Gigi susu seringkali diabaikan karena sifatnya yang sementara. Padahal menjaga kesehatan dan kebersihan gigi susu akan berdampak positif pada tumbuh kembang anak.
Yuk cari tahu apa saja fakta seputar gigi susu dan cara merawatnya.
Daftar isi
Pertumbuhan Gigi Susu
Dikutip dari NHS, beberapa bayi ada yang sudah memiliki gigi pertama pada saat dilahirkan. Adapula yang tumbuh sebelum si kecil berusia empat bulan hingga setelah dua belas bulan. Namun, umumnya gigi susu tumbuh pada saat usia anak enam bulan.
Sifatnya yang tidak permanen membuat kemunculan gigi susu pada setiap anak berbeda-beda. Ras, etnik, demografi dan asupan nutrisi si kecil juga menjadi faktor yang mempengaruhinya.
Jika dijumlah, maka total gigi susu terdapat 20 buah, di mana terdiri dari delapan gigi seri atau gigi depan, empat gigi taring, dan delapan gigi geraham.
Pertumbuhan gigi susu si kecil juga memiliki tahapan yang berbeda tergantung pada usianya. Berikut ini tahap pertumbuhan gigi susu si kecil.
Artikel terkait: Takut ke dokter gigi sering dialami anak, ini tips yang perlu Parents lakukan
Tahap 1: Usia 0-6 bulan
Ketika bayi lahir mereka sudah memiliki 20 gigi lengkap yang letaknya di dalam gusi. Pada fase ini gigi disebut sebagai gigi susu karena bayi hanya mengonsumsi ASI sebagai asupan utamanya.
Sebagian anak mulai tumbuh gigi pada usia empat bulan, namun tidak sedikit yang belum memiliki gigi sama sekali hingga usianya enam bulan dan ini tergolong wajar kok, Bun.
Tahap 2: Usia 6-10 bulan
Gigi pertama yang muncul adalah gigi seri bagian depan di atas dan bawah. Pertumbuhan gigi dapat ditandai dengan keluarnya air liur yang lebih banyak, sering menggigit tangan, mainan atau benda keras lain. Adanya tekanan pada gusi yang bergelombang karena terdapat gigi di dalamnya dapat meredakan sakit.
Untuk itu Parents harus lebih memperhatikan pemberian MPASI. Berikan asupan yang bertekstur padat seperti buah alpukat, pisang, atau wortel untuk memberikan rasa nyaman dan mengurangi nyeri di sekitar gusi.
Tahap 3: Usia 10-14 bulan
Pada fase ini gigi geraham mulai tumbuh. Tidak berbeda dengan tahap sebelumnya, namun Parents akan merasa jika si kecil menjadi lebih rewel dan intensitas air liurnya juga lebih banyak. Kondisi demikian secara otomatis mempengaruhi tingkat nafsu makan dan kurangnya waktu tidur di malam hari.
Tahap 4: Usia 16-22 bulan
Selanjutnya muncul gigi taring, gigi berujung lancip yang posisinya berada di antara gigi seri dan gigi geraham. Parents tetap direkomendasikan untuk menciptakan suasana yang nyaman seperti meningkatkan sentuhan fisik karena itu sangat dibutuhkan saat anak sedang tumbuh gigi.
Tahap 5: Usia 25-33 bulan
Pada usia ini gigi geraham utama hadir dan menjadi fase terakhir dalam pertumbuhan gigi susu si kecil. Meski begitu, periode ini justru menjadi yang paling tidak nyaman pada beberapa balita.
Artikel terkait: Perlukan Bayi Dipijat? Ini Fakta dan Panduan Memijat Bayi
Fakta Gigi Susu
1. Gigi susu membutuhkan perawatan
Ada banyak manfaat jika gigi susu tumbuh tanpa masalah kesehatan. Selain mempermudah aktivitas makan, kondisi ini juga dapat membantu mereka untuk berbicara, menentukan struktur wajah hingga memberikan ruang yang cukup untuk gigi permanen tumbuh.
2. Gigi permanen akan tumbuh sebelum waktunya
Salah satu yang membuat posisi gigi tidak rata adalah gigi permanen yang muncul terlalu dini. Hal ini membuat gigi susu terdekatnya bergeser. Jika ruangnya tidak cukup, bisa saja gigi tumbuh dengan posisi miring atau berdesakan.
3. Gigi susu akan tanggal secara bergantian
Tanpa disadari gigi susu akan tanggal atau copot sesuai yang pertama tumbuh. Dimulai dari gigi seri bagian bawah kemudian gigi seri bagian atas. Setelah itu baru diikuti yang lain hingga total 20 gigi susu.
Masalah Gigi Susu pada Anak
Ketika terjadi masalah pada kesehatan gigi si kecil, mungkin Parents akan khawatir. Namun, sebelum itu terjadi, Parents harus mengetahui masalah apa saja yang paling sering dialaminya.
1. Gigi berlubang
Gigi berlubang menjadi masalah kesehatan gigi yang cukup sering terjadi. Hal ini disebabkan karena anak sering mengonsumsi asupan manis dan tidak menyikat gigi setelahnya.
2. Gigi keropos
Penyebab dari permasalahan ini seringkali dialami anak yang sering menggunakan dot atau botol susu hingga terbawa tidur. Secara perlahan gigi mengalami pengroposan hingga akhirnya yang tersisa hanya akar gigi saja.
3. Perubahan warna gigi
Warna gigi yang berubah menjadi kekuningan atau kecoklatan akibat dari tidak menjaga kebersihan gigi dengan baik, seperti jarang menyikat gigi terlebih setelah makan atau sebelum tidur.
4. Gigi sensitif
Gigi sensitif dapat terjadi disebabkan enamel gigi yang menipis karena faktor dari asam dan bakteri. Akibatnya timbul rasa ngilu dan nyeri ketika mengonsumsi makanan panas dan dingin.
5. Menggertakkan gigi
Kebiasaan yang tidak disengaja ini terlihat pada sebagian besar bayi dan balita. Anak-anak mungkin mengatupkan atau menggemeretakkan gigi mereka karena beberapa ketidaknyamanan di rahang mereka ketika gigi sulung mereka mulai muncul.
Namun, anak-anak berhenti melakukan ini setelah gigi mereka tumbuh. Tetapi beberapa anak mungkin terus menggemeretakkan gigi mereka dan berisiko mengikis email gigi mereka. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan gigi atau bahkan gigi sensitif.
6. Kebiasaan menjulurkan lidah
Kebiasaan menelan makanan sambil menjulurkan lidah ke depan pada bibir atas dikenal dengan istilah ‘tongue thrusting‘. Ini memiliki efek yang mirip dengan mengisap jempol dan dapat menyebabkan gigi menonjol keluar. Ini mungkin juga mengganggu bayi saat yang benar.
Artikel terkait: Anak Terlambat Tumbuh Gigi? Jangan Panik, Ini Penjelasan Dokter Gigi
Cara Merawat Gigi Si Kecil
1. Ajak anak menyikat gigi secara rutin
Langkah awal yang bisa parents lakukan bangun kebiasaan menyikat gigi dua kali setiap hari. Pastikan juga pasta gigi yang digunakan mengandung fluoride. Namun, perhatikan jumlah takarannya, ya.
2. Batasi asupan manis
Berikan si kecil makanan sehat dan camilan yang tidak mengandung terlalu banyak gula. Keju, susu, dan yogurt adalah beberapa pilihan yang baik karena rendah gula namun tinggi kalsium.
3. Hindari minum susu hingga tertidur
Kandungan gula yang tersisa akan menempel pada gigi dan akan menyebabkan karies gigi di kemudian hari.
4. Rutin kontrol ke dokter gigi
Mengunjungi dokter gigi direkomendasi setiap enam bulan sekali. Hal ini bertujuan untuk merawat dan mencegah dari berbagai masalah kesehatan gigi.
***
Pada akhirnya gigi susu memang akan terganti oleh gigi permanen. Namun kesehatan gigi susu tetap bersifat penting karena berkontribusi terhadap tumbuh kembang si kecil.
Baby teething symptoms
https://www.nhs.uk/conditions/baby/babys-development/teething/baby-teething-symptoms/
Stages of Teething in Babies and Children
Most Common Issues With Baby Teeth
https://flatironsdentist.com/most-common-issues-with-baby-teeth/
Common Teeth Problems in Children Every Parent Should Be Aware Of
How to Prevent Tooth Decay in Your Baby
Baby’s First Tooth: 7 Facts Parents Should Know
Baca juga
Jangan salah kaprah! Gigi susu berlubang bisa berbahaya bagi anak
Jangan sampai salah, kondisi ini membuat gigi anak perlu dicabut oleh dokter
Bayi 11 Bulan Belum Tumbuh Gigi? Ini Penyebab dan Cara Merangsangnya