Mata menjadi salah satu indra yang penting untuk fungsi penglihatan. Kelainan pada mata bisa membuat fungsinya ini terganggu, misalnya saja kondisi hifema.
Hifema merupakan kelainan yang terjadi pada mata karena adanya darah di bilik mata depan, area di antara kornea dan iris. Perdarahan yang terjadi ini umumnya bisa terlihat secara langsung dengan mata telanjang, tetapi ada juga yang harus melalui pemeriksaan.
Pada banyak kasus, perdarahan yang dialami hanya sedikit. Meski demikian, ketajaman penglihatan akan tetap terpengaruh.
Darah tersebut dapat menutupi sebagian atau seluruh iris dan pupil. Darah yang keluar tersebut kemudian bercampur dengan cairan mata yang jernih.
Hifema disebabkan oleh robeknya pembuluh darah akibat adanya benturan. Benturan ini bisa disebabkan oleh banyak hal mulai dari pukulan, terkena siku, jatuh, dan lain sebagainya. Ada juga yang disebabkan karena kondisi atau tindakan medis.
Kondisi perdarahan pada hifema ini bisa disertai rasa sakit. Hal ini berbeda dari perdarahan yang terjadi di lapisan tipis konjungtiva yang tak disertai sakit.
Gejala Hifema
Kondisi ini pada setiap kasus bisa berbeda-beda penyebab dan keparahannya. Lantaran bisa menyebabkan tertutupnya penglihatan sebagian atau seluruh, sebaiknya kondisi ini tidak diabaikan begitu saja. Hal ini tentu saja untuk mencegah komplikasi atau kerusakan lebih lanjut.
Adapun beberapa gejala yang bisa diamati antara lain:
- Darah di mata
- Mata terasa sakit
- Penglihatan kabur atau terhalang
- Tekanan pada bola mata meningkat
- Mata sensitif terhadap cahaya (fotofobia)
- Pada hifema ringan, darah di mata hanya dapat terlihat melalui pemeriksaan mata oleh dokter
- Pada hifema yang parah, mata bisa terlihat seperti dipenuhi oleh darah
Berdasarkan keparahan dan banyaknya darah yang ke luar atau memenuhi bilik mata, kondisi ini bisa dibedakan menjadi 4 tingkatan di antaranya:
- Tingkat 1: Terdapat darah kurang dari sepertiga bilik depan mata
- Tingkat 2: Ada sepertiga hingga setengah darah di bilik depan mata
- Tingkat 3: Darah ada di lebih dari bilik depan mata
- Tingkat 4: Terdapat darah di seluruh bilik mata anterior
Selain ke empat kondisi tersebut, ada juga mikrohifema yang hanya bisa dilihat melalui pemeriksaan oleh dokter secara langsung.
Penyebab Hifema
Menilik penyebabnya, kondisi ini bisa terjadi karena dua faktor, yakni karena cedera fisik dan masalah medis.
1. Traumatic Hyphema
Kondisi hifema ini terjadi saat mata mengalami benturan, seperti saat sedang olahraga. Hal lain yang menjadi penyebabnya ialah jatuh dan kecelakaan. Kondisi ini sering dialami oleh anak laki-laki yang masih aktif bermain dan beraktivitas.
2. Spontaneous Hyphema
Hifema jenis ini bisa disebabkan oleh berbagai kondisi medis seperti:
- Riwayat operasi pada mata
- Kelainan darah, seperti thalasemia
- Anemia sel sabit
- Kanker mata melanoma
- Uveitis atau gangguan pembekuan darah, seperti hemofilia dan penyakit Von Willebrand
- Tumor mata
- Neovaskularisasi atau pembentukan pembuluh darah abnormal akibat retinopati diabetik atau iskemia
- Leukemia
- Infeksi mata akibat virus herpes
- Komplikasi pascaoperasi mata, seperti iris tergores saat implan lensa
Kapan Harus ke Dokter?
Saat mengalami berbagai gejala di atas, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Bisa dibilang, hifema menjadi kondisi darurat. Terutama bila Anda mengalami kecelakaan, benturan, atau cedera di area mata sebaiknya segera lakukan pemeriksaan detail terkait kondisi mata untuk menghindari komplikasi.
Komplikasi Hifema
Sebagian besar kasus hifema bisa sembuh sepenuhnya. Namun, kondisi keparahan dan penanganan menentukan kesembuhan para pasien. Bila tak tertangani dengan baik, pasien hifema bisa mengalami berbagai kemungkinan komplikasi sebagai berikut.
- Kornea ternoda oleh darah
- Glaukoma
- Perdarahan berulang
- Kebutaan
Pengobatan Hifema
Dokter biasanya akan menyesuaikan pengobatan dengan tingkat keparahan kondisi hifema ini. Pada kondisi yang ringan, beberapa saran dokter untuk pasien yang mengalaminya di antaranya:
- Beristirahat total dengan poissi kepala lebih tinggi
- Menggunakan penutup mata pada bagian mata hifema
- Mengonsumsi paracetamol untuk meredakan sakit, tetes mata atropine, dan kortikosteroid tetes mata yang sudah diresepkan
- Tidak melakukan aktivitas yang membuat mata banyak bergerak
- Mengonsumsi obat anti mual karena muntah bisa menambah tekanan mata
Itulah berbagai gejala, penyebab, diagnosis, hingga penanganan hifema. Semoga bermanfaat.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca Juga:
Waspada rabun mata pada anak, kenali gejala dan pencegahannya di sini!
Dapat Mengganggu Penglihatan, Kenali Gejala Kondisi Mata Malas pada Anak Sejak Dini
Screen Time Meningkat, Ini 8 Cara Menjaga Kesehatan Mata Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.