Bila Anda sering berselancar di media sosial Instagram, Anda mungkin sudah tak asing lagi dengan sosok Joyagh. Pada 21 Februari 2019 lalu, Joyagh baru saja melahirkan anak pertamanya, buah dari pernikahannya dengan Niko Pramadika.
Anak yang berjenis kelamin perempuan itu diberinama Qaula Aura Senja.
Joyagh harus menjalani caesar karena mengalami pengapuran plasenta
Selebgram hijab Joyagh alami pengapuran plasenta sehingga harus menjalani operasi persalinan caesar
Melalui akun instagram pribadinya, selebgram hijab ini berbagi kisah pengalaman persalinan pertamanya.
Meskipun sebenarnya ia bisa menjalani proses persalinan normal, tetapi ia mengaku harus menjalani proses persalinan caesar karena mengalami masalah pengapuran plasenta. Pemilik nama asli Erlinda Yuliana rupanya telah mengalami masalah pengapuran plasenta grade 2.
Beruntungnya, proses persalinan berjalan lancar hingga anak pertamanya dapat lahir selamat dengan berat badan 2,1 kg.
Berikut adalah cerita Joyagh dalam akun instagram pribadinya, Rabu, 6 Maret 2019:
Anak pertama Joyagh
“Pengen cerita persalinanku kenapa bisa jadi SC (caesar).
Intinya aku ngalamin yang nama “pengapuran plasenta” yang berujung grade 2 dengan berat baby 2,1 kg pas aku di 36 week. Sebenarnya bisa melahirkan normal dengan catatan BB bayi mencapai 2,5 kg. Kurang sedikit lagi padahal.
(Yang gak tau Pengapuran Plasenta itu apa, silahkan google yaa dan pengapuran ini tidak diketahui secara pasti penyebabnya).
Cuma kasian baby di dalam kalo mau nunggu lagi karena pengapuranku sudah grade 2, grade tertinggi grade 3. Jadi mau gak mau harus dilahirkan dalam waktu dekat.
Lahaulawalaquwataillabillah, Bismillah aku bersama Allah, suami, keluarga dan dokter. Terimakasih kalian semua yang selalu support aku.
Alhamdulillah semua proses berjalan lancar baby lahir dengan BB 2,1 kg semua baik baik saja baby juga ga masuk inkubator. Anak hebat anak kuat MashaAllah.
Hanya di rawat di ruang baby karna butuh kehangatan. Aku pisah 2 hari sama baby karena beda ruangan. Aku tetap ASI Alhamdulillah yang penting keduanya sehat selamat,
Mengenal lebih dalam tentang pengapuran plasenta
Plasenta merupakan organ terpenting selama masa kehamilan. Organ ini berfungsi untuk mengalirkan zat gizi dari tubuh ibu ke janin dan limbah dari tubuh janin ke ibu.
Seiring berjalannya waktu plasenta akan mengalami kematangan hingga pengapuran. Pengapuran plasenta sebenarnya merupakan hal yang normal selama masa kehamilan, tetapi juga bisa menjadi tanda bahaya pada kondisi janin yang dikandung.
Penyebab penuaan plasenta masih belum diketahui secara pasti. Namun pengapuran plasenta dipercaya disebabkan oleh berbagai faktor. Seperti faktor keturunan, lingkungan, reaksi terhadap obat-obatan tertentu, dan infeksi.
Secara lebih lanjut, penelitian menunjukan bahwa penuaan plasenta lebih mungkin terjadi pada:
- Wanita muda
- Kehamilan pertama kali
- Wanita yang merokok selama kehamilan mereka
Artikel terkait: Bagaimanakah posisi normal plasenta selama kehamilan?
Tingkatan pengapuran plasenta
Secara umum, derajat kematangan plasenta terbagi menjadi empat tingkatan, yakni 0 (tidak matang), 1, 2, dan 3. Semua plasenta dimulai dari tingkat 0 dan mulai berubah saat menginjak usia 12 minggu kehamilan. Perubahan inilah yang menimbulkan risiko pengapuran plasenta.
Adapun tingkat pengapuran plasenta dapat diklasifikasi menjadi 3 grade:
- Tingkatan 1 atau Grade I terjadi antara minggu ke 31-32 kehamilan
- Grade II terjadi antara minggu ke 36-37 kehamilan
- Grade III terjadi antara minggu ke 38 kehamilan
Pengapuran plasenta pada grade 3 dianggap sebagai kondisi terberat karena sudah terbentuk lingkaran seperti cincin pada plasenta.
Gejala pengapuran plasenta
Ada beberapa gejala pengapuran plasenta yang sebaiknya diwaspadai ibu hamil:
- Pendarahan hebat (postpartum haemorrhage) diusia kehamilan 32 minggu atau kurang.
- Plasenta previa, kondisi sebagian atau seluruh plasenta menutupi mulut rahim.
- Abruptio plasenta, lepasnya plasenta sebelum waktunya.
- Preeklamsia.
- Tekanan darah tinggi dan lain sebagainya.
Artikel terkait: Retensio Plasenta, waspada komplikasi akibat ari-ari tertinggal di rahim setelah bayi lahir
Pencegahan pengapuran plasenta
Sulit untuk menentukan pencegahan pengapuran plasenta secara spesifik Sebab penyebab dari kondisi ini masih belum diketahui secara pasti.
Namun terlepas dari itu, memperhatikan asupan makanan bisa menjadi hal penting sebagai upacata pencegahan. Misalnya dengan mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin E, C, dan beta karoten.
Selain itu, usia kehamilan jua menjadi faktor penting yang dapat mempengaruhi terjadinya kondisi ini. Oleh karena itu sebaiknya hindari kehamilan di usia lanjut atau terlalu dini.
Baca juga
Pengapuran Plasenta Berbahaya Bagi Ibu Hamil, Ketahui Tanda dan Pencegahannya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.