Setiap orang punya ingatan masa kecil sendiri-sendiri. Namun, yang sering jadi misteri adalah, sejak kapan seorang anak mulai mengingat masa kecilnya?
Anak-anak di masa golden age memang mampu menyerap informasi dengan cepat dan meniru semua hal yang ada di sekitarnya. Hilangnya kenangan masa kecil bukan berarti mereka bodoh, namun perkembangan otaknya memang berbeda dengan fungsi yang berbeda pula.
Berikut fakta seputar ingatan masa kecil yang Anda alami:
1. Memulai ingatan di usia yang berbeda-beda
Yusni Azis (29) baru memulai ingatan masa kecil saat usianya 5 tahun. Seolah-olah, dunia alam sadarnya baru dihidupkan saat itu juga. Rasanya, ia sama sekali tak ingat tentang apa yang terjadi sebelum itu.
“Aku baru sadar pas udah duduk di TK. Sebelum itu nggak inget lagi,” kata dosen arsitektur di Universitas Pelita Harapan ini.
Hal senada juga diungkapkan Febby (28), “Aku inget banget tuh pas mau masuk TK, aku nangis karena nggak mau sekolah dan malah nyari Emak (nenek).”
Berbeda dengan Yusni dan Febby, Titi Akmar (32) memulai ingatan masa kecilnya di usia yang lebih dini. Bahkan, saat ia belum lancar berjalan.
“Kalau aku sih baru inget pas ibu nyemangatin aku pake tepuk tangan supaya aku lancar jalan kaki,” tuturnya.
Ia melanjutkan, “Ibu bilang waktu itu, ‘ayo sini-sini sama ibu. Mana mata genitnya…’ Trus mataku jadi kedip-kedip gitu. Saat itu aku pakai baju merah. Ternyata, ada foto tentang adegan itu yang membuatku yakin bahwa itu ingatan pertamaku.”
Para ahli masih memperdebatkan mengapa kebanyakan orang tidak memiliki ingatan masa kecil di usia yang sama. Kebanyakan sepakat bahwa ingatan tersebut baru bisa diingat ketika menginjak usia 3-5 tahun.
2. Jenis ingatan yang berbeda
Profesor psikologi mental Steven Reznick menyatakan, pada saat bayi baru dilahirkan sampai usia 6 bulan, ia akan memiliki ingatan untuk mengenali wajah dan suara. Sedangkan, ingatan untuk hal detail lainnya dimulai saat anak menginjak usia 2 tahun.
“Banyak orang yang menyebut bahwa ingatan masa kecil itu adalah semacam amnesia pada bayi. Namun, sebenarnya, yang dimaksud adalah ingatan per episode,” terang Reznick.
Lebih lanjut, profesor di Carolina Utara – Chapel Hill ini menjelaskan, bahwa ingatan pada saat kecil itu bukanlah sesuatu yang rinci. Namun sebuah gambaran besar konsep.
Misalnya, konsep sekolah, rumah sakit, dan ingatan lain yang berkembang dari apa yang dikatakan orang dewasa di sekitarnya.
3. Ingatan masa kecil yang direka ulang
Alasdar Wilkins menulis di the Atlantic bahwa ayahnya mengoreksi ingatan pertama masa kecilnya. Saat itu, ia ingat bahwa adiknya lahir di rumah sakit pada malam hari. Ketika itu pula, di televisi sedang ada tayangan kartun Thomas.
Saat ia mencoba mengkonfirmasi ingatannya, sang ayah membantah hal tersebut. Karena kartun Thomas belum ada dan adiknya pun baru lahir saat sore hari.
Karena itulah, ia berpikir bahwa ingatan masa kecil yang ada di pikirannya bisa jadi memang berbeda detail dengan yang sebenarnya terjadi. Namun, tidak bisa dikatakan bahwa semua memori yang ada hilang sama sekali.
Hal ini disebut Brock Kirwan sebagai ingatan palsu. Dokter ahli bedah syaraf dari Universitas Brigham Young ini mengungkapkan, bahwa penelitian yang ia lakukan pada mahasiswanya tentang ingatan masa kecil kadang juga tidak rasional.
4. Usia menentukan penyerapan informasi anak
Profesor Patricia Bauer dalam jurnalnya berjudul Memory yang dikutip oleh Telegraph, mengungkapkan bahwa anak memiliki daya ingat yang berbeda sesuai dengan usianya. Begitupun dengan daya serap informasi yang dilakukan oleh anak.
Pada anak usia 5-7 tahun, memori yang bisa diingatnya adalah sebanyak 63-72%. Sedangkan, pada usia 8-9 tahun, daya serap ingatannya menurun drastis hingga 35-36%.
5. Masalah penyampaian narasi
Lebih lanjut, profesor Bauer menyebut bahwa hilangnya ingatan masa kecil itu karena kemampuan daya serap informasi tidak sebanding dengan kemampuan narasi yang baik.
Kemampuan menyampaikan sebuah informasi kepada orang lain sangat penting untuk mengingat hal yang pernah terjadi sebelumnya.
Anak kecil cenderung mengingat masa-masa ketika ia mengalami hal yang berkesan. Seperti piknik keluarga, masuk sekolah pertama kali, perayaan ulang tahun, maupun ketika ada peristiwa traumatis yang menimpanya.
Ingatan yang hilang semasa kecil bukan berarti orangtua akan bebas mengatakan apa saja karena yakin bahwa anak tak akan ingat. Sekalipun tak ingat, di usia golden age 0 bulan-3 tahun, anak-anak membentuk kekuatan mentalnya.
Oleh sebab itu, anak kecil yang diperlakukan baik oleh orang disekitarnya, akan memiliki sifat dan perkembangan mental yang berbeda. Dibandingkan dengan anak yang mendapat perlakuan buruk dari orangtuanya.
Apa yang tidak mampu diingat oleh anak, akan tetap masuk ke alam bawah sadarnya sehingga memengaruhi perilakunya.
Karena Parents tidak tahu kapan anak akan mengingat masa kecilnya, maka sebaiknya kita membuat ingatan yang indah dengan si kecil sebanyak-banyaknya. Bukankah kita ingin diingat sebagai orangtua yang baik di mata anak?
Baca juga:
Mengapa wanita sering jadi pelupa saat hamil?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.