TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Perkembangan Otak
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Event

Bayi 4 bulan diduga meninggal akibat kabut asap, cegah risikonya dengan cara berikut!

Bacaan 4 menit
Bayi 4 bulan diduga meninggal akibat kabut asap, cegah risikonya dengan cara berikut!

Kebakaran lahan dan hutan atau Karhutla Riau diduga menyebabkan bayi di Palembang meninggal karena ISPA. Ini cara menghindari bayi terpapar asap.

Kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla Riau menyebabkan kabut asap tersebar hingga ke Palembang, Sumatera Selatan. Bahkan dikabarkan, seorang balita yang baru berusia empat bulan di Banyuasin, Palembang, meninggal dunia karena menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Bayi 4 bulan di Palembang diduga meninggal karena sebaran asap Karhutla Riau

Bayi 4 bulan diduga meninggal akibat kabut asap, cegah risikonya dengan cara berikut!

Sejak Sabtu (14/9) bayi bernama Elsa Fitaloka itu mengalami sesak napas. Kondisinya semakin memburuk saat orang tua Elsa Ngadirun (34) dan Ita Septiana (27),  membawanya ke bidan. Sayang, bidan tidak dapat memeriksa Elsa karena keterbatasan alat bantu pernapasan. Sehingga Elsa harus dirujuk ke rumah sakit besar.

Mengutip dari CNN Indonesia, Perangkat Desa BPD Desa Talang Buluh, Agus Darwanto  mengatakan sekitar pukul 11.30 dibawa ke RS Ar-Rasyid dan langsung dilarikan ke IGD. Elsa diberikan bantuan sementara. Di IGD dokter mengatakan kemungkinan Elsa terkena ISPA.

Artikel terkait: Lagi, dua ibu bagikan kisah anak meninggal dan sakit karena asap rokok

Namun dokter di RS Ar-Rasyid kembali merujuk Elsa ke RSUP Dr. Mohammad Hoesin (RSMH) dan keluarga Elsa kembali harus menunggu konfirmasi RSMH. Malangnya, saat proses administrasi dilakukan, kondisi si kecil Elsa memburuk hingga akhirnya meninggal dunia.

“Selagi menunggu itu Elsa dirawat dulu di IGD Ar-Rasyid sambil dikasih perawatan alat oksigen. Sudah hampir magrib dapat kabar kalau sudah bisa dirujuk ke RSMH, akhirnya keluarga persiapan, urus administrasi. Tapi pas lagi siap-siap itu Elsa ngedrop, kata dokter gagal pernapasan sampai enggak ada lagi [meninggal] pukul 18.35 sebelum dirujuk,” kata Agus, seperti dikutip dari CNN.

Pihak keluarga belum mengetahui penyebab pasti meninggalnya bayi berusia 4 bulan itu. Sebab belum ada alat yang memeriksa Elsa. Dugaan sementara adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut.

Bagaimana kabut asap berdampak pada bayi baru lahir?

karhutla Riau

Ilustrasi bayi terkena ISPA akibat Karhutla Riau.

Bayi baru lahir lebih rentan dan memiliki sistem kekebalan yang lemah. Oleh karena itu, sistem pernapasan mereka juga lebih rentan terinfeksi akibat kualitas udara yang buruk yang dapat mereka hirup selama level PSI berbahaya.

Hal ini menempatkan mereka pada risiko kesehatan yang lebih tinggi ketika kabut asap terjadi. Orang tua harus menjaga bayi tetap berada di dalam ruangan, terutama ketika kualitas udara mencapai 100 PSI dan lebih.

Jika sistem pernafasannya terpengaruh, anak-anak kecil dapat terserang asma atau bronkitis dan mungkin memerlukan perawatan medis yang cukup serius.

Dokter spesialis paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr. Deni Ditriani, SpP(K), mengatakan kalau bayi dan balita termasuk ke dalam kelompok yang sangat rentan terkena infeksi saluran pernapasan.

“Ada kelompok yang paling rentan, bayi, balita, orang tua, wanita hamil, dan orang yang sudah ada kelainan yang lama di paru-paru dan jantung. Keduanya itu kan yang dipengaruhi oksigen,” kata dr. Feni.

Cara menghindari bayi dari paparan asap karhutla Riau

Bayi 4 bulan diduga meninggal akibat kabut asap, cegah risikonya dengan cara berikut!

Berikut adalah beberapa langkah mudah yang perlu diperhatikan untuk lingkungan dalam ruangan:

  • Tutup pintu dan jendela agar kabut tidak masuk ke dalam rumah.
  • Nyalakan kipas angin atau AC agar ruangan tetap sejuk dan nyaman. Pastikan penyaring udara (Air Purifier) bekerja dengan baik dan tidak penuh debu.
  • Menurut Associate Professor Victor Samuel Rajadural, Kepala dan Konsultan Senior, Departemen Neonatalogi, Rumah Sakit Wanita dan Anak-anak KK (KKH) Singapura, “Menjaga bayi di kamar ber-AC sepanjang hari  termasuk aman selama termostat diatur pada suhu 22- 24 derajat Celcius dan bukan 18-19 derajat. “
  • Nyalakan alat pembersih udara untuk membantu meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, terutama di area rumah yang tidak memiliki AC.

Bayi 4 bulan diduga meninggal akibat kabut asap, cegah risikonya dengan cara berikut!

Merawat kulit dan menjaga pola makan bayi:

  • Jika bayi Anda masih menyusui, terus menyusu dengan normal. Jika Anda merasa mulai memiliki masalah kesehatan (mis. Mengalami radang tenggorokan atau mengalami infeksi saluran pernapasan atas), gunakan masker saat menyusui agar bakteri tidak menular ke bayi.
  • Anda dapat mengunjungi dokter untuk mendapatkan obat yang kompatibel dengan ASI atau tablet hisap untuk mengurangi ketidaknyamanan. Menyusui juga membantu membangun antibodi dan kekebalan alami bayi, jadi teruslah menyusui.
  • Jika bayi minum susu formula, teruskan menyusui dengan normal juga. Pastikan air yang digunakan segar dan tidak dibiarkan terbuka tanpa penutup. Sedimen asap seperti partikel debu dapat mengendap pada panci atau ketel air yang terbuka.
  • Untuk mencegah kulit bayi mengering, baik karena kabut asap dan / atau AC yang berkepanjangan, oleskan pelembab bayi yang sesuai untuk menjaga kulit bayi tetap terhidrasi.
  • Penting untuk dicatat bahwa masker tidak boleh dipakai untuk bayi baru lahir atau bayi karena ini akan mengganggu pernapasan mereka, atau lebih buruk lagi, bisa menghambat suplai oksigen hingga menyebabkan bayi tercekik.

Bila Bunda berada di daerah yang mulai terpapar kabut asap karhutla Riau, sebaiknya kurangi aktivitas di luar rumah. Makan makanan yang bergizi, dan tetap menjaga si kecil agar tidak terpapar asap.

Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bun!

***

Cerita mitra kami
Perut Sehat, Anak Smart: Ini Manfaat Yogurt untuk Pencernaan dan Tumbuh Kembang Si Kecil!
Perut Sehat, Anak Smart: Ini Manfaat Yogurt untuk Pencernaan dan Tumbuh Kembang Si Kecil!
Anak Aktif, Orang Tua Tenang:  Era Baru Rawat Luka dengan Betadine Bening Antiseptik
Anak Aktif, Orang Tua Tenang: Era Baru Rawat Luka dengan Betadine Bening Antiseptik
“Kumara Holiday Program" Kembali Hadir di Akhir Tahun Ini Program di Alam Terbuka untuk Anak Usia 2-12 Tahun
“Kumara Holiday Program" Kembali Hadir di Akhir Tahun Ini Program di Alam Terbuka untuk Anak Usia 2-12 Tahun
Seminar Edukasi Tenaga Kesehatan dalam Memperingati Hari Prematur Sedunia 2025
Seminar Edukasi Tenaga Kesehatan dalam Memperingati Hari Prematur Sedunia 2025

TAP ID APP BANNER NEW (6)

Referensi: Detik, CNN

Baca juga

Atasi anak demam tanpa drama, ini yang perlu Bunda lakukan

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Fadhila Afifah

Diedit oleh:

Fitriyani

  • Halaman Depan
  • /
  • Berita Terkini
  • /
  • Bayi 4 bulan diduga meninggal akibat kabut asap, cegah risikonya dengan cara berikut!
Bagikan:
  • Gerakan Ayah Ambil Rapor Anak, Ini Manfaatnya Kata BKKBN!

    Gerakan Ayah Ambil Rapor Anak, Ini Manfaatnya Kata BKKBN!

  • Perut Sehat, Anak Smart: Ini Manfaat Yogurt untuk Pencernaan dan Tumbuh Kembang Si Kecil!
    Cerita mitra kami

    Perut Sehat, Anak Smart: Ini Manfaat Yogurt untuk Pencernaan dan Tumbuh Kembang Si Kecil!

  • Anak Aktif, Orang Tua Tenang:  Era Baru Rawat Luka dengan Betadine Bening Antiseptik
    Cerita mitra kami

    Anak Aktif, Orang Tua Tenang: Era Baru Rawat Luka dengan Betadine Bening Antiseptik

  • Gerakan Ayah Ambil Rapor Anak, Ini Manfaatnya Kata BKKBN!

    Gerakan Ayah Ambil Rapor Anak, Ini Manfaatnya Kata BKKBN!

  • Perut Sehat, Anak Smart: Ini Manfaat Yogurt untuk Pencernaan dan Tumbuh Kembang Si Kecil!
    Cerita mitra kami

    Perut Sehat, Anak Smart: Ini Manfaat Yogurt untuk Pencernaan dan Tumbuh Kembang Si Kecil!

  • Anak Aktif, Orang Tua Tenang:  Era Baru Rawat Luka dengan Betadine Bening Antiseptik
    Cerita mitra kami

    Anak Aktif, Orang Tua Tenang: Era Baru Rawat Luka dengan Betadine Bening Antiseptik

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti