Sejumlah wilayah di Surabaya diterpa hujan lebat disertai es pada Senin (21/2) kemarin. Fenomena hujan es Surabaya ini menimbulkan kehebohan di jagat maya. Pasalnya, ukuran es terlihat cukup besar. Ada apa sebenarnya?
Fakta Fenomena Hujan Es Surabaya
1. BMKG Jelaskan Penyebab Hujan Es di Surabaya
Sumber: Surya.id
Mengutip berbagai sumber, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut fenomena hujan es yang terjadi di sebagian wilayah Jawa Timur disebabkan pola konektivitas massa udara dalam skala lokal-regional yang signifikan.
“Hujan es umumnya terjadi dari sistem awan kumulonimbus yang menjulang tinggi dengan kondisi labilitas udara yang signifikan, sehingga dapat membentuk butiran es di awan dengan ukuran yang cukup besar,” ujar Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin mengutip Liputan6.
Hujan es menimpa sejumlah wilayah di Jawa Timur. Selain Surabaya, hujan deras dan angin kencang juga terjadi di wilayah Madiun, Nganjuk, hingga Kediri. Lebih lanjut, Miming menjelaskan bahwa adanya fenomena downdraft yang kuat (aliran massa udara turun dalam sistem awan) saat fase matang juga turut berkontribusi.
“Kecepatan downdraft dari awan kumulonimbus cukup signifikan, sehingga dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair cepat di udara, sampai jatuh ke permukaan bumi masih dalam bentuk butiran es yang dikenal dengan fenomena hujan es,” lanjut Miming.
Kendati demikian, tidak semua awan Cumulonimbus mengakibatkan hujan es. Semua itu tergantung pembentukan dan pertumbuhan awan tersebut.
“Biasanya awan [yang mengeluarkan hujan es] berbentuk berlapis lapis seperti bunga kol, di antara awan tersebut mempunyai batas tepi berwarna abu-abu, menjulang tinggi lalu berubah warna jadi hitam,” pungkas Miming.
Artikel terkait: Fenomena Hujan Meteor 14 Desember Bikin Panik, Ini Penjelasan Ahli
2. Terjadi di 26 Titik
Adapun lokasi terjadinya hujan es tersebar di Surabaya mulai dari pusat kota, utara, timur, barat dan selatan. Berikut rinciannya:
- Tubanan
- Margomulyo
- Wiyung
- Tandes
- Asem Rowo
- Margorejo
- Jambangan
- Pagesangan
- Manukan
- Jemursari
- Kertajaya
- Darmo Indah
- Kupang Indah
- Bukit Darmo
- Lontar
- Sekitar Unesa Lidah
- Tengger Kandangan
- Kendang Sari
- Sukomanunggal
- Arif Rahman Hakim
- Mulyosari
- Indrapura
- Ngagel
- Tanjungsari
- Pakal
- Babat Jerawat
Artikel terkait: Ini Daftar Daerah Hujan di Jabodetabek sesuai BMKG, Waspada Parents!
3. Hujan Es Rusak Rumah Warga
Sumber foto: Detik
Sejumlah warga membenarkan adanya hujan es yang menerpa wilayahnya. Selain terasa sakit mengenai badan, hujan es juga merusak beberapa rumah warga.
“Iya benar, hujan es. Rumahku di daerah Wiyung hujan es, rumah mertuaku di daerah Kebraon juga hujan es. Bahkan atap rumah (mertua) sampai jebol,” ujar warga Wiyung Surabaya, Aida, mengutip Liputan6.
Hal senada juga disampaikan warga Tubanan Baru, Kelurahan Karang Poh, Kecamatan Tandes, Lilin Andriani yang mengatakan, hujan es ini terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Ia mengaku kaget dengan fenomena hujan es yang ada di rumahnya.
“Waktu itu saya di dalam rumah saat hujan, kok tiba – tiba terdengar seperti benda berjatuhan di atas genteng waktu saya keluar rumah ternyata ada hujan es,” ucapnya.
Mengutip Detik, seorang pengendara motor Khoirul Hadi terpaksa berteduh di bawah gapura gang kampung saat fenomena hujan es terjadi. Ia tidak menyangka hujan es ternyata cukup menyakitkan mengenai tubuh.
“Rasanya clekit-clekit, lebih sakit dari hujan. Makanya saya cari tempat yang ada atapnya. Terpaksa berteduh di gapura kampung,” ujar Hadi.
Artikel terkait: Anak Tewas karena Tersangkut di Selokan Saat Hujan, Peringatan untuk Parents!
4. Imbauan BMKG
Sumber: IDN Times Jawa Timur
Melansir situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), fenomena hujan es merupakan fenomena cuaca yang biasa terjadi. Hujan es umumnya terjadi pada musim pancaroba baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.
Di samping angin kencang, sinyal berikut menunjukkan terjadinya hujan es di sebuah wilayah:
- Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.
- Udara terasa panas dan gerah diakibatkan radiasi matahari yang cukup kuat, ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%)
- Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis – lapis), diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu – abu yang menjulang tinggi seperti bunga kol.
- Tahap berikutnya awan berubah warna menjadi abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus).
- Dahan atau ranting pepohonan mulai bergoyang cepat
- Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat berdiri
- Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba – tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.
- Jika 1 – 3 hari berturut – turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak
BMKG pun mengimbau masyarakat waspada terhadap kemungkinan terjadinya potensi cuaca ekstrem seperti hujan es, puting beliung (waterspout), hujan lebat disertai petir dan angin kencang sepanjang Maret-April mendatang.
Parents, itulah beberapa fakta terkait fenomena hujan es yang terjadi di Surabaya. Semoga informasi ini bermanfaat serta tetap waspada dan jaga kesehatan, ya!
Baca juga:
BMKG: Waspada Curah Hujan Tinggi dan Banjir, Ini Persiapan yang Harus Dilakukan
Banyak Berkeliaran di Musim Hujan, Ini 10 Tanda Ular Masuk ke Rumah
5 Proses Terjadinya Hujan Berdasarkan Siklus Hidrologi, Si Kecil Sudah Tahu?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.