Jumlah kasus infeksi yang disebabkan oleh virus corona baru varian Omicrom di Indonesia semakin terus bertambah. Melansir dari CNBC Indonesia, dalam sepekan terakhir, kasus harian melonjak di angka 4.518 kasus. Meski demikian, banyak ahli mengatakan bahwa varian ini lebih ringan dibandingkan varian sebelumnya. Namun, mungkinkan varian Omicron bakal jadi flu biasa?
Seperti diketahui, gejala infeksi Omicron memang mirip dengan flu biasa. Melansir dari Detik, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) pun membenarkan mengenai hal ini. Meski demikian, PDPI mengatakan bahwa ada beberapa perbedaan mendasar antara infeksi varian Omicron dan flu biasa.
Artikel terkait: Jakarta Jadi Episentrum COVID-19, Masyarakat Diminta Kurangi Bepergian
Omicron Bisa Jadi Flu Biasa dari Segi Gejala
Virus corona baru varian Omicron tetap dapat berpotensi menyebabkan gejala yang serius pada pasien. Dengan demikian, risiko kematian pada kelompok rentan, seperti lansia, pengidap komorbid, dan anak-anak, pun masih cukup tinggi.
Belum lama ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) pun mengumumkan kasus kematian yang disebabkan oleh infeksi virus corona baru varian Omicron.
Melansir dari CNN Indonesia, kematian tiga pasien COVID-19 varian Omicron tersebut dilaporkan memiliki lebih dari satu penyakit penyerta atau komorbid. Satu di antaranya pun dilaporkan belum melakukan vaksinasi COVID-19 sama sekali.
Mengingat kasus tersebut, dr Erlina Burhan, Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat PDPI, pun menegaskan bahwa opini Omicron bakal jadi flu biasa bisa dibenarkan dalam segi gejala, tetapi tetap saja dari segi penyakit dan penanganan, keduanya tidak bisa disamakan.
“Banyak orang yang punya opini bahwa ke depannya COVID-19 terutama model Omicron ini tidak lebih dari flu biasa. Mungkin bisa benar seperti itu dari sisi gejala, karena gejalanya mirip. Batuk pilek (seperti) hidung tersumbat, kemudian cairan di hidung atau meler, dan juga rasa lesu, lemah, demikian kadang demam ini mirip flu biasa,” ujar Erlina, seperti dikutip di Detik.
“Tapi khusus Omicron terutama kalau dia lanjut usia, orang dengan penyakit komorbid atau penyerta, anak-anak, perlu perhatian khusus. Kalau derajat beratnya penyakit itu bukan ringan, maka sebaiknya dirawat,” imbuhnya.
Artikel terkait: Rasakan KIPI setelah Vaksin Covid-19 pada Anak, Bagaimana Cara Mengatasinya?
Mata Rantai Penularan COVID-19 dan Omicron Harus Diputus
Ia pun menyebut untuk memutus mata rantai penularan virus corona baru varian Omicron, perlu disikapi dengan pembatasan tatap muka dan pemakaian masker. Hal ini dilakukan mengingat varian ini menyebar lebih cepat daripada varian lainnya.
“Saya agak mengkhawatirkan kalau narasi dikatakan persis seperti flu ini menjadi pendapat masyarakat, kenapa? Selama ini masyarakat menganggap flu itu hal biasa tidak perlu perlakuan apa-apa. Padahal kalau flu gejala flu pada Omicron, itu harus ada perlakuan khusus. Contohnya pakai masker, kemudian kalau isolasi mandiri di rumah itu tidak dilakukan flu biasa,” papar Erlina.
Dengan demikian, meskipun gejalanya sama, opini Omicron bakal jadi flu biasa merupakan hal yang perlu dipertanyakan lagi ya, Parents. Hal ini mengingat risiko kematian yang disebabkan oleh virus corona varian ini masih menjadi sesuatu yang serius dan perlu diperhatikan, terutama bagi kelompok rentan.
***
Baca juga:
Anak SD Meninggal Usai Vaksin COVID-19, Ini Penjelasan Dinkes
Haruskah Anak Melakukan Tes COVID-19 Sebelum Vaksinasi? Ini Penjelasannya!
4 Fakta Varian Lambda, Disebut Lebih 'Kebal' Vaksin COVID-19!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.