Saat ini, kasus COVID-19 di Indonesia kembali meningkat setiap harinya. Hal ini diketahui sejak munculnya varian baru yakni Omicron yang disebut lebih cepat menularkan virus. Meski kebanyakan terjadi pada orang dewasa, tapi orang tua juga perlu mewaspadai gejala Omicron pada anak.
Mengutip dari Ciputra Hospital, disebutkan oleh para ahli bahwa anak-anak yang terinfeksi COVID-19 umumnya tidak bergejala atau hanya gejala ringan. Namun, di gelombang kedua pandemi, tingkat infeksi pada anak justru cenderung lebih tinggi. Itulah mengapa saat ini orang tua diharap untuk lebih waspada dalam menjaga keamanan dan keselamatan buah hatinya.
Untuk mewaspadai gejala Omicron pada anak Parents, berikut kami rangkumkan gejala yang bisa saja timbul pada anak.
Gejala yang Terjadi pada Anak
Secara umum, varian Omicron memiliki beberapa gejala sebagai berikut:
- Pilek
- Sakit kepala
- Demam
- Kelelahan
- Sakit tenggorokan
Untuk anak-anak, disebutkan dalam situs Ciputra Hospital bahwa terdapat sebuah laporan yang baru-baru ini menunjukkan adanya infeksi varian Omicron pada anak. Anak usia di bawah 5 tahun penderita COVID-19 varian Omicron memiliki gejala batuk keras atau croup.
Penyakit ini biasanya juga disertai dengan beberapa gejala lainnya seperti demam, serak, dan pernapasan yang bekerja keras atau terdengar berisik. Sebagai pencegahan, orang tua bisa memberikan obat yang sudah diresepkan dokter atau menggunakan pengobatan rumahan untuk meringankan gejalanya.
Selain itu, Parents juga bisa memposisikan anak dalam posisi tegak untuk menyamankan pernapasan. Untuk melonggarkan lendir di orofaring, pastikan anak mencukupi cairannya. Namun, jika gejala tak kunjung membaik setelah pengobatan di rumah, segera bawa anak untuk mendapatkan penanganan medis.
Baca juga: Parents, Inilah Gejala Awal dan Tidak Biasa Virus Omicron Menurut Ahli
Pencegahan Varian Omicron pada Anak dan Keluarga
Sama seperti varian COVID-19 lainnya, orang tua diharapkan tetap waspada dalam melakukan tindakan untuk mengurangi risiko paparan COVID-19 varian Omicron pada anak. Berikut beberapa pencegahan yang bisa Parents lakukan:
- Ajak anak untuk selalu mengenakan masker yang menutupi hidung dan mulut ketika akan ke luar rumah, atau ketika sedang sakit.
- Mencuci tangan secara teratur dengan air mengalir dan sabun. Jika tidak memungkinkan menggunakan air mengalir, bisa menggunakan pembersih tangan atau hand sanitizer.
- Hindari anak berada dalam ruangan berventilasi buruk dan juga keramaian.
- Membuka jendela untuk meningkatkan pertukaran udara di dalam ruangan.
- Untuk anak usia 6 tahun ke atas yang sudah dianjurkan vaksinasi, orang tua sebaiknya membawa putra putrinya untuk turut mendapatkan vaksinasi COVID-19.
- Tetap di rumah jika tidak ada keperluan mendesak, dan selalu perhatikan protokol kesehatan yang ada.
Benarkah Anak Rentan Terinfeksi Varian Omicron?
Belum diketahui secara pasti apakah anak-anak juga lebih rentan terinfeksi COVID-19 varian Omicron atau tidak. Pasalnya, sampai saat ini pun para peneliti dunia masih terus melakukan penelitian dan terus memperbarui informasi yang ada secara lebih lanjut.
Belum ada penelitian pasti yang membuktikan. Namun, anak-anak yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial, sering berkumpul bersama, dan belum melakukan vaksinasi maka akan lebih rentan tertular COVID-19. Itulah mengapa orang tua perlu lebih waspada dan memberikan pengertian serta penjelasan kepada anak akan bahaya COVID-19, termasuk varian Omicron yang kini tengah marak.
Baca juga: Kasus Omicron pada Anak di Amerika Kian Meningkat, Ini Pesan Ahli
Komplikasi pada Bayi dan Anak
Meski belum diketahui pasti bagaimana bayi dan anak-anak akan bereaksi terhadap virus COVID-19, namun penularannya pada anak juga bisa mengalami asimtomatik atau gejala ringan yang menyerupai flu biasa.
Selain gejala berupa flu, anak yang terinfeksi COVID-19 juga bisa mengalami komplikasi yang mengakibatkan anak harus menjalani rawat inap atau lebih parahnya hingga kematian .
Jika anak sebelumnya memiliki penyakit bawaan, atau terlahir prematur, mereka mungkin lebih berisiko mengalami gejala yang lebih berat jika terinfeksi COVID-19. Ada pun penyakit bawaan yang biasanya menimbulkan komplikasi COVID-19 pada anak di antaranya jantung bawaan, masalah genetik, neurologis, serta metabolik.
Baca juga: Lebih Menular, Varian Baru COVID-19 Virus Omicron Diprediksi Picu Gelombang Ketiga
Gejala Post COVID-19 pada Anak
Tak hanya berbagai komplikasi yang terjadi, anak yang sudah terinfeksi COVID-19 juga bisa mengalami masalah kesehatan atau gejala yang baru, kembali muncul, atau terus terjadi selama 4 minggu atau lebih sejak pertama kali terinfeksi. Kondisi ini sering disebut sebagai post-covid syndrome.
Tak hanya dirasakan para penyintas COVID-19 dengan gejala berat, anak dengan gejala ringan juga bisa mengalami kondisi tersebut. Berikut beberapa gejala yang sering dilaporkan penderita post-covid syndrome, antara lain:
- Pusing
- Batuk
- Sesak napas/sulit bernapas lega
- Fatigue/rasa lelah, gejala yang dirasa memburuk setelah aktivitas/post-exertion malaise
- Kesulitan berpikir/berkonsentrasi/brain fog
- Demam
- Pusing ketika berdiri/lightheadedness
- Diare
- Nyeri dada/perut
- Rasa berdebar
- Nyeri otot/sendi
- Rasa kesemutan
- Gangguan tidur
- Ruam kulit, perubahan suasana hati, perubahan kemampuan indra penciuman/perasa, perubahan siklus menstruasi, dan rambut rontok
Dengan memahami gejala Omicron pada anak serta pencegahan yang bisa dilakukan seperti informasi di atas, diharapkan para orang tua dapat lebih berhati-hati untuk sama-sama melindungi anak dari COVID-19.
***
Baca juga:
Mata Gatal Bisa Jadi Gejala Omicron, Begini Penjelasan Dokter
Miliki Gejala yang Mirip, Mungkinkah Omicron Bakal Jadi Flu Biasa?
4 Fakta Asal-usul Kasus Penularan Omicron di Indonesia, Masih Ada yang Tak Terdeteksi