Tragedi Itaewon masih meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat Korea Selatan dan dunia. Bukannya dijadikan pelajaran dan berempati terhadap korban, anak-anak sekolah Korea Selatan justru membuat tren Itaewon Crush Game.
Permainan desak-desakan tersebut kini sedang viral di TikTok Korea Selatan. Sontak saja aksi mereka membuat publik geram dan para orangtua khawatir.
Artikel terkait: 6 Fakta Tragedi Kanjuruhan Malang, Jumlah Korban Meninggal 125 Orang
Tragedi Itaewon Jadi Tren Anak Sekolah
Perayaan Halloween yang digelar di Itaewon pada akhir Oktober lalu masih meninggalkan luka dan trauma bagi seluruh masyarakat Korea. Bagaimana tidak, setidaknya insiden tersebut menimbulkan korban meninggal mencapai 156 orang.
Tragedi yang semestinya dijadikan pelajaran supaya waspada saat berada di kerumunan, kini ditiru oleh anak sekolahan Korea Selatan melalui ‘Hamburger Game’ atau ‘Itaewon Crush Game’. Seperti insidennya, setiap pemain akan saling tindih dan berdesak-desakan.
Mulai dari anak SD, SMP, hingga SMA turut meramaikan tren permainan tersebut. Melansir Allkpop, salah satu siswi SMP di Seoul menjelaskan bagaimana permainan membahayakan itu dengan cepat menyebar luas di sekolahnya.
“Hamburger Game meniru dari video tragedi yang tersebar di sosial media. Semua anak akan memindahkan meja dan kursi ke sisi kelas, dan mereka satu anak ditindih oleh 10 orang di atasnya, permainan ini dilakukan saat jam istirahat tiba,” tutur seorang siswi.
Jelas saja, permainan ini membuat siswi tersebut kaget melihat teman sekelasnya bermain ‘Hamburger Game’.
Hamburger Game Mengarah Kasus Perundungan
Selain di kelas, para siswa juga bermain ‘Hamburger Game’ saat mengantri untuk makan siang. Mereka akan saling dorong, bahkan sekelompok anak memilih target lain sebagai bahan perundungan.
Meningkatnya intensitas pemain ‘Hamburger Game’ tersebut diyakini dapat mengarah pada metode perundungan yang menyebabkan kematian.
Faktanya, pada tahun 2011 silam permainan serupa pernah memakan korban jiwa setelah para pemain menjadikan permainan itu sebagai cara bullying.
Banyak orangtua menjadi cemas ketika putranya mengatakan ‘Trick or Die’ alih-alih ‘Trick or Treat’ sebagai lelucon.
“Aku mendengar putraku mengatakan ‘Trick or Die’ sebagai lelucon dan aku khawatir anakku tidak peka dengan tragedi Itaewon,” kata Lee, ayah dari siswa kelas 5 SD.
Artikel terkait: 5 Kisah Tragis Paling Mengerikan di Dunia Sepak Bola, Kanjuruhan Jadi Salah Satunya!
Dinas Pendidikan Setempat Beri Tanggapan
Menanggapi tren tersebut, Kantor Pendidkan Metropolitan Seoul mengumumkan akan memberi pedoman kepada SD, SMP, dan SMA soal kasus Itaewon Game demi mencegah insiden serupa terjadi.
Mereka juga akan menerima materi ‘Tujuh Standar Pendidikan Keamanan Sekolah’ dari Kementerian Pendidikan Korea Selatan, salah satunya pedoman penggunaan sosial media bagi anak sekolah.
Sementara itu, profesor psikoterapi Lim Myung Ho mengaku khawatir bila permainan itu makin menyebar luas, sebab anak-anak berpikir mereka berbeda dari para korban Itaewon.
Cara Selamatkan Diri di Tengah Kerumunan
Belakangan ini Indonesia pun ramai dengan kabar acara musik yang dibubarkan akibat kapasitas pengunjung berlebih. Hal tersebut memungkinkan terjadinya kerumunan besar hingga memakan korban jiwa.
Apabila Anda sedang terjebak di tengah kerumunan, begini cara selamatkan diri yang bisa diikuti mengutip dari CNN:
- Ikuti arus dan jangan mendorong
Hindari melawan arah dan mendorong, sebab Anda berpeluang tersandung dan terjatuh. Sebaiknya, ikutilah arus supaya Anda tak kehabisan energi.
- Arahkan menuju pintu keluar
Ketika kerumunan mulai bergerak, usahakan mengarahkan diri menuju pintu keluar namun tetaplah waspada dengan sekitarnya.
- Cari ruang bernapas
Seperti kasus Itaewon, kebanyakan korban tewas akibat kehabisan napas. Upaya pencegahannya, beri ruang bernapas tepat di depan wajah. Letakanlah tangan di depan tubuh, mirip posisi petinju.
-
Tetap berdiri
Selain sesak napas, risiko terjatuh dan terinjak-injak juga mengintai Anda. Usahakan jaga keseimbangan dan tetaplah berdiri.
***
Duh, semoga permainan Itaewon Crush Game dapat segera dihentikan dan tidak kembali memakan korban jiwa, ya.
Baca juga:
Parents, Waspadai Skip Challenge, Tren di Kalangan Remaja yang Bisa Mematikan
Ikutan Tren 'No Backpack Day', Ide Murid Spensaku Ini Out of the Box!
Jangan dilakukan! Bahaya TikTok 'Skull Breaker Challenge' bisa mengancam jiwa