23 Juli, Hari Anak Nasional baru saja diperingati dengan mengusung tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”. Peringatan ini bertujuan untuk melakukan refleksi atas pemenuhan dan perlindungan terhadap hak anak sebagai generasi penerus bangsa.
Peringati Hari Anak Nasional, Save the Children Indonesia Dukung Pemenuhan Hak Anak
Tanpa disadari, saat ini krisis iklim merupakan salah satu fenomena yang memengaruhi kesejahteraan anak. Perubahan iklim memberikan dampak pada berbagai bidang, misalnya sektor kesehatan yang menunjukkan bahwa penyakit seperti diare, infeksi saluran pernapasan, penyakit kulit, dan gizi buruk banyak disebabkan dari krisis iklim.
Sementara dalam sektor ekonomi dan pendidikan, krisis iklim juga berpengaruh. Hal ini bisa dilihat dari banjir rob yang membuat nelayan tidak bisa pergi berlayar dan mengakibatkan kurangnya pemasukan bagi keluarga.
Belum lagi adanya gempa bumi yang menyebabkan rusaknya fasilitas sekolah atau sarana pendidikan yang mengakibatkan kegiatan belajar mengajar pun terganggu. Bencana alam ini tentu saja terjadi akibat dampak buruk krisis iklim.
Artikel terkait : Ketahui Tema Hari Anak Nasional 2022, Arti Filosofi Logo, dan Sederet Agenda Perayaan HAN dari Kementerian
Upaya Save the Children di Hari Anak Nasional 2022
Dalam Konvensi Hak-hak Anak terdapat 4 hal yang harus terpenuhi, yaitu : hak kelangsungan hidup, hak perlindungan, hak tumbuh kembang, dan hak partisipasi. Dengan adanya krisis iklim sebagai dampak terkendalanya hak-hak anak, maka Save the Children memberikan dukungan penuh dalam pemenuhan hak-hak anak.
“Tahun ini Save the Children memiliki aksi generasi iklim. Kampanye ini dipimpin oleh, dari, dan untuk anak suapaya mendorong masyarakat lebih sadar dampak krisis iklim dan apa yang mereka rasakan untuk memitigasi dampak krisis iklim tersebut. Contohnya isu pendidikan di Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan NTT.
Kami membantu anak yang terdampak mendapat akses pendidikan meski ada bencana sehingga tidak kehilangan masa belajar. Lalu penanganan kemisikinan, perlindungan hak, dan kesehatan anak termasuk dalam dari kondisi COVID,” tutur Selina Sumbung sebagai CEO dari Save The Children Indonesia.
Peran Pemerintah dalam Menanggapi Isu Krisis Iklim
Dalam penanganan dampak krisis iklim tentunya tidak bisa lepas dari bantuan pemerintah. hal ini, Ir. Arif Wibowo, M.Sc., IPU, Ahli Madya Analis Kebijakan Direktoran Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menegaskan bahwa pemerintah telah melakukan upaya penanganan dampak krisis iklim.
“Saat ini atau ke depannya pemerintah telah membentuk beberapa kolaborasi dengan berbagai divisi kementerian. Untuk mitigasi perubahan iklim, kami telah memasukkan info iklim dalam proses pembangunan, memberikan edukasi dengan tema-tema perubahan iklim dan bencana dalam modul pembelajaran formal, melakukan gerakan yang terkait isu tematik, pelibatan pelaku usaha, dan upaya pembuatan model tersistem untuk pengolahan sumber daya,” ujarnya.
Pemerintah juga telah membuat gagasan tentang KLA atau Kota Layak Anak yang ditujukan untuk kota atau kabupaten yang memenuhi syarat KLA. Gagasan ini diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2021, tentang Kebijakan Kabupatenn/Kota Layak Anak (KLA). Kebijakan ini bertujuan untuk mewujudkan sistem pembangunan yang menjamin pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus bagi anak yang dilakukan secara terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan.
Artikel terkait : Jokowi canangkan Jakarta jadi Kota Layak Anak, apa saja kriterianya?
Media Sebagai Sarana Edukasi Upaya Penanganan Krisis Iklim
Setiap anak dan keluarga memiliki cara untuk beradaptasi dengan krisis iklim yang berbeda-beda. Beberapa keluarga mungkin masih minim akan pengetahuan dan informasi, terlebih jika tidak pernah ada sosialisasi atau pendampingan dari berbagai pihak.
Save the Children Indonesia turut membantu upaya penanganan krisis iklim dengan publikasi secara massive yang tidak hanya menyoroti pada dampak namun bagaimana perubahan itu bisa berkelanjutan. Langkah ini dilakukan secara strategis dengan menyelenggarakan Pekan Berpihak Pada Anak yang berjalan pada 22-28 Juli 2022.
Baca juga :
UNICEF: 80 Juta Anak Indonesia Berisiko Terkena Dampak Jangka Panjang dari COVID-19
Mengenal Perubahan Iklim, Faktor dan Dampaknya Bagi Kehidupan Manusia
Hari Anak Sedunia: Sejarah, Makna, dan Harapan Generasi Muda akan Dunia Lebih Baik