Homeschooling, Salah Satu Metoda Pendidikan Dini Balita
Usia balita adalah masa emas dalam pembentukan karakter dan mental anak. Pada usia ini, kecerdasan anak berkembang pesat sesuai dengan pola ajar dan pola asuh yang diterimanya. Menurut Montessori, pada usia awal inilah sebaiknya pendidikan dimulai.
Pendidikan yang dilakukan oleh orang tua ataupun oleh guru di rumah kita kenal dengan istilah homeschooling. Pendidikan homeschooling ini sudah lama dikenal di negara maju dan mulai diminati juga di negara berkembang. Bagaimana pendidikan homeschooling anak usia balita menurut metode Montessori?
Montessori, seperti yang ditulis oleh Elizabet G. Hainstock dalam bukunya Metode Pengajaran Montessori Untuk Anak Pra-sekolah menyebutkan bahwa pada tahun-tahun awal seorang anak memiliki periode sensitif. Pada periode ini anak memudah menerima stimulus-stimulus tertentu, sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak.
Bunda, untuk membantu anak agar berkembang optimal sesuai dengan usianya, ada baiknya kita mengetahui periode-periode sensititif menurut Montessori.
Periode-periode sensitif balita:
- Lahir – 3 tahun : Pikiran dapat menyerap pengalaman-pengalaman sensoris
- 1,5 th – 3 tahun : Perkembangan bahasa
- 1,5 th – 4 tahun: Koordinasi dan perkembangan otot, minat terhadap benda kecil
- 2 th – 4 tahun: Peneguhan gerakan, minat terhadap kebenaran dan realita, menyadari urutan waktu dan ruang.
- 2,5 th – 6 tahun : Peneguhan sensoris
- 3 th – 6 tahun : Rawan pengaruh orang dewasa
- 3,5th-4,5 tahun : Menulis
- 4 th -4,5 tahun : Kepekaan indera
- 4,5th -5,5tahun: Membaca
Setelah mengetahui periode sensitif di atas, mungkin kita tidak lagi merasa heran, mengapa bayi-bayi kita begitu cepat tumbuh dan berkembang, serta mengapa mereka begitu cepat belajar dan menyerap berbagai informasi yang menerpa mereka.
Rasa ingin tahu mereka seperti tidak ada habisnya. Mereka selalu ingin tahu, ingin mencoba dan mempelajari banyak hal.
Lantas bagaimanakah cara menyikapinya? Apakah dengan membiarkan masa emas itu berlalu begitu saja? Ataukah cukup dengan menyerahakan pendidikan anak pada lembaga-lembaga pendidikan semacam PAUD? Benarkah tindakan menyekolahkan anak usia dini berdampak positif bagi perkembangan anak di masa depan?
Untuk mengatasi persoalan ini, Montessori menawarkan solusi berupa pendidikan terpadu yang bisa diterapkan di rumah, yang populer dengan istilah homeschooling. Di sini peran orangtua sebagai pendidik amatlah vital. Karena orangtua-lah yang menjadi guru utama dan peletak dasar pembangunan mental anak.
Dengan memanfaatkan kondisi dan fasilitas yang ada di rumah, Montessori menekankan perlunya memberikan pendidikan dan pendampingan pada anak untuk membangun kemandirian dan mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki anak.
Baca juga : Apakah yang Harus Dipelajari Anak Usia Dini di Sekolah dan di Rumah?
Berikut ini beberapa contoh praktis yang bisa dilakukan dalam keseharian kita untuk mengembangkan kemampuan anak, yang tentunya disesuaikan dengan tingkat usia anak.
1. Latihan hidup praktis
Contohnya dengan cara : Mengajari anak membersihkan debu di meja, memindahkan kursi, menutup dan membuka lemari, melipat serbet, mencuci peralatan makan, mencuci tangan, menyapu lantai, menyemir sepatu, mengikat tali sepatu, membuka dan menutup botol, menggunting kertas, melukis dan mewarnai.
2. Latihan sensoris awal
Contohnya dengan cara : membiarkan anak menyusun balok-balok mainan hingga menyerupai menara, meminta anak berjalan lurus di atas tali yang sudah dibentangkan di lantai, ataupun yang sudah berbentuk angka delapan.
Contoh lainnya adalah mengajak anak bermain tebak-tebakan isi di dalam sebuah tas yang sudah diisi berbagai benda, dan meminta anak menebak aroma yang keluar dari beberapa botol yang berisi rempah-rempah.
3. Latihan membaca dan menulis
Sebelum mengajari anak membaca dan menulis, hal yang perlu diperhatikan adalah, bahwa orangtua perlu mengajari anak bagaimana cara memegang pinsil dengan baik dan benar, juga memperhatikan perkembangan bahasa anak.
Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak, apabila kita memiliki kemampuan berbahasa lebih dari satu, maka pada periode ini, adalah masa paling penting untuk mengajari anak berbagai bahasa. Kemampuan ini akan sangat baik bagi perkembangan berbahasa anak dimasa depan.
Namun bila Anda hanya memiliki satu bahasa, maka ajarkanlah anak berbahasa yang baik dan benar sesuai dengan bahasa ibu. Kemampuan berbahasa ini kelak akan memudahkan anak mempelajari literatur-literatur penting.
Baca juga : Kuis “Empat” untuk Mendeteksi Kesiapan Anak Belajar Membaca
Apabila kita merasa anak sudah siap membaca dan menulis, kita bisa menggunakan bantuan kartu yang telah diberi huruf atau gambar untuk memudahkan anak mengenali huruf sebelum melakukan penggabungan dari huruf-huruf yang telah dikuasai anak.
Metoda Montessori ini tergolong metode yang sederhana dan bisa kita terapkan sambil bermain bersama buah hati. Semoga bermanfaat…
Baca juga artikel menarik lainnya:
Pendidikan Anak Usia Dini = Belajar Calistung Sejak Dini?
Belajar Perkalian Matematika Lewat Lagu dan Jari
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.