Apakah Anda dan pasangan ingin menikah di tahun 2020? Eits, tunggu dulu, selain cinta, restu orangtua dan biaya pernikahan, masih ada hal lain yang harus kalian penuhi sebelum bisa melangkah ke pelaminan.
Aturan baru bagi pasangan yang ingin menikah di tahun 2020
Muhadjir Effendy selaku Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) mengatakan bahwa pemerintah akan mencanangkan Program Bimbingan Pranikah bagi pasangan yang ingin menikah, program diharapkan mulai berlaku di tahun 2020.
Menurut Effendy, pasangan yang tidak lulus sertifikasi program tersebut, maka mereka tidak boleh menikah. Hal ini ia sampaikan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, pada hari Kamis 14 Nopember 2019 lalu.
“Program sertifikasi siap kawin ini adalah revitalisasi dari program sosialisasi KUA untuk pasangan yang ingin menikah,” tuturnya.
Melibatkan banyak Kementerian terkait
Selain Kementerian PMK, program ini juga melibatkan beberapa kementerian lain seperti Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Salah satu peran kementerian kesehatan ialah menjelaskan tentang kesehatan reproduksi dan kesehatan janin. Hal ini untuk menghindarkan terjadinya kehamilan di usia dini yang membuat ibu dan bayi berada dalam kondisi berbahaya.
Sementara itu, Fachrul Razi selaku menteri Agama menyatakan bahwa bimbingan pranikah ini bisa dilakukan pasangan calon pengantin yang tengah mengurus surat-surat keperluan pernikahan. Jadi selain mengurus surat yang diperlukan, mereka juga harus ikut bimbingan pranikah.
Bekal penting bagi pasangan yang ingin menikah
“Bimbingan pranikah tidak hanya membekali pasangan tentang agama, tapi juga bekal tentang kesehatan reproduksi dan pengetahuan mengenai kondisi tubuh saat hamil,” ujar Fachrul Razi.
Menurutnya, hal ini diperlukan agar bayi-bayi yang lahir dari pernikahan tersebut sehat sejak dalam kandungan hingga lahir ke dunia. Tentunya ini untuk menekan angka kematian bayi dan ibu yang sering terjadi di Indonesia akibat minimnya pengetahuan soal kesehatan reproduksi dan sex education yang memadai.
Lebih jauh, Muhadjir Effendy mengatakan, bimbingan pranikah ini sangat penting.
“Melalui bimbingan sertifikasi, calon suami dan calon istri dibekali pengetahuan tentang kesehatan alat reproduksi, penyakit berbahaya yang mungkin terjadi pada suami, istri, atau bahkan anak-anak seperti masalah stunting.”
Program bimbingan pranikah ini rencananya akan memakan waktu tiga bulan sampai pasangan dianggap benar-benar siap untuk menikah dan diberikan sertifikat. Terutama soal kesehatan reproduksi, karena akan memengaruhi jangka panjang, pasangan yang menikah akan melahirkan generasi penerus bangsa. Nah, generasi penerus inilah yang perlu dijaga agar sehat dan tumbuh dengan baik sejak dalam kandungan.
Bagaimana menurut Anda? Apakah aturan ini bermanfaat atau malah memberatkan?
Baca juga:
Psikolog: Cinta Saja Nggak Cukup! Ini yang Perlu Diperhatikan Sebelum Menikah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.