Kasus positif yang kian meningkat setiap harinya membuat Indonesia kini resmi memasuki gelombang ketiga COVID-19. Hal ini seperti yang disebutkan dr. Siti Nadia Tarmizi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes.
Mengutip dari CNN Indonesia, dr. Nadia menyebutkan bahwa Indonesia sudah memasuki gelombang ketiga dikarenakan lonjakan kasus penularan varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau Omicron yang semakin meningkat. Berikut informasi selengkapnya terkait Indonesia yang memasuki gelombang ketiga virus Corona.
Benarkah Indonesia Resmi Masuk Gelombang Ketiga?
Sumber: Pexels
“Iya, sudah mulai masuk gelombang tiga, karena kasus, kan, mulai naik,” kata dr. Nadia, mengutip dari CNN Indonesia pada Rabu (2/2/2022).
Sebelumnya, dr. Nadia juga masih menyebutkan bahwa benar atau tidaknya gelombang ketiga ini masih dalam tahap pengecekan. Sebab, peningkatan kasus baru terjadi sepanjang satu hari lalu.
Meskipun positivity rate meningkat dalam kurun 10 hari terakhir, tetapi dr. Nadia meyakini ini sebagai keberhasilan dalam hal testing dan tracing. Di mana dapat disimpulkan bahwa adanya lonjakan kasus ini berarti adanya kemampuan deteksi yang semakin baik.
“Hal ini penting untuk mencegah keterlambatan penanganan kasus mengingat varian Omicron yang memiliki persebaran lebih cepat namun cenderung tidak bergejala,” kata dr. Nadia dikutip dari DetikHealth pada Rabu (2/2/2022).
Artikel terkait: Miliki Gejala yang Mirip, Mungkinkah Omicron Bakal Jadi Flu Biasa?
IDI Sudah Meyakini Gelombang Ketiga
Sumber: Twitter/ProfesorZubairi
Serupa dengan yang disampaikan Kemenkes, Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban juga telah meyakini bahwa gelombang ketiga COVID-19 memang sudah terjadi.
Melalui Twitter pribadinya, Prof Zubairi menyebutkan bahwa Indonesia telah masuk ke fase ketiga COVID-19. Salah satu indikasi yang jelas terlihat adalah semakin meningkatnya jumlah kasus aktif saat ini.
“Bagi yang mengira kita telah masuk gelombang tiga, ya kita telah ‘berhasil’ memasukinya. Kasus naik tiap hari, BOR dan positivity rate juga, plus klaster,” cuitan Prof Zubairi pada Senin (31/1/2022).
Artikel terkait: Angka Kasus Meningkat, Waspada Gejala COVID-19 Varian Omicron pada Anak
Kemampuan Testing yang Masih Terbatas
Sumber: Pexels
Pendapat lainnya juga disampaikan oleh pakar epidemiologi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman. Mengutip dari DetikHealth, disebutkan oleh Dicky bahwa kemampuan testing masih terbatas. Sehingga ia meyakini bahwa jumlah kasus sebenarnya lebih tinggi dari konfirmasi harian yang dilaporkan.
“Dan kalau bicara jumlah kasus di masa puncak, dan saat ini pun sebenarnya sudah 10 kali lipat dari yang dilaporkan, itu sudah ada. Iya setidaknya di atas 100, 200 ribu per hari itu ada, kalau pada masa puncak, ya bisa sampai 300-500 ribu,” ujar Dicky, mengutip dari DetikHealth pada Rabu (2/2/2022).
Artikel terkait: 4 Fakta Asal-usul Kasus Penularan Omicron di Indonesia, Masih Ada yang Tak Terdeteksi
Varian Omicron Disebut sebagai Penyumbang Terbesar
Sumber: Pexels
Melonjaknya kasus aktif COVID-19 saat ini diyakini para pakar dari adanya varian baru Omicron yang sudah terdeteksi beberapa waktu terakhir. Terlebih varian ini menurut beberapa penelitian, gejala yang dirasakan relatif lebih ringan atau bahkan tanpa gejala.
Dengan kondisi yang seperti ini, tentunya semakin memperkuat gelombang ketiga terjadi. Sebab, banyak masyarakat yang cenderung tidak memeriksakan diri jika hanya merasakan keluhan ringan atau bahkan tidak bergejala sama sekali.
Masyarakat Diminta Tetap Tenang dan Waspada
Sumber: Pexels
Kendati gelombang ketiga COVID-19 sudah terjadi, tetapi para pakar meminta kepada masyarakat untuk tidak panik berlebihan dalam menyikapi adanya lonjakan kasus yang terjadi setiap harinya.
Seperti yang dipesankan oleh Prof Zubairi dalam cuitannya. “Tapi jangan panik. Kita bisa atasi sebelum menjadi lebih buruk. Pemutusan penularan harus dilakukan cepat dan efisien.”
Lebih lanjut, dr. Nadia juga memberikan imbauan kepada masyarakat untuk kembali melakukan lockdown sementara apabila ditemukan adanya klaster baru COVID-19.
P2PML Kemenkes sekaligus Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 itu juga mengimbau kembali masyarakat agar segera mendapatkan vaksinasi dua dosis hingga lanjutan atau booster. Vaksinasi perlu dilakukan sebagai bentuk proteksi tambahan dari maraknya penularan varian Omicron saat ini.
“Tetap memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas dalam praktik kehidupan sehari-hari untuk memberikan perlindungan yang optimal,” ungkap dr. Nadia masih mengutip dari CNN Indonesia.
Itulah informasi terkait Indonesia yang resmi masuk gelombang ketiga COVID-19. Sesuai dengan anjuran para pakar kesehatan, jangan lengah dalam memperketat protokol kesehatan, ya!
Baca juga:
Wajib Tahu! Perbandingan Varian COVID-19, Manakah yang Paling Berbahaya?
Kriteria Pasien COVID-19, RS Fokus kepada Pasien Gejala Berat
5 Fakta Varian BA.2, Mutasi Terbaru Omicron
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.