Tak terasa si kecil sudah memasuki usia 6 bulan, ibu dan ayah harus mulai mempertimbangkan untuk memberikan makanan untuk bayi sebagai makanan pendamping ASI. Apa saja yang harus diperhatikan dalam memberikan makanan untuk bayi?
Mulai memberi makanan untuk bayi Anda? Bacalah dahulu sebelum Anda melakukan kesalahan fatal
Kesalahan-kesalahan dalam memberi makanan untuk bayi
-
Terlalu cepat memberikan makanan pendamping ASI
Masih banyak terjadi bayi dibawah usia 3 (tiga) bulan sudah diberikan makanan pendamping ASI, seperti pisang dan pepaya. Biasanya orangtua beranggapan karena bayi tidak cukup kenyang hanya dengan meminum ASI, juga dikarenakan dahulu ketika masih kecil, ayah atau bunda juga diberikan makanan pendamping ASI seperti pisang sejak usia 1 bulan dan sekarang terbukti baik-baik saja. Padahal memberikan makanan pendamping terlalu cepat dapat menyebabkan dampak negatif pada bayi, antara lain:
- gangguan sistem serap makanan karena saluran pencernaan dan ginjal belum sempurna
- bayi dapat tersedak, karena belum bisa mengunyah dan menelan dengan baik, Makanan tersebut dapat menutupi saluran pernafasan, hingga bayi menjadi kesulitan bernafas, yang dapat megakibatkan kematian
- Invaginasi yaitu masuknya usus bagian atas ke dalam usus bagian bawah, yang menyebabkan perut bayi menjadi sakit terus menerus dan menjadi sulit makan, hal ini dibutuhkan pertolongan segera karena dapat menyebabkan kematian pada bayi.
- Memberikan kontak kepada alergi menjadi lebih cepat juga, sehingga respon alergi pada bayi menjadi lebih sering.
-
Susu terus menerus
Sebaliknya ketika sudah saatnya untuk diberikan makanan pendamping ASI, tapi ayah atau bunda terus memberikannya dengan susu dengan alasan bayi tidak mau makan. Hal ini menyebabkan kecukupan gizi untuk bayi tidak dapat dipenuhi. Bayi juga harus mulai untuk belajar mengunyah dan menelan ketika memasuki usia 6 bulan.
-
Memberikan vitamin
Karena ingin bayi lahap makan, orangtua langsung memberikan vitamin pada si kecil. Orangtua harus mengerti pemberian vitamin memang tidak dilarang tapi hanya diberikan dalam kondisi tertentu, seperti baru sembuh dari sakit atau sedang dirawat di rumah sakit. Kebanyakan vitamin justru akan membuat bayi menjadi diare.
-
Memberikan telur mentah
Banyak keyakinan bahwa telur mentah akan memberikan daya tahan pada bayi. Padahal justru sebaliknya, karena bisa saja telur sudah terkontaminasi dengan virus.
-
Ketidakseimbangan Gizi
Karena si kecil sangat menyukai bubur, maka orangtua memberikan menu yang itu-itu terus tanpa variasi. Padahal keseimbangan antara karbohidrat, lemak, protein buah dan sayuran harus seimbang. Dan biarkan si kecul merasakan variasi makan sehingga dapat mengenal berbagai rasa dan tekstur makanan.
-
Tidak bersih
Hati-hati! Daya tahan tubuh bayi lebih rentan. Mereka memerlukan alat makan yang bersih sehingga saluran pencernaan bayi tidak terganggu. Bila kebersihan alat makanan untuk bayi tidak terjaga, besar kemungkinan bayi akan mudah terkena diare
Memang diperlukan kesabaran dan ketelatenan dalam memperkenalkan dan memberikan makanan untuk bayi, apalagi kebiasaan bayi ‘melepeh‘ di awal perkenalannya dengan makanan padat. Hal ini sangat wajar, karena selama menyusus bayi mempunyai reflek ekstrusi, yaitu memasukkan dan menjulurkan lidahnya. Maka saat makanan diberikan bayi akan reflek menjulurkan lidahnya saat makanan berada di ujung lidahnya yang mengakibatkan makanan menjadi keluar. Padahal bayi berniat untuk menelannya dengan menjulurkan lidahnya menurut kebiasaannya menyusu. Dan keahliannya menelan akan semakin mahir dari waktu ke waktu.
Baca juga artikel menarik lainnya:
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.