Seperti diketahui, penyakit sifilis merupakan salah satu Infeksi Menular Seksual (IMS) yang paling banyak didominasi usia produktif, yaitu antara 25 hingga 49 tahun dengan angka mencapai 63 persen dari total laporan 2022.
Lalu, orang berusia 20-24 tahun dengan 23 persen kasus dan 15-19 tahun dengan 6 persen kasus. Ditemukan juga 5 persen pasien lansia terkena sakit ini.
Artikel terkait: Kemenkes Konfirmasi 2 Kasus Subvarian Arcturus, Ini Gejalanya
2. Persentase Anak yang Terinfeksi Sifilis
Mirisnya, dari angka 20.783 tersebut ternyata ada pasien anak-anak. Bahkan ada juga rentang usia remaja yang terinfeksi bakteri jenis Treponema pallidum penyebab sifilis ini.
“Untuk persentase pasien anak yang terinfeksi sifilis tahun 2022 ada beberapa kelompok. Kelompok kurang dari 4 tahun sebanyak 3 persen yang terkena sifilis,” beber Imran melansir laman Liputan6.com.
Sifilis juga ditemukan pada anak-anak, yakni 3 persen pada usia di bawah 4 tahun dan 0,24 persen di usia 5-15 tahun. Sementara itu, pasien sifilis berjenis kelamin laki-laki tercatat 54 persen dan pasien perempuan sebanyak 46 persen.
3. Daerah di Indonesia dengan Kasus Sebaran Terbanyak
Sebaran kasus di Indonesia terbanyak terjadi pada 2022. Berikut ini daerah dengan angka kasus terbanyak.
- Papua menjadi provinsi paling banyak pasien sifilis di Indonesia yakni 3.864 kasus positif dari 34.625 orang yang diperiksa. Dari angka itu, hanya 2.373 yang mendapatkan pengobatan.
- Jawa Barat turut mencatat tingkat testing paling banyak yaitu 305.816. Ditemukan 3.186 kasus positif sifilis dan baru 1.500 di antaranya diobati
- DKI Jakarta memiliki 1.897 pasien sifilis dari 71.037 jumlah skrining. Hanya 1.343 kasus yang tercatat menjalani pengobatan.
- Papua Barat menemukan 1.816 kasus dari 9.659 jumlah skrining yang dilakukan. Jumlah yang diobati hanya 940 kasus.
- Bali. Terdapat 1.300 kasus ditemukan dari 53.876 orang yang menjalani tes sifilis di Bali. Sebanyak 1.040 di antaranya mendapatkan pengobatan.
- Banten mencatat penemuan sifilis sebanyak 1.145 kasus dari total 63.451 orang yang dites. Dari jumlah positif tersebut, 1.088 kasus telah diobati.
- Jawa Timur. Sebanyak 1.003 kasus sifilis ditemukan di Jawa Timur dan 884 kasus diobati. Jawa Timur mencatat total skrining sifilis yang dilakukan sebanyak 273.479.
- Sumatera Utara memiliki 770 kasus sifilis dari 48.922 total skrining yang dilakukan. Sebanyak 542 mendapat pengobatan.
Artikel terkait: Terkonfirmasi, Ini Kronologi Kasus Pertama Cacar Monyet di Indonesia
4. Faktor Risiko Penularan Kasus Sifilis Anak di Indonesia
Terdapat tiga kemungkinan anak tertular penyakit menular seksual yakni saat masih dalam kandungan, saat proses melahirkan, dan menyusui.
Mirisnya, sifilis yang menular dari ibu saat hamil pada anaknya tergolong tinggi yakni mencapai 69 hingga 80 persen. Melansir CNBC Indonesia, Juru Bicara Kemenkes dr. Mohammad Syahril menyebutkan baru sekitar 40 persen ibu hamil penderita sifilis yang sudah diobati.
Rendahnya angka pasien yang diobati karena faktor suami yang tidak mengizinkan istri untuk tes sifilis dan karena stigma masyarakat sehingga kebanyakan orang malu untuk berobat.
“Rendahnya pengobatan dikarenakan adanya stigma dan unsur malu. Setiap tahunnya dari lima juta kehamilan, hanya sebanyak 25 persen ibu hamil yang diskrining sifilis. Dari 1,2 juta ibu hamil sebanyak 5.590 ibu hamil positif sifilis,” sambung dr. Syahril.
Selain dari ibu, ada juga kondisi yang membuat seseorang berisiko tertular sifilis antara lain:
- Bergonta-ganti pasangan seksual, contohnya menjalani hubungan poliamori
- Berhubungan seksual tanpa kondom
- Memiliki pasangan seksual yang sakit sifilis
- Hubungan seks sesama jenis
- Terinfeksi HIV
5. Gejala Sifilis
Gejala penyakit sifilis umumnya ditandai dengan timbulnya ruam, gatal, dan luka di area kelamin. Mengutip laman Centers for Disease Control and Prevention, gejala sifilis meliputi:
- Demam
- Kelenjar getah bening yang membengkak
- Radang tenggorokan
- Sakit kepala
- Berat badan menurun
- Nyeri otot
- Kelelahan
6. Dampak Sifilis untuk Anak
Syahril menegaskan bahwa sifilis bisa berdampak fatal khususnya pada anak-anak. Risiko yang akan terjadi pada bayi berupa risiko abortus alias keguguran, anak lahir mati, atau sifilis kongenital alias sifilis bawaan pada bayi baru lahir.
Bayi yang tertular saat masih berada dalam kandungan berisiko meninggal saat lahir atau mengalami kecacatan. Bayi yang terpapar juga akan mengalami luka dan gatal di sekitar alat kelaminnya sama seperti pada orang dewasa.
Sifilis ini juga bisa memengaruhi fungsi kerja organ tubuh lainnya seperti jantung, otak, hati, hingga pembuluh darah. Lebih lanjut, sifilis kongenital dari ibu hamil yang menular pada anak dapat menimbulkan komplikasi serius: