Buta warna tentu saja bukan kondisi yang hanya dialami oleh orang dewasa saja, anak-anak pun bisa mengalaminya. Sayangnya, tidak semua orangtua mengetahui bagaimana gejala buta warna pada anak.
Apa itu buta warna pada anak?
Buta warna, atau kekurangan penglihatan warna, adalah kondisi di mana kualitas penglihatan seseorang terhadap warna berkurang. Sehingga seseorang yang menderitanya akan sulit membedakan warna tertentu (buta warna sebagian) atau bahkan seluruh warna (buta warna total).
Artikel terkait: Mata anak bengkak? Jangan panik, ini cara jitu mengatasinya
Penyebab buta warna pada anak
Buta warna pada anak sebenarnya disebabkan adanya kelainan atau kerusakan pada sel kerucut di dalam retina, sehingga anak tidak mampu menangkap spektrum warna tertentu.
Perlu diketahui, mata memiliki sel-sel saraf khusus yang mengandung pigmen yang bereaksi terhadap warna dan cahaya. Sel ini punya tiga pigmen yang mendeteksi warna merah, hijau, dan biru. Bila seseorang mengalami buta warna, sel pigmen itu mengalami kerusakan atau tidak berfungsi.
Umumnya, buta warna pada anak-anak disebakan karena bawaan sejak lahir atau kondisi yang ‘diwariskan’ dari orangtuanya. Diperkirakan 1 dari 12 anak laki-laki dan 1 dari 20 anak perempuan mengalami buta warna.
Faktanya, buta warna justru banyak dialami oleh anak lelaki, sementara anak perempuan memang lebih jarang mengalami buta warna. Dari semua ras dan etnis yang diteliti, tidak sampai 0,5 persen anak perempuan menyandang buta warna.
Gejala buta warna pada anak
Gejala utama buta warna pada anak adalah kesulitan dalam membedakan warna atau membuat kesalahan saat mengidentifikasi warna. Jika Parents mencurigai si kecil buta warna, ini adalah beberapa gejala yang harus diperhatikan:
- objek dan warna yang tidak cocok (terutama warna gelap) – misalnya: bunga berwarna ungu di pohon
- sangat lama memilih warna saat mewarnai
penolakan saat memilih suatu warna
- kesulitan mengidentifikasi pensil warna merah atau hijau atau pensil warna dengan komposisi merah dan hijau (mis: merah & coklat)
- masalah identifikasi warna diperburuk ketika ada tingkat cahaya yang rendah, area warna yang kecil dan warna dengan rona yang sama
- mencium bau makanan sebelum dikonsumsi
- indra penciuman yang sangat baik
- penglihatan malam yang luar biasa
- sensitivitas terhadap lampu terang
- masalah membaca halaman berwarna atau lembar kerja yang diproduksi dengan warna pada warna
- mengeluh bahwa mata atau kepala mereka sakit ketika melihat sesuatu yang berwarna merah pada latar belakang hijau atau sebaliknya
Buta warna pada anak-anak juga menyebabkan mereka tidak suka mewarnai dan menggambar atau bermain hitungan atau pengurutan game dengan balok atau manik-manik berwarna.
Artikel terkait: 3 Cara tepat atasi mata bayi belekan, JANGAN percaya mitos
Cara mendeteksi dini buta warna pada anak
Sayangnya, banyak orangtua yang tidak menyadari gejala buta warna pada anak. Padahal Parents bisa melakukannya tes di rumah dengan cara yang mudah dilakukan. Berikut ini caranya:
1. Perlihatkan ketertarikan anak
Parents bisa memerhatikan ketertarikan anak pada warna. Anak-anak biasanya sangat tertarik oada banyak warna, lalu bagaimana mengujinya?
Coba ajak si kecil untuk melakukan aktivitas mewarnai atau menggambar. Apabila ia tidak tertarik, bisa jadi ada yang salah dengan penglihatannya.
2. Tes pensil warna
Parents bisa menguji dengan pensil warna. Caranya, kumpulkan pensil warna berwarna merah, coklat, putih, hijau dan abu-abu. Setelah itu mintalah ia untuk mengambil pensil warna berwarna merah dari kumpulan pensil warna merah, kuning, hijau dan oranye.
Lakukan tes ini beberapa kali agar hasilnya lebih akurat.
3. Mencoba beberapa tes online
Di internet, ada beragam tes buta warna yang mudah dilakukan. Hasilnnya juga cukup cepat dan akurat. Jika ingin tes buta warna, ibu bisa mengajak Si Kecil melakukannya secara online.
Perawatan buta warna pada anak
Sampai sekarang, tidak ada perawatan untuk kebutaan warna pada anak. Meskipun dokter merekomendasikan kacamata berwarna dan lensa kontak untuk meningkatkan intensitas warna tertentu, nyatanya memang tidak terlalu membantu.
Bisa mengetahui apakah anak mengalami buta warna sejak dini sebenarnya sangat diperlukan. Pasalnya, sebuah studi menemukan buta warna berdampak pada kemampuan anak di kemudian hari. Usia terbaik untuk menguji penglihatan adalah sebelum usia empat tahun.
Jika menemukan gejala buta warna pada anak, tak perlu berkecil hati. Senagai orangtua, Parents tentu saja perlu memberikan dukungan secara maksimal. Memberinya dukungan kuat dapat menumbukan rasa percaya diri. Sementara itu, pujilah si kecil ketika ia mengidentifikasi warna dengan benar.
Referensi: Halodoc, Alodokter, Parenting Firstcry, Colour Blind Awareness
Baca juga:
Mata bayi sering terlihat seperti juling, apakah ini normal?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.