Maraknya kekerasan seksual yang menimpa anak di bawah umur selalu membuat kita marah. Namun, aksi yang bisa kita lakukan tak hanya itu, kita bisa mengajari cara melindungi dirinya dengan kartu keamanan tubuh anak.
Anda bisa mencetak kartu keamanan tubuh anak berikut ini dan mengajaknya untuk menghafal hal apa saja yang harus ia perhatikan di dalamnya. Dengan gambar-gambar yang lucu, Anda juga bisa mengajari prinsip keamanan tubuhnya dengan cara yang lebih mudah dan menyenangkan.
Berikut kartu keamanan tubuh anak yang bisa dicetak dan cara memberinya pengertian tentang hal itu:
1. Ajari tentang kepemilikan atas tubuhnya sendiri
Sejak kecil, ajari anak untuk mengerti bahwa tubuhnya adalah miliknya sendiri. Ia tahu cara menjaga tubuhnya tersebut agar tak seorang pun berhak untuk menyentuhnya.
Beritahu anak batasan, sampai mana seharusnya orang dewasa boleh menyentuh maupun melihat tubuhnya. Melatih anak tentang hak atas tubuhnya sendiri membuat anak jadi lebih berhati-hati ketika ada orang dewasa yang mencoba memanipulasinya karena anak sudah tahu bahwa orang tersebut melanggar batasan atas tubuhnya.
2. Ajari anak untuk menolak
Ajari dia tentang consent, yaitu persetujuan (atau ketidaksetujuan) sampai batasan mana interaksi fisik yang terjadi dengan orang dewasa. Latih dirinya untuk menolak perlakuan yang tidak wajar padanya.
Ini bukan mengajarkan kesombongan pada anak Anda. Tapi mengajarkan bahwa kadang ia harus menolak interaksi tertentu yang berpotensi membahayakan dirinya.
Sejak dini, anak harus tahu siapa saja yang berada di wilayah aman dalam hal mencium, memeluk, maupun memangkunya. Beritahu ia mana perlakukan wajar yang dilakukan orang dewasa padanya dan mana yang merupakan perlakuan tidak wajar dari orang dewasa di sekitarnya.
Artikel terkait: Jangan paksa anak untuk memeluk maupun mencium saudara atau teman Anda.
3. Ajari anak batasan interaksi dengan orang lain
Anak tidak perlu akrab pada siapapun yang ia temui. Ia juga harus mengerti prinsip-pprinsip yang harus dilakukan jika ada orang asing maupun anggota keluarganya yang memintanya untuk berinteraksi fisik dengannya.
Misalnya, tak semua orang boleh memeluk, mencium, membantunya mandi, dan membersihkan bagian intim dirinya. Pelajaran ini bisa dimulai kapan saja saat anak sudah memulai potty training pertamanya.
4. Mengenali orang yang dapat dipercaya
Sebagai orang tua, Anda harus mempu jadi tempat paling aman baginya. Ia bisa curhat apapun pada Anda dan meminta keberpihakan Anda pada anak.
Mendapatkan kepercayaan anak bukanlah hal yang mudah. Anda tidak perlu membuat aturan yang terlalu ketat maupun memarahinya saat ia membuat kesalahan agar anak tak merasa perlu bohong pada Anda tentang sesuatu.
Kemarahan Anda pada anak dan pengabaian Anda pada kehidupan sehari-harinya akan membuat ia gagal mempercayai Anda sebagai pelindung terakhir yang ia butuhkan saat ia sedang dalam keadaan darurat dan butuh bantuan.
5. Memahami peringatan awal tanda bahaya
Ajari anak untuk peka terhadap hal yang membuatnya tak nyaman. Anda bisa mengajarinya beberapa emosi yang bisa ia keluarkan di saat-saat tertentu.
Mengajari anak emosi yang dapat ia keluarkan juga dapat mengasah kecerdasan emosional anak yang ia perlukan. Beritahu dia ciri fisik dan non fisik yang ia dapat ketika ketakutan dan dalam bahaya.
6. Menyebut anggota tubuhnya sendiri dengan benar
Sebagian orang tua memutuskan untuk memberitahu anak tentang nama biologis tubuhnya sendiri karena dianggap sebagai kosa kata yang jorok. Anak harus memahami anatomi tubuhnya sendiri dan menyebut anggota tubuhnya
Misalnya, sebagian orang tua mengajari anaknya untuk menyebut penis dengan kosa kata burung. Jika Anda mengajarinya menyebut burung untuk penisnya, maka anak akan memperlakukan penisnya seperti halnya burung yang bisa dimainkan olehnya dan siapapun.
7. Menyimpan rahasia
Anak harus mengetahui hal apa yang bisa ia rahasikan dan hal apa yang patut ia rahasiakan. Tak masalah jika ia memahami prinsip soal mana hal privasi dan mana hal yang bersifat umum sejak dini.
Apalagi jika ia diminta orang dewasa lainnya merahasiakan sebuah kejadian yang membuatnya takut, terancam, maupun tak nyaman. Anda harus melatih anak untuk menyampaikannya pada Anda.
8. Mengetahui harus kemana jika menjadi korban
Penting bagi orang tua untuk membekali diri dengan pengetahuan tentang lembaga yang dapat membantu mengadvokasi korban kekerasan seksual untuk perempuan dan anak secara gratis.
Tak hanya menyediakan pendampingan hukum, Yayasan LBH Apik juga akan menyediakan pendampingan psikologi gratis dari terapis profesional untuk orangtua maupun anak.
Demikian kartu keamanan tubuh anak yang bisa dicetak untuk mendidik kesadaran dan keamanan dirinya sendiri. Selain itu, orang tua juga harus mampu mendidik dirinya sendiri dengan pengetahuan mengenai kekerasan seksual yang terus menerus menelan korban.
Untuk memerangi kekerasan seksual tidak bisa hanya dicegah dengan memberikan hukuman seberat-beratnya kepada pelaku. Namun juga mengajari anak upaya mencegah hal tersebut dengan payung hukum yang memadai.
Baca juga:
Kisah Si Aksa – Video Edukatif Cegah Kekerasan Seksual Pada Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.