Jerawat biasanya muncul di kulit wajah, seperti pipi, dagu, atau kening. Tapi tak jarang juga ditemukan jerawat yang tumbuh di vagina. Sebenarnya apa penyebab munculnya jerawat yang terdapat di vagina ini dan bagaimana cara mengatasinya?
Apabila jerawat tumbuh subur di kulit wajah saja sudah cukup membuat kita pusing, apalagi jerawat di vagina yang merupakan area sensitif.
Bintik-bintik merah yang timbul di area selangkangan ini karena selalu bersentuhan dengan pakaian dalam, maka akan terasa lebih sakit dibandingkan jerawat yang tumbuh di wajah.
Penyebab Munculnya Jerawat Vagina
Sama seperti wajah, vagina juga memiliki kelenjar minyak. Kelenjar minyak ini bisa memproduksi minyak berlebih dan menyumbat pori-pori. Penyumbatan pori-pori dapat menyebabkan peradangan kulit dan tumbuhnya bakteri.
Peradangan kulit ini kemudian membesar menjadi bintil berisi nanah yang biasa kita sebut jerawat.
Faktor yang bisa memicu produksi minyak berlebih pada kulit ini antara lain adalah fluktuasi hormon, contohnya saat menstruasi. Pada saat siklus menstruasi, biasanya pertumbuhan bakteri di area kewanitaan meningkat sehingga risiko munculnya jerawat di vagina pun timbul.
Mengutip dari Bustle, Tsippora Shainhouse, MD, FAAD, seorang dokter kulit menyatakan bahwa secara umum jerawat berkembang karena empat faktor.
“Produksi sebum atau minyak biasanya berkaitan dengan hormon, hiperkeratinisasi folikuler, bakteri, dan respon peradangan kulit dari hal-hal yang disebutkan sebelumnya,” ungkapnya.
Jerawat di bagian selangkangan juga bisa terjadi karena folikulitis, yaitu infeksi dan pembengkakan folikel rambut. Mencukur rambut kemaluan merupakan salah satu penyebab potensial folikulitis. Dalam beberapa kasus, rambut tumbuh ke arah dalam (ingrown hair).
Iritasi karena gesekan bahan pakaian dalam ke kulit, pembersih kewanitaan dengan pewangi, tampon, kondom, dan penggunaan produk perawatan kulit yang tidak cocok juga bisa mengakibatkan jerawat pada vagina.
Apakah Jerawat Vagina Berbahaya?
Dilansir dari Hello Sehat, umumnya jerawat di vagina tidak berbahaya. Jerawat vulva, nama lain bintik-bintik di vagina ini wajar terjadi setidaknya satu kali dalam hidup.
Memang seperti jerawat ada wajah, terkadang jika muncul jerawat pada vagina maka akan terasa gatal, tidak nyaman, bahkan sakit karena peradangan kulit yang terjadi.
Pada kasus yang lebih serius, jerawat vagina dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan tertentu, yaitu acne inversa (hidradenitis suppurativa) yaitu peradangan kulit kronis yang mempengaruhi kelenjar keringat di bagian selangkangan.
Acne inversa ini tidak mudah sembuh dan umumnya meninggalkan bekas luka.
Lalu jerawat di kemaluan juga bisa terjadi karena Molluscum Contagiosum, yang disebabkan infeksi virus. Jerawat Mollusca ini biasanya lebih kecil tapi menonjol dan tampak seperti daging.
Molluscum Contagiosum, akan hilang dengan sendirinya, namun mungkin perlu waktu yang agak lama. Jika mengalami jerawat Mollusca, sebaiknya Bunda berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Cara Mengobati Jerawat di Vulva
Jerawat pada area selangkangan pada umumnya akan sembuh dengan sendirinya dan tidak memerlukan perawatan khusus.
Meskipun begitu, Bunda harus tetap menjaga kebersihan di daerah intim dan hindari mengenakan celana dalam yang terlalu ketat.
Untuk menghilangkan rasa tidak nyaman akibat jerawat di vagina, berikut adalah beberapa cara yang bisa dicoba.
1. Kompres dengan menggunakan air hangat
Dilansir dari Liputan6, air hangat akan memberikan rasa nyaman dan melancarkan peredaran darah di area tempat tumbuhnya jerawat tersebut.
Selain itu kompres hangat juga bisa membantu membuka pori-pori dan mengeluarkan kotoran yang mengakibatkan iritasi.
2. Hindari memencet jerawat di area vulva
Sama dengan jerawat wajah, hindari untuk memencet jerawat di selangkangan karena dapat menyebabkan infeksi yang lebih parah.
3. Menggunakan pembersih kewanitaan yang mengandung benzoil peroksida
Dr. Michele Farber dari Scheweiger Dermatology, seperti yang dimuat dari She Knows, menyarankan untuk membasuh vagina yang berjerawat dengan sabun pembersih yang mengandung benzoil peroksida.
Usapkan sabun di bagian kulit tebal yang berambut dan jangan gosokkan sabun pada kulit bagian dalam bibir vagina.
4. Jaga vagina agar tidak lembab
Pastikan area vagina kering, karena kelembaban dapat membantu bakteri untuk tumbuh lebih subur. Setelah berolahraga dan berkeringat, gantilah pakaian dalam dengan yang baru. Gunakan pakaian dalam dengan bahan katun lembut.
Kemudian jika sehabis buang air kecil, lap area selangkangan terlebih dahulu hingga benar-benar kering sebelum memakai celana dalam kembali.
***
Apabila jerawat vagina tidak kunjung hilang dalam waktu yang cukup lama, jangan ragu untuk mengunjungi dokter atau ginekolog. Bisa saja bintik-bintik merah di vagina tersebut bukanlah jerawat melainkan gejala penyakit yang lainnya.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita PermataSari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca Juga:
Waspada Bisul di Vagina Akibat Infeksi, Kenali Penyebab dan Cara Mengobatinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.