Benarkah Mulai Abai Protokol Kesehatan Ciri Pandemic Fatigue? Ini Penjelasannya!

Pandemic fatigue sumbang lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia, seperti apa gejalanya?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sejak Maret 2020, pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia dan nampaknya belum ada tanda akan segera berakhir. Bahkan, Satgas COVID-19 terus mencatat kasus konfirmasi positif hingga korban meninggal yang semakin bertambah setiap harinya. Lantas, mungkinkah gejala pandemic fatigue menjadi pendorong fakta tersebut?

Apa Itu Pandemic Fatigue?

Masih segar dalam ingatan ketika awal pandemi, seluruh masyarakat terjebak panic buying dengan membeli produk kesehatan, seperti vitamin, masker, dan hand sanitizer. Alhasil, fenomena ini sempat membuat produk tersebut dibanderol dengan harga fantastis oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Tak selesai sampai di situ, pemerintah bergerak cepat menutup tempat yang ditengarai dapat memicu kerumunan. Suka tak suka, gerakan masyarakat dibatasi dan dianjurkan untuk tidak keluar rumah kecuali ada kepentingan mendesak. Sederhananya, masyarakat dipaksa untuk meninggalkan aktivitas normal yang dahulu bisa bebas dilakukan.

Berbulan-bulan lamanya, banyak orang lalu mulai berpikir: ‘ah, apa salahnya makan di kafe itu sebentar saja. Toh, enggak ramai, dan sudah sekian bulan lamanya saya baik-baik saja’. Akhirnya masyarakat pun mulai tergoda untuk berkumpul, makan di luar, bahkan berlibur di luar kota! Ya, rasa bosan mulai melanda.

Artikel terkait: KDRT meningkat selama masa pandemi, apa yang harus dilakukan?

Merujuk pada data Satgas Penanganan COVID-19, terhitung sejak minggu ketiga September hingga minggu akhir Desember 2020 persentase kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan menurun.

Sebanyak 28% orang enggan mengenakan masker, serta 20,6% orang cenderung tidak menjaga jarak dan berani berkumpul dalam jumlah banyak. Tak pelak, hal ini berkontribusi menambah lonjakan kasus pandemi di tanah air. Lalu, apa hubungannya dengan pandemic fatigue?

Pandemic fatigue merupakan sebuah respons alami dan normal dalam diri seseorang yang merasa lelah secara fisik dan mental akibat pandemi COVID-19. Bayangkan saja, selama 10 bulan lebih lamanya banyak orang harus menahan diri di rumah saja.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Wajar jika seseorang mulai merasakan burnout karena semuanya harus dilakukan di rumah. Mulai dari bekerja sampai anak sekolah, semuanya harus di rumah. Belum kalau rumahnya tidak terlalu nyaman, lama-lama dapat memicu pertengkaran dengan anggota keluarga,” demikian penuturan Ketua Prodi Spesialis Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Natalia Widiasih Raharjanti, mengutip dari laman Kompas.

Artikel terkait: 4 Rekomendasi Vitamin untuk Pasien COVID-19, Apa Saja?

Gejala Pandemic Fatigue

Kendati terdengar asing, gejala pandemic fatigue dapat dialami oleh siapa saja. Cirinya bisa bervariasi pada setiap orang. Biasanya, ciri ini bisa terlihat secara fisik dan mental.

Secara fisik, Anda akan merasa tubuh sangat lelah padahal aktivitas yang dilakukan terbilang berkurang. Anda juga akan merasa lesu, tidak bergairah melakukan apapun, rasanya ingin rebahan saja. Pun bisa mengalami perubahan pola makan dan tidur, bisa lebih banyak atau sangat kurang dibanding biasanya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dari segi mental, seseorang akan mengalami perubahan suasana hati. Anda akan mudah merasa gelisah, sedih, mudah tersinggung dalam waktu bersamaan. Anda juga merasa kurang termotivasi dan sulit konsentrasi.

Dilihat dari pola mikir, Anda mulai tergoda mengabaikan aturan protokol kesehatan yang ada karena melihat orang lain melakukan hal serupa dan baik-baik saja.

“Ada orang yang karena sudah lelah, yang tadinya dia sudah sangat tertib terus lihat orang sekitarnya sembarangan ya sudah jadi apatis. Ini memang tergantung pola pikir. Apakah orang ini sedang ada di zona cemas atau sudah mencapai zona belajar?

Naik turunnya situasi ini tentu dipengaruhi oleh banyak hal. Kepribadian, ilmu pengetahuan, dan bagaimana orang melihat suatu masalah menentukan. Kalau segala hal dilihatnya negatif terus, pasti akan mudah lelah”, urai Natalia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Penting! Ini 5 Pertanda Gejala COVID-19 Sudah Merembet ke Paru-paru

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Umumnya, pandemic fatigue atau lelah karena pandemi ini banyak dialami oleh remaja dan orang dewasa muda. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan sosialisasi dengan orang banyak. Terlebih, sudah rahasia umum bahwa masyarakat Indonesia gemar berkumpul untuk mendiskusikan banyak hal.

Kendati begitu, harus disadari bahwa pandemi ini masih ada. Walaupun program vaksinasi sudah dalam proses, adalah hal yang bijak bagi kita semua tetap berpegang pada protokol kesehatan. Jika pandemic fatigue sudah terlihat mulai menghampiri, cobalah lakukan hal berikut ini:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Ingatkan diri sendiri bahwa tidak semua situasi bisa dikontrol. Setiap orang tidak bisa mengontrol orang lain, tetapi bisa membatasi diri sendiri. Utamakan kesehatan diri dengan tetap melakukan 3M yaitu mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak. Sadari bahwa setiap aktivitas interaksi memungkinkan Anda tertular atau bahkan menularkan orang lain
  • Terapkan hidup sehat. Selain protokol kesehatan, jangan lupakan pula pola hidup sehat di rumah. Jaga pola makan, pola istirahat, dan rutin berolahraga
  • Batasi asupan berita. Masuknya pandemi membuat arus informasi mengalir deras, termasuk informasi yang belum tentu benar adanya. Perbanyak membaca berita positif, alih-alih berita yang menakuti dan memicu stres berlanjut
  • Jaga komunikasi dengan orang terdekat. Tak hanya Anda, setiap orang menyikapi pandemi ini dengan cara berbeda. Agar tidak merasa kesepian, tetap jalin komunikasi dengan orang dekat, mulai dari keluarga, rekan sejawat di kantor, hingga sahabat dekat. Ganti pertemuan langsung dengan telepon atau video call melalui aplikasi yang tersedia.
  • Lakukan relaksasi. Penting bagi Anda mengenali tanda diri mulai merasa lelah, baik secara fisik atau mental. Jika tubuh sudah merasa lelah, tak ada salahnya sejenak berhenti dan tidak melakukan apa-apa. Tidur menjadi cara paling mudah dan murah yang bisa dilakukan. Temukanlah cara rileks versimu sendiri.

Parents, semoga informasi seputar gejala pandemic fatigue ini bermanfaat!

Baca juga:

13 Cara Paling Efektif untuk Menghindari Virus Corona, Jangan Sampai Lupa!

id.theasianparent.com/aplikasi-penanganan-covid-19

Perlu Tahu! Ini Bedanya Pusing karena COVID-19 dengan Sakit Kepala Biasa

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan