Parents, hidronefrosis merupakan kondisi ginjal membengkak yang diakibatkan oleh penumpukan urine yang tersumbat sehingga tidak bisa mengalir dari ginjal ke kandung kemih.
Biasanya, hal ini dialami oleh salah satu ginjal saja, tetapi tak menutup kemungkinan bisa terjadi pada keduanya secara sekaligus.
Perlu diketahui, ini bukanlah sebuah penyakit utama, melainkan kondisi lanjutan dari penyakit lain yang berkembang dalam tubuh. Kondisi ini pun bisa terjadi pada siapa saja seperti orang dewasa, anak-anak, hingga janin yang baru berkembang dalam kandungan atau yang disebut hidronefrosis antenatal.
Artikel terkait: Hati-hati! Kelainan Kulit Ini Bisa Jadi Gejala Diabetes dan Tumor Ganas
Hidronefrosis: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Hidronefrosis atau pembengkakan terjadi ketika saluran kemih tersumbat atau mengalami gangguan. Hal ini akhirnya menyebabkan urine di dalamnya tidak bisa dikeluarkan dan menyumbat ginjal. Penumpukan tersebut akhirnya menyebabkan ginjal membengkak.
Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal, umumnya merupakan akibat dari penyakit lain yang dialami oleh penderita. Adapun beberapa kondisi yang menyebabkan pembengkakan ginjal karena saluran kemih tersumbat, di antaranya:
- Hamil. Pada masa ini, saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih atau ureter bisa tertekan karena pembesaran rahim sehingga aliran urine tersumbat.
- Prolaps organ panggul, atau organ panggul yang menonjol keluar dari vagina.
- Penyempitan ureter. Bisa akibat dari terbentuknya jaringan parut karena operasi, terapi, atau adanya infeksi.
- Refluks Vesikoureteal atau aliran urine kembali dari kandung kemih ke ginjal, atau saluran yang menghubungkan kandung kemih dan lubang kencing.
- Berbagai jenis kanker dan atau tumor yang terjadi di sekitar saluran kemih, kandung kemih panggul, atau perut.
- Batu ginjal yang berpotensi menyumbat ureter.
- Gangguan kerusakan pada saraf kandung kemih atau neurogenic bladder.
Hidronefrosis perlu ditangani secepatnya agar tidak berisiko jangka panjang. Jika dibiarkan, ginjal bengkak akibat kondisi ini bisa menyebabkan infeksi saluran kemih, luka parut pada ginjal, yang pada akhirnya dapat berpotensi pada kondisi gagal ginjal.
Namun, jika salah satu ginjal masih berfungsi normal atau tidak terkena dampak hidronefrosis, maka kondisi gagal ginjal biasanya jarang terjadi.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Untuk gejalanya sendiri, bisa terjadi secara mendadak atau pun berkembang perlahan. Beberapa gejala yang biasanya timbul seperti:
- Sering berkemih atau meningkatnya keinginan berkemih
- Saat berkemih, urine keluar dengan aliran lemah atau seperti tersendat
- Timbulnya rasa nyeri ketika buang air kecil (disuria)
- Timbul rasa sakit pada panggul dan perut
- Mual dan muntah
- Urine berwarna gelap, aliran urine lemah, menggigil, timbulnya perasaan perih dan terbakar saat berkemih, demam, dan gejala yang menyerupai infeksi saluran kemih lainnya.
- Pada bayi, kondisi ini biasanya tak menimbulkan gejala, tetapi demam mendadak tanpa penyebab jelas bisa dicurigai sebagai gejala. Biasanya, hal ini juga disertai dengan si kecil rewel secara tiba-tiba.
Apabila Anda atau si kecil mengalami gejala tersebut, jangan ragu untuk segera konsultasi ke dokter agar kondisinya bisa ditangani secara tepat dan cepat.
Diagnosis dan Pengobatan Hidronefrosis
Seperti penyakit lain, saat Anda berkonsultasi pada dokter, maka langkah awal yang dilakukan adalah wawancara riwayat kesehatan. Setelahnya, dilakukan pemeriksaan fisik. Untuk kondisi ini, dokter biasanya akan melihat kondisi sistem urine dan meraba kondisi ginjal dengan menekan perut dan panggul.
Serangkaian tes yang biasanya dilakukan adalah sebagai berikut:
- Tes urine, apakah ada infeksi atau tidak
- Tes darah
- Pemindaian ginjal menggunakan USG atau CT Scan
- Urografi intravena atau melihat saluran urine dengan cara menyuntikkan pewarna khusus dalam aliran darah, kemudian diamati menggunakan foto rontgen.
Setelah didiagnosis, pengobatan pun dilakukan sesuai dengan kondisi atau tingkat keparahan hidronefrosis yang dialami. Biasanya, pengobatan dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan penyumbatan aliran urine.
Artikel terkait: Periodontitis, Penyakit Gusi yang Tidak Bisa Disepelekan
Apabila penyumbatan ginjal terjadi di ureter, dokter akan memasang selang untuk melebarkan ureter agar bisa mengalirkan urine ke kandung kemih atau saluran nefrostomi. Hal ini dilakukan untuk membantu agar urine bisa mengalir dari ginjal ke luar tubuh.
Selain itu, pemberian obat juga diberikan seperti antibiotik atau pereda nyeri untuk mengatasi gejala infeksi saluran kemih yang terjadi.
Dalam beberapa kasus, prosedur operasi juga bisa ditempuh. Hal ini dilakukan pada pembengkakan ginjal yang diakibatkan oleh batu ginjal atau pembesaran prostat, serta terjadinya jaringan parut yang membuat saluran urine terhambat.
Untuk kondisi hidronefrosis karena kanker, pengobatan bisa dilakukan dengan operasi, radioterapi, dan kemoterapi.
Sementara itu, kondisi pembengkakan yang terjadi pada ibu hamil, bayi, dan janin biasanya tidak perlu penanganan karena akan membaik sendiri dalam rentang waktu tertentu. Pada perempuan hamil, biasanya akan membaik beberapa minggu setelah persalinan. Pada janin, biasanya akan berangsur sembuh beberapa bulan setelah dilahirkan. Namun, dokter tetap mengamati kondisi secara berkala untuk mengetahui apabila ada masalah lanjutan.
Bisakah Mencegah Hidronefrosis?
Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, tetapi bisa dicegah dengan menghindari terjadinya kemungkinan obstruksi atau sumbatan pada saluran kemih seperti:
- Apabila ada batu ginjal, upaya pengangkatan batu ginjal segera dilakukan
- Jika disebabkan oleh tumor, pengangkatan tumor juga perlu dilakukan untuk menghindari hambatan aliran urine lebih lanjut
- Terapkan pola hidup sehat untuk mengindari faktor risiko yang bisa mengarah pada kondisi ini.
Artikel terkait: Waspada Endometriosis! Penyebab Nyeri Haid Tak Normal yang Ganggu Kesuburan
Nah, Parents, itulah penjelasan mengenai hidronefrosis atau pembengkakan ginjal karena penumpukkan urine. Jika mengalami gejala yang telah disebutkan, segera konsultasi ke dokter agar kondisi ini bisa ditangani secara tepat, ya. Semoga bermanfaat!
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
***
Baca juga:
Penyebab dan Gejala Eritema Multiformis, Infeksi Kulit yang Berisiko Terjadinya Komplikasi
Cepat Sekali Kenyang, Awas Gastroparesis! Ini Golongan Orang yang Berisiko
Jangan Abai! Pengentalan Darah Berisiko Sebabkan Serangan Jantung, Ini Gejalanya