Parents, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melaporkan, 57 persen ibu di Indonesia mengalami gejala baby blues setelah melahirkan.
Hal ini perlu menjadi perhatian. Pasalnya, angka ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan risiko baby blues tertinggi di Asia.
Fakta ini pun disampaikan oleh Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Nopian Andusti.
“57 persen ibu di Indonesia mengalami gejala baby blues. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai negara peringkat tertinggi di Asia dengan risiko baby blues,” ungkapnya dalam acara daring Kelas Orang Tua Hebat (KERABAT) dengan tema ‘Yuk, Kenali dan Cegah Baby Blues’ yang diselenggarakan Senin, (29/1).
Artikel Terkait: Miris! Kasus Kematian Perempuan Terbanyak Disebabkan Femisida Intim atau Kekerasan oleh Pasangan
Apa Itu Baby Blues dan Gejalanya
Selain Nopian, acara daring tersebut juga dihadiri oleh Naftalia Kusumawardhani, Psikolog dari Psikologi Klinis Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI).
Dalam sesi sharing, ia membagikan penjelasan mengenai apa itu sindrom baby blues.
Menurut penuturan Naftalia, baby blues atau Postpartum Distress Syndrome adalah kondisi suasana hati terganggu yang terjadi setelah melahirkan.
Kondisi ini bisa dialami oleh 50%-80% perempuan setelah melahirkan, terutama mereka yang baru melahirkan anak pertama. Umumnya, kondisi ini dialami oleh ibu dalam waktu 3-4 hari setelah melahirkan. Namun, kemungkinan bisa juga terjadi belasan hari setelahnya.
Beberapa gejala baby blues di antaranya:
- Mudah menangis karena hal-hal sepele
- Perubahan mood yang cukup drastis
- Tidak merasa dekat atau ‘hilang rasa’ dengan bayi
- Terlalu cemas akan banyak hal
- Insomnia
- Tidak bisa berpikir jernih atau sulit memutuskan suatu hal yang sebenarnya mudah
Artikel Terkait: Seorang Dokter Bagi Kisah Anak 4 Tahun Tertelan Benda Asing, Ternyata Paku Berukuran Besar
Penyebab Banyak Ibu di Indonesia Alami Baby Blues
Sebenarnya apa sih yang menyebabkan ibu di Indonesia banyak mengalami hal ini?
Penyebab baby blues beragam dan sebenarnya tidak bisa diketahui secara pasti, Parents. Namun, pemicunya bisa terjadi di masa kehamilan. Misalnya, kondisi seperti stres selama kehamilan bisa jadi pemicu terjadinya baby blues pascamelahirkan.
“Seperti salah satu klien, seorang ibu mengaku saat hamil pertama, ia mengalami stres karena suami selingkuh. Pengalaman-pengalaman seperti ini juga bisa memengaruhi proses hamil dan kondisi setelah melahirkan nanti,”
“Bagi beberapa orang, kehamilan adalah proses yang berat. Bagi ibu yang kehamilannya diharapkan, tentunya ini bisa jadi masa-masa menyenangkan. Namun, bagi yang tidak, maka kehamilan bisa jadi tidak menyenangkan,” ungkapnya.
American Pregnancy Association menyebut, penyebab sindrom baby blues ini dikaitkan dengan perubahan hormon yang terjadi selama dan setelah melahirkan. Faktor lain yang bisa menjadi penyebabnya antara lain:
- Ibu merasa cemas dan stres yang disebabkan beberapa hal. Misalnya, cemas berlebihan karena kehamilan pertama atau kondisi lain seperti stres dan dihadapkan dengan masalah pekerjaan di kantor saat hamil
- Kurangnya dukungan dan tidak ada keluarga yang menjadi support system bagi ibu
- Masalah ekonomi
- Memiliki lingkungan rumah tangga yang buruk. Misalnya, menjadi korban KDRT saat hamil
- Pendidikan rendah
- Menjalani gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok atau mengonsumsi alkohol saat hamil
Faktor lingkungan sangat memengaruhi. Maka itu, sebagai upaya pencegahan, dukungan keluarga dan orang terdekat sangatlah penting bagi ibu hamil.
“Dukungan keluarga sangat penting kepada sang ibu untuk menjaga kesehatan mentalnya, sehingga baby blues bisa dicegah dan hubungan ibu dan bayi nantinya juga bisa terjalin dengan baik,” pungkas Naftali.
Apabila ibu sudah mengalami baby blues, maka perawatan dengan profesional sangat diperlukan. Biasanya, pengobatan yang dijalani bisa berupa konseling atau terapi untuk mengurangi gejala.
Artikel Terkait: Peneliti Ungkap 90 Persen Anak Pulau Jawa Terpapar Timbal, Apa Penyebabnya?
Parents, itulah informasi seputar 57 persen ibu di Indonesia mengalami baby blues. Ketika hamil, dukungan keluarga sangatlah diperlukan untuk mencegah hal ini. Apabila Bunda mengalami stres saat hamil, jangan sungkan untuk segera meminta bantuan keluarga terdekat atau profesional, ya.
Semoga bermanfaat!
***
Baca Juga:
Baby Blues Setelah Melahirkan: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi, hingga Mencegahnya
Beragam Tips Mengatasi Baby Blues pada Ibu, Suami Bisa Bantu Melakukannya
Depresi pasca persalinan berbeda dengan baby blues, kenali perbedaannya di sini!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.