Jadi orang tua keren. Siapa di antara Parents yang memiliki keinginan seperti ini? Bisa menjadi teman saat dibutuhkan anak, dan dianggap sebagai sahabat, teman diskusi dan mencurahkan hati sekaligus bisa menjadi sosok teladan.
Faktanya, impian dan kenyataan sering kali tidak berbanding lurus. Seiring bertambahnya usia anak, tidak sedikit orang tua yang mengeluh, merasakan jarak dengan buah hatinya. Umumnya kondisi ini akan terasa pada saat anak memasuki usia remaja.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
Pada masa remaja, seorang anak akan mulai menunjukkan keinginan untuk menjadi seorang individu yang memiliki autonomi – kemampuan untuk berpikir, merasa, mengambil keputusan, dan bertindak untuk dirinya sendiri. Hal tersebut menjadi salah satu tugas perkembangan yang penting untuk dicapai oleh remaja karena membantu mereka membentuk identitas sebagai individu yang mandiri dan berdaya tanpa bergantung seutuhnya pada orang tua atau orang dewasa lainnya.
Autonomi juga dibutuhkan oleh remaja agar kelak mereka bisa belajar menemukan cara menghadapi tantangan yang ditemui serta dapat membuat pilihan yang sehat dan positif.
Kemunculan rasa autonomi dapat menyulitkan bagi sebagian remaja karena pada saat yang sama mereka sedang berusaha menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan pertumbuhan dan perkembangan yang sedang terjadi.
Pada sisi lain, orang tua juga dapat merasakan kesulitan yang sama dalam menghadapi masa transisi. Terlebih sebelumnya orang tua cenderung memiliki keterlibatan yang mendalam terhadap kehidupan anak, seperti berusaha untuk melindungi anak dari masalah, menyediakan peluang atau kesempatan sebanyak-banyaknya bagi anak, dan berusaha memiliki kontrol pada keputusan yang ada dalam hidup anak.
Jadi Orang Tua Keren untuk Anak, Bagaimana Caranya?
Kedekatan dengan anak, tentu saja perlu diusakan orang tua sejak dini, bahkan sejak kandungan dan dipelihari sampai anak tumbuh menjadi remaja dan beranjak dewasa.
1. Pahami fase Pertumbuhannya
Mengingat masa remaja merupakan masa perkembangan yang penting, maka pendekatan yang tepat sangat dibutuhkan selama mendampingi mereka dalam menghadapi masa transisi. Pada masa ini, orang tua perlu menyadari bahwa hubungan antara orang tua dan remaja tidak dapat disamakan dengan hubungan ketika remaja masih berusia kanak-kanak.
2. Berikan ‘Ruang’ untuk Anak
Hubungan orang tua-remaja akan berubah menjadi semakin setara dan seimbang. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan ‘ruang’ bagi remaja untuk mengutarakan pikiran dan perasaan mereka. Hargai pendapat dan perasaannya melalui tindakan seperti mendengarkan dan menyimak cerita mereka dengan penuh empati.
3. Tidak Menganggap Remeh Masalah yang Sedang Dihadapi
Ketika remaja mengalami masalah, terkadang orang tua cenderung melihat sebelah mata atau menyepelekan masalah mereka. Orang tua perlu mengusahakan untuk tidak mengecilkan masalah yang dialami remaja karena mungkin saja masalah yang mereka sedang lalui adalah suatu hal yang baru dan asing bagi mereka.
4. Jadi Teman Diskusi dan Berbagai Pikiran
Jadi orang tua keren bagi anak remaja, artinya orang tua perlu hadir sebagai partner diskusi mengenai tantanga atau masalah yang sedang mereka alami. Ajak remaja memikirkan pilihan solusi yang bisa dilakukan. Coba tahan diri untuk langsung mengambil alih menyelesaikan masalah atau memberikan solusi bagi mereka.
5. Beri Kepercayaan dan Biarkan Anak Menyelesaikan
Berikan kesempatan bagi mereka untuk mencoba menghadapi suatu permasalahan dengan caranya sendiri. Ingat bahwa pada periode ini, remaja sedang melatih kemampuan pemecahan masalah dan pengambilan keputusannya.
Secara umum, orang tua dan remaja perlu bersama-sama menyadari bahwa hubungan antara satu sama lain merupakan hubungan dua arah yang saling timbal balik. Orang tua perlu menghargai bahwa remaja merupakan individu independen selayaknya orang dewasa lainnya.
Selain itu, remaja juga perlu memahami bahwa walaupun mereka sedang mengembangkan kemandirian, tetapi tetap ada batasan dan tanggungjawab yang perlu dijaga. Sadari bahwa walaupun masa ini adalah masa yang berat dan rentan timbul konflik, namun dengan adanya kerjasama antara orang tua dan remaja maka masa remaja dapat dilewati dengan baik.
Jadi, sudah siap jadi orang tua keren bagi anak-anak?
*** Ditulis oleh Tim Psikolog Ruang Mekar Azlia, pusat tumbuh kembang keluarga dan individu. Kami melayani konsultasi psikologi, psikotes, dan terapi psikologis.
Baca Juga:
6 Cara Mendidik Anak Remaja, Butuh Disiplin dan Keluwesan
7 Peran Penting Anak Remaja di Dalam Keluarga yang Harus Diketahui
9 Tips Memotivasi Anak Remaja untuk Bisa Menemukan Tujuan Hidupnya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.