dalam jumlah berlebihan
- Untuk Anda yang bekerja, jangan sungkan membicarakan mengenai jam kerja dan kondisi kehamilan yang sedang dihadapi
- Selalu tenang dan sebisa mungkin hindari situasi yang memicu stres, Bun. Penelitian menunjukkan ibu hamil yang berpuasa nyatanya memiliki kadar hormon kortisol yang lebih tinggi dan tentunya tidak baik untuk janin
- Konsultasikan apa saja yang dirasakan oleh Anda kepada keluarga dan teman terdekat yang bisa dipercaya
- Minum banyak air putih agar tubuh tetap terhidrasi
- Cobalah untuk tidak terlalu banyak berjalan jauh atau mengangkat sesuatu yang berat
- Beristirahat yang cukup dan kurangi aktivitas melelahkan, serahkan kepada asisten rumah tangga atau anggota keluarga yang bisa membantu
Jangan lupa berbuka dengan nutrisi ideal
Keadaan janin saat ibu puasa bisa terkontrol dengan baik asal Bunda tidak melupakan satu hal yang tak kalah krusial, yaitu asupan nutrisi. Hal ini penting saat Bunda berbuka puasa juga menu harian yang sebaiknya dipenuhi.
- Pilihlah jenis makanan yang menambah energi dan mengenyangkan. Makanan dengan kandungan karbohidrat kompleks seperti biji-bijian dan tinggi serat seperti kacang-kacangan, sayuran hijau dan buah segar akan sangat membantu untuk menjaga tubuh tetap sehat dan mencegah sembelit
- Hindari mengonsumsi makanan yang tinggi gula yang selain membahayakan kadar gula darah juga akan membuat Anda mudah lemas dan sakit kepala
- Utamakan makanan yang menyehatkan dibandingkan sumber pangan yang tinggi lemak
- Penuhi kebutuhan protein Anda yang bisa didapat dari kacang polong, daging yang dimasak matang dan telur agar bayi berkembang sehat dan sempurna
Kapan sebaiknya menghubungi dokter?
Berpuasa memang wajib dilakukan untuk Anda yang menjalankannya, namun segera hubungi dokter jika merasakan tanda berikut ini:
- Kurang atau bahkan kehilangan berat badan
- Bunda merasa mudah haus dan mengeluarkan urin berwarna gelap dan beraroma kuat saat berkemih
- Sakit kepala, demam, mulai mual dan muntah
- Adanya perubahan pada pergerakan janin, misalnya bayi jarang bergerak atau menendang
- Muncul gejala kontraksi yang menyakitkan
- Merasa mudah lemas dan kebingungan
Boleh Bun berpuasa, namun pastikan tetap memerhatikan kehamilan dan kesehatan janin Anda. Jika perlu konsultasikan terlebih dahulu kondisi janin ke dokter kandungan sebelum memutuskan untuk berpuasa Ramadan.
Referensi : Halodoc, BabyCentre
Baca juga :
Detak Jantung Janin Bisa Deteksi Jenis Kelamin Bayi, Benarkah?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.