Hand sanitizer untuk ibu hamil yang beralkohol akan berbahaya untuk janin, benarkah?
Virus corona yang sudah dinyatakan jadi pandemi global, mau tidak mau membuat seluruh masyarakat lebih mawas diri. Selain memerhatikan personal hygiene, melakukan kebiasaan mencuci tangan selama 20 detik, penggunaan hand sanitizer pun disarankan untuk cegah penularan virus corona.
Saat Indonesia dinyatakan ada yang positif Corona untuk pertama kalinya, masyarakat berbondong-bondong membeli masker dan juga hand sanitizer. Bahkan, tidak sedikit yang membelinya dalam jumlah banyak.
Baca juga: Mulai sulit mendapatkan hand sanitizer? Yuk, buat hand sanitizer sendiri, ini caranya!
Pasalnya, hand sanitizer dapat mencegah mereka dari paparan virus corona. Saat hand sanitizer menjadi barang yang langka, DIY membuat sendiri pun kian bermunculan.
Menurut sebuah penelitian, hand sanitizer merupakan pengganti cuci tangan yang sangat praktis.
Bisa dijadikan alternatif apabila sedang dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan cuci tangan dengan sabun. Selain itu, pemilihan produk hand sanitizer pun tidak boleh sembarangan.
Banyak penelitian menemukan bahwa hand sanitizer dengan konsentrasi alkohol 60-95% lebih efektif membunuh kuman dibandingkan yang non-alkohol. Oleh karena itulah, jika ingin membuat membuat sendiri, kandungannya memang berisiko tidak sesuai standar WHO.
Mengingat hand sanitizer yang efektif mengandung alkohol, bagaimana jika digunakan oleh ibu hamil? Apalah berbahaya dan bisa memengaruhi kesehatan janin?
Terkait dengan hal ini, Cantika, ibu hamil yang tengah mengandung anak pertama ini sempat mengajukan pertanyaan di WhatsApp Group. Ia mengutarakan rasa khawatirnya jika menggunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol.
Hand sanitizer untuk ibu hamil mengandung alkohol, aman tidak?
“Saya dengar katanya hand sanitizer beralkohol itu tidak boleh digunakan ibu hamil, ya? Bisa berefek buruk pada janin?”
Dalam hal ini, dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG menjelaskan, “Jadi begini, alkohol atau etanol yang terdapat di dalam hand sanitizer, sangat kecil yang akan diserap melalui kulit.
Jadi memang bisa masuk di dalam metabolisme darah, tapi pada saat ibu hamil menggunakan hand rub yang mengandung alkohol ini, sebenarnya tidak akan seberapa hingga membuat toxic janin di dalam kandungannya.
Ini sebenarnya, sama saja dengan kandungan alkohol yang terdapat di dalam makanan yang sangat ringan. Jadi sebenarnya tidak sampai membuat toxic janin.”
Dokter kandungan yang sering memberikan edukasi lewat Instagram pribadinya, @tanyadokdin ini juga mengingatkan, “Bagi ibu hamil yang berprofesi sebagai petugas kesehatan, tentu akan sering menggunakan hand rub.
Meskipun tidak sampai membuat janin kenapa-kenapa, tentu akan lebih disarankan jika membersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir saja. Jadi tidak terus terusan.”
Meskipun begitu, ia pun menegaskan kalau Bumil tidak perlu khawatir berlebihan jika selama ini telah menggunakan hand sanitizer untuk ibu hamil yang mengandung alkohol.
“Penggunakan hand rub beralkohol ini tentu saja boleh, karena alkohol yang terserap di dalam kulit itu karena jauh dari toksisitas pada janin.”
“Prinsipnya, untuk mencegah terpapar kuman, atau pun virus corona ini, tentu saja lebih baik jika menggunakan air yang mengalir dan sabun, ketimbang dengan pakai hand rub saja. Ini berlaku untuk siapa pun, tidak hanya untuk ibu hamil saja, tapi semua,” tegasnya saat dihubungi theAsianparent Indonesia.
Hal senada pun diungkapkan dr. Darrell Fernando Sp.OG, “Ibu hamil pakai hand sanitizer aman, karena ini juga sudah ada studinya. Kadar alkoholnya yang akan terserap dalam kulit itu sedikit, bahkan buat tenaga medis seperti saya.
Misalnya ada tenaga medis yang sedang hamil. Jadi ada studi yang dilakukan, jika ada yang sering menggunakan hingga 20 kali dalam 30 menit karena sering ketemu pasien, kadar alkoholnya tetap rendah dan tidak bahaya sampai menggangu kesehatan janin,” paparnya di laman akun Instargam @darrellfernando.
Mengapa hand sanitizer beralkohol?
Dikutip dari laman businessinsider.com, alasan mengapa alkohol terdapat di dalam hand rub tidak terlepas karena alkohol dinilai efektif untuk membunuh berbagai jenis mikroba, termasuk virus dan bakteri. Hal ini karena alkohol bisa membuka dan menonaktifkan proteinnya.
Proses ini juga disebut denaturasi, akan melumpuhkan dan sering membunuh mikroba karena proteinnya akan terurai dan saling menempel.
Panasnya alkohol juga akan bisa mengubah sifat beberapa protein, misalnya, ketika Anda memasak telur, putih telur yang dipadatkan adalah protein terdenaturasi.
Penting untuk dipahami, ada berbagai jenis bakteri dan virus, yang mudah dibunuh, namun ada juga yang sulit dimusnahkan alkohol.
Sebagai contoh, bakteri yang mudah dibunuh oleh alkohol pada konsentrasi di atas 60% adalah bakteri E. coli, yang dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan dan infeksi lainnya.
Perbedaan di permukaan luar berbagai bakteri membuat sanitasi alkohol lebih efektif terhadap beberapa dari bakteri dan virus.
Demikian pula, beberapa virus memiliki pembungkus luar, yang disebut amplop, sementara yang lain tidak dibungkus. Alkohol efektif membunuh virus yang dibungkus, termasuk corona virus, tetapi kurang efektif dalam membunuh virus yang tidak diselubungi.
Sementara Reader’s Digest, Philip Tierno Jr., PHD, direktur mikrobiologi klinis dan imunologi di NYU Langone Medical Center mengatakan alkohol yang terkandung di hand sanitizer hanya bertahan satu atau dua menit saja dan harus dipakai kembali jika membutuhkannya.
Meski demikian, Philip menegaskan kalau bahwa hand sanitizer lebih baik sering digunakan daripada tidak sama sekali.
Misalnya, setelah berjabat tangan dengan orang asing atau menyentuh benda yang berisiko memiki kuman, virus ataupun bakteri yang bisa menempel di telapak tangan.
Senada dengan dr. Dinda, Dr. Le Horovitz pun menegaskan dari pada menggunakan hand sanitizer beralkohol tentu saja akan jauh lebih efektif mencuci tangan dengan sabun dan air sesuai dengan anjuran WHO.
Baca juga :
Mencegah virus corona, amankah pemakaian hand sanitizer untuk bayi?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.