Bisa Sebabkan Kebutaan, Ini yang Harus Parents Ketahui tentang Glaukoma

Glaukoma menjadi salah satu penyebab kebutaan tertinggi di dunia. Kenali gejala dan cara mengobatinya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain katarak, glaukoma juga termasuk gangguan penglihatan yang umum dijumpai. Lembaga Kesehatan Dunia atau WHO bahkan mencatat, penyakit ini menjadi salah satu penyebab kebutaan tertinggi di dunia.

Glaukoma sendiri merupakan gangguan penglihatan yang terjadi akibat kerusakan saraf mata. Secara global, tercatat 7,7 juta penduduk telah didiagnosis dengan gangguan ini. Glaukoma bahkan disebut sebagai pencuri penglihatan diam-diam.

Tentunya, Parents ingin menjaga kesehatan mata dan terhindar dari bahaya gangguan kesehatan yang satu ini. Nah, berikut ini penjelasan yang perlu Parents ketahui!

Pengertian Glaukoma

Glaukoma adalah kondisi kerusakan saraf di bagian belakang mata yang disebut saraf optik. Kerusakan saraf optik ini terkait dengan tekanan intraokuler atau tekanan bola mata yang meningkat. Tekanan bola mata yang tinggi kemudian menekan saraf optik, yaitu suatu saraf yang bertugas mengirim sinyal gambar ke otak.

Kerusakan saraf optik yang terus-menerus dapat menyebabkan saraf tidak dapat lagi mengirim gambar ke otak. Akibatnya, seorang penderita gangguan ini bisa kehilangan penglihatan permanen atau kebutaan total.

Gejala Glaukoma

Tekanan bola mata yang tinggi pada mulanya tidak menunjukkan gejala apa pun, sehingga banyak penderita merasa baik-baik saja pada awalnya. Glaukoma tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak langsung menyebabkan perubahan penglihatan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tidak heran, pasien glaukoma umumnya ditemukan saat penyakit yang dideritanya sudah parah. Namun beberapa penelitian menjelaskan bahwa adanya gangguan ini dapat dikenali dari beberapa tanda seperti:

  • Mata merah 
  • Nyeri mata
  • Mata pegal 
  • Penglihatan buram 
  • Lapang pandang menyempit 
  • Melihat lingkaran seperti pelangi di sekitar cahaya 
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Muntah

Jika Parents mengalami salah satu dari gejala tersebut secara berulang, maka ini perlu menjadi perhatian serius.

Artikel terkait: Ada Darah di Mata? Waspadai Gejala Hifema yang Mengganggu Penglihatan

Penyebab Glaukoma

Penyebab umum glaukoma adalah tekanan tinggi pada saraf optik. Tekanan ini disebabkan oleh penyumbatan pada sudut drainase atau saluran pengeluaran cairan pada mata. Cairan mata terus diproduksi dan mengalir ke seluruh bagian mata dan sebagian cairan berlebih akan keluar melalui sudut drainase tersebut.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Akan tetapi, jika sudut drainase tidak berfungsi dengan baik, cairan yang seharusnya dikeluarkan malah menumpuk di area mata. Alhasil terjadi penumpukan cairan terus-menerus dan menyebabkan tekanan bola mata meningkat lalu merusak saraf optik. 

Saraf optik merupakan sel-sel saraf yang kecil menyerupai serabut yang halus. Saat cairan dalam mata menumpuk, sel saraf optik akan ikut tertekan oleh bola mata. Pada mulanya, tekanan ini hanya memperlambat sinyal mengirim gambar ke otak. Kemudian terjadi kerusakan yang semakin parah hingga serabut tersebut mati satu persatu.

Serabut saraf yang mati menyebabkan bintik-bintik buta, yang awalnya tidak disadari. Jika semua saraf optik mati, maka penderita glaukoma tidak dapat melihat bahkan bisa mengalami buta permanen.

Faktor Risiko Glaukoma

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penyakit ini dapat dialami siapa saja. Namun beberapa orang memiliki faktor risiko lebih besar mengalami gangguan penglihatan ini:

  • Usia lebih dari 40 tahun
  • Riwayat keluarga glaukoma
  • Penderita rabun senja atau rabun dekat
  • Penderita diabetes melitus
  • Arteriosklerosis 
  • Penderita tekanan darah tinggi
  • Pernah mengalami cedera pada mata
  • Penggunaan obat anti radang jangka panjang

Orang yang memiliki faktor resiko lebih dari satu cenderung memiliki faktor risiko yang lebih tinggi mengalami kerusakan saraf optik.

Diagnosis dan Pengobatan Glaukoma

Untuk menentukan diagnosis, dokter perlu melakukan beberapa pemeriksaan pada mata. Diagnosis glaukoma lebih awal dapat mengurangi resiko kebutaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan sesegera mungkin diikuti perawatan yang teratur dan penanganan yang tepat.

Glaukoma memang tidak dapat disembuhkan secara total. Namun, proses pengobatan dapat mengontrol progresivitas kerusakan dan gangguan penglihatan yang dialami. Dengan begitu, pasien akan terhindar dari resiko kebutaan. 

Artikel terkait: Mata sering belekan, berbahayakah? Ini penjelasannya!

Diagnosis Glaukoma 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Diperlukan pemeriksaan mata lengkap untuk menegakkan diagnosis, antara lain:

  • Pengukuran TIO atau tekanan intaraokular 
  • Pemeriksaan sudut drainase mata
  • Pemeriksaan saraf optik mata
  • Tes bidang visual mata
  • Pengukuran ketebalan kornea 

Pasien yang didiagnosis glaukoma memiliki risiko kebutaan. Itulah sebabnya, saat melakukan pemeriksaan pasien perlu didampingi keluarga. Keberadaan keluarga dapat mengurangi kekhawatiran berlebih yang bisa memicu stres dan gejolak emosional yang dirasakan pasien. Begitu pun saat menjalani perawatan dan pengobatan.

Pengobatan Glaukoma

Pengobatan perlu segera dimulai untuk memperbaiki kerusakan serta menghentikan laju perkembangannya agar tidak semakin parah. Seiring kemajuan teknologi, pengobatan untuk penyakit ini pun semakin beragam. Dokter akan merekomendasikan berbagai jenis perawatan seperti terapi obat-obatan, perawatan laser, dan pembedahan.

Terapi Obat. Obat tetes mata adalah pengobatan yang paling umum. Tujuannya untuk menurunkan tekanan pada mata sehingga mencegah kerusakan saraf optik. Jika dokter meresepkan obat tetes mata, pasien harus patuh menggunakannya sesuai anjuran. Obat tetes mata ini tidak dapat mengendalikan progresivitas glaukoma.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Biasanya, obat tetes mata digunakan setiap hari dengan pengaplikasian hingga 4 kali sehari. Contoh obat tetes mata untuk glaukoma yaitu prostaglandin, rho kinase inhibitor, oksida nitrat, dan agen miotik atau kolinergik.

Perawatan Laser. Dokter dapat menurunkan tekanan mata dengan menggunakan metode laser untuk membantu cairan mengalir keluar dari mata. Perawatan laser ini disebut trabeculoplasty.

Prosedur medis ini terbilang sederhana dan digunakan untuk glaukoma sudut terbuka. Meski begitu, tindakan harus dilakukan oleh tenaga ahli, karena prosedurnya cukup berbahaya. Tidak perlu khawatir, laser ini tidak menimbulkan efek atau rasa sakit selama perawatan. 

Pembedahan. Operasi akan disarankan jika obat-obatan dan perawatan laser tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Adapun jenis operasi untuk pasien glaukoma yaitu trabekulektomi, operasi implan glaukoma, dan MIGS atau operasi glaukoma invasif minimal. Meskipun tidak dapat menyembuhkan secara total, operasi dapat menghentikan kerusakan pada sel saraf optik agar tidak semakin parah.

Pencegahan Glaukoma

Bentuk pencegahan terbaik adalah dengan melakukan pemeriksaan mata secara teratur. Menerapkan pola hidup sehat dan mengetahui riwayat kesehatan mata keluarga juga perlu dilakukan agar faktor risiko dapat diketahui sejak dini. 

Selain itu, menjaga kesehatan tekanan darah menjadi salah satu kunci penting dalam pencegahan penyakit yang satu ini. Berjalan atau jogging minimal tiga kali seminggu dapat menurunkan TIO (tekanan intraokuler). Jangan lupa, menjaga pola makan dan membatasi makanan manis agar terhindar dari penyakit diabetes melitus yang juga merupakan faktor risiko. 

Artikel terkait: Mata Bintitan, Kenali Penyebab, Pencegahan dan Cara Mengatasinya

Komplikasi Glaukoma

Pasien yang didiagnosis dengan gangguan penglihatan ini sangat dianjurkan untuk menjalani pengobatan. Pasalnya, pasien tanpa perawatan atau pengobatan akan mengalami komplikasi, termasuk kebutaan permanen.

Kebutaan yang ditimbulkan terdiri dari kebutaan yang tidak menimbulkan rasa sakit dan OAG atau glaukoma absolut, serta  mata buta yang menyakitkan. 

Kapan Harus ke Dokter

Penyakit ini pada awalnya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, jika mengalami gejala tertentu pada mata dan memiliki riwayat keluarga glaukoma atau faktor risiko lebih dari satu, maka Parents perlu memeriksakan diri ke dokter. Melakukan pemeriksaan mata secara teratur dapat mendeteksi adanya gangguan sedini mungkin.

Dokter akan merekomendasikan jadwal pemeriksaan rutin sesuai kondisi mata pasien. Biasanya, pasien diharapkan melakukan kontrol setiap 3-6 bulan sekali. Anjurkan juga anggota keluarga lainnya untuk memeriksakan diri apabila terdapat riwayat keluarga yang menderita glaukoma. 

Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi

At a glance: Glaucoma
www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases/glaucoma

What Is Glaucoma? Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment
www.aao.org/eye-health/diseases/what-is-glaucoma

Baca juga:

id.theasianparent.com/mata-kuning

id.theasianparent.com/deteksi-penyakit-lewat-mata

id.theasianparent.com/mata-buram-sebelah

Penulis

Titin Hatma